Desainer Mel Ahyar Hiasi Warisan Budaya Indonesia, Kenalkan Keindahan Tenun Lombok dan NTT

Minggu, 20 Agustus 2023 - 18:12 WIB
loading...
Desainer Mel Ahyar Hiasi...
Desainer Mel Ahyar meluncurkan tenun khas Lombok dan NTT di Tanda Cinta Warisan Budaya Indonesia yang digelar Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation. Foto/ Wiwie Heryani.
A A A
JAKARTA - Acara gathering Tanda Cinta Warisan Budaya Indonesia untuk Bhinneka Tunggal Ika yang digelar Warisan Budaya Indonesia (WBI) Foundation memasuki hari terakhir pada Minggu (20/8/2023).

WBI kali ini mengangkat produk dari Indonesia Timur. Beberapa anggota WBI dari berbagai kalangan pun turut hadir dalam acara yang diselenggarakan di WBI Store, Ashta District 8, Sudirman, Jakarta.

Salah satunya desainer ternama Tanah Air, Mel Ahyar. Dia meluncurkan karya keindahan wastra Indonesia dari tenun khas Lombok dan NTT.

Mel Ahyar menyebut, tema Indonesia Timur kali ini diangkat agar wastra dari Indonesia Timur bisa semakin dikenal lagi oleh masyarakat.

Jadi hari ini kita WBI itu bertemakan Indonesia Timur. Supaya lebih aware aja, dan di sini tuh WBI juga standby untuk misalnya kalau ada pengunjung memberikan pertanyaan seputar kain-kain dari Indonesia Timur, seperti yang aku pakai ini,” ujar Mel, saat diwawancara di lokasi, Minggu, (20/8/2023).

“Ini kan dari Lombok sama NTT. Jadi agar bisa mengundang curiosity dari pengunjung, antusias dari pengunjung untuk mencari tahu kain-kain khususnya Indonesia Timur,” lanjutnya.

Sebagai seorang desainer yang telah berkiprah selama puluhan tahun, Mel Ahyar lantas secara detail menjelaskan tentang karakter dari kain atau wastra khas dari Indonesia Timur, khususnya pada tenun-tenunnya yang unik.

Mel menyebut, salah satu alasan yang membuat kain Indonesia Timur lebih spesial dari kain-kain dari daerah lainnya adalah karena keunikan motif, pewarnaan alamnya, hingga proses pembuatannya yang terbilang cukup sulit, sehingga membuatnya cukup eksklusif.

“Rata-rata Indonesia Timur itu motif-motif coraknya itu sangat unik. Selain karena warna alamnya, keragaman motifnya itu agak sedikit seperti bisa dikatakan ada primitif desainnya,” terangnya.

“Jadi desain-desain kuno yang seperti ada corak-corak binatang, cicak, komodo, lalu ada sapi, ada macam-macam banget yang dipresent itu lebih tradisional banget,” lanjutnya.

Mel Ahyar lantas memperlihatkan outfit yang dikenakanannya untuk menjelaskan penerapan motif dan pewarna alam dalam tenun khas Indonesia Timur.

“Dan juga warna-warnya banyak warna alam. Dan juga motif yang bercorak seperti ini, seperti motif ikan, tapi geometris,” ungkapnya.

Karakter selanjutnya yang menurutnya ada pada tenun khas Indonesia Timur adalah bahan-bahannya yang cenderung kaku. Sehingga, menciptakan sebuah karya busana dari kain tenun Indonesia terbilang sulit.

“Selain warna-warna alam juga Indonesia Timur itu karakter bahannya itu rata-rata kaku ya. Awalnya mungkin karena dari Indonesia Timur karena dia bahannya kaku banget memang layaknya itu dipake sebagai bawahan, rok, atau dipakai sebagai kemben gitu,” paparnya.

“Dan itu yang lumayan membedakan tenunnya daripada tenun-tenun yang ada di Sumatera sama di Jawa yang mostly menggunakan sutera,” ucap dia lagi.

Meski begitu, karena masyarakat sekarang yang cenderung lebih ‘melek’ fashion membuat kepopuleran dari kain Indonesia Timur semakin meningkat.

Tak lagi sekadar digunakan sebagai kain bawahan, namun kini juga banyak dijadikan outer hingga padu-padan dalam sebuah outfit.

“Cuma nowdays, karena banyak anak-anak muda, atau orang-orang ibu kota yang pengen banget pakai kain dari Indonesia Timur, tetep bisa digunakan sebagai outer. Karena kain kan kita nggak setiap hari pakai, jadi karena ingin dipakai sehari-hari jadinya dibikin dengan desain-desain yang lebih simpel dan lebih easy to wear,” katanya.

Dia berharap, adanya acara tematik seperti WBI ini bisa lebih mengenalkan kain-kain dari Indonesia Timur yang tidak kalah indah dan unik dari kain-kain daerah lainnya.

“WBI berharap, tematik-tematik asal dari kain, seperti hari ini, orang-orang jadi lebih curious lagi dengan kain-kain dari Indonesia Timur itu karakternya seperti apa. Jadi, nggak cuma kenal batik atau kain -kain ikat yang dari Jawa, Sumatera, tapi juga kain-kain tenun yang karakternya kuat banget, biar Indonesia Timur juga jadi mendapatkan highlight dan mendapat hati pecinta fashion,” tutur dia.

Sebagai informasi, Warisan Budaya Indonesia Foundation sendiri telah mengadakan gathering Tanda Cinta Warisan Budaya Indonesia untuk Bhinneka Tunggal Ika sejak 17 Agustus 2023.

Acara ini mengangkat berbagai produk budaya dari berbagai daerah di Indonesia yang dikemas dengan berbagai tema seperti Madura, Sumatra, Jawa dan Indonesia Timur.

Produk budaya ini merupakan hasil karya UMKM Budaya, mulai dari produk fashion, aneka aksesoris hingga pelengkap interior.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini, pengunjung yang hadir juga bisa berbagi ilmu tentang kekayaan budaya Indonesia, sambil menikmati aneka hidangan khas kuliner daerah yang ada.

WBI Foundation juga melibatkan dan mengajak generasi muda pecinta budaya, untuk berpartisipasi dalam ajang “Culture Mania.”

Dengan memakai busana dengan sentuhan wastra dari berbagai daerah di Indonesia. Acara yang diiniasi oleh Bidang Anak Muda WBI ini diharapkan bisa membuat generasi muda semakin mengenal dan mencintai budaya Indonesia.

Selain diselenggarakan untuk membantu dan memberdayakan para pelaku UMKM budaya, kegiatan ini juga menjadi wujud kepedulian WBI untuk persatuan dan kesatuan yang menjadi keharusan untuk terus dijaga dan terbingkai dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Agar keberagaman budaya Indonesia tidak hanya menciptakan mata rantai yang indah, juga menjadikan Indonesia semakin mendunia.
(tdy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4798 seconds (0.1#10.140)