5 Minuman yang Merusak Ginjal menurut Penelitian, Ayo Hindari Konsumsinya Mulai Sekarang!
loading...
A
A
A
Minuman yang merusak ginjal wajib dibatasi konsumsinya. Ya, beberapa jenis minuman diketahui dapat merusak ginjal bila dikonsumsi berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama.
Ginjal memainkan peran penting dalam membuang racun dan cairan ekstra dari tubuh. Organ ini juga membantu menjaga keseimbangan air, garam, serta mineral yang sehat di dalam darah, yang diperlukan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Namun, gaya hidup yang tidak sehat berpotensi merusak ginjal. Salah satunya dalam hal pemilihan minuman.
Beberapa jenis minuman diketahui dapat merusak ginjal, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan. Apa saja itu? Mengutip laman Eat This Not That, Sabtu (26/8/2023), berikut di antaranya.
Sementara itu, temuan yang diterbitkan dalam jurnal Epidemiology menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi dua atau lebih soda setiap hari, yang biasanya mengandung asam fosfat, berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang menghindari minuman tersebut.
Hal tersebut ditemukan dalam penelitian pada 2017 yang melibatkan 156.735 peserta perempuan dan 40.536 peserta laki-laki. Hasilnya, mengonsumsi suplemen vitamin C dengan dosis tinggi memberikan peningkatan risiko penyakit batu ginjal, terutama pada partisipan laki-laki.
Ginjal memainkan peran penting dalam membuang racun dan cairan ekstra dari tubuh. Organ ini juga membantu menjaga keseimbangan air, garam, serta mineral yang sehat di dalam darah, yang diperlukan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Namun, gaya hidup yang tidak sehat berpotensi merusak ginjal. Salah satunya dalam hal pemilihan minuman.
Beberapa jenis minuman diketahui dapat merusak ginjal, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan. Apa saja itu? Mengutip laman Eat This Not That, Sabtu (26/8/2023), berikut di antaranya.
Minuman yang Merusak Ginjal
1. Soda
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Nephrology menemukan bahwa di antara 2.382 peserta dalam studi Tehran Lipid dan Glukosa, mereka yang minum lebih dari empat minuman ringan bergula (soda) dalam seminggu memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit ginjal dibandingkan yang hanya minum setengahnya. Yakni satu porsi soda atau kurang setiap minggu.Sementara itu, temuan yang diterbitkan dalam jurnal Epidemiology menyatakan bahwa orang yang mengonsumsi dua atau lebih soda setiap hari, yang biasanya mengandung asam fosfat, berisiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang menghindari minuman tersebut.
2. Soda Diet
Soda diet ternyata juga sama efeknya dengan soda. Menurut sebuah studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam Clinical Journal of American Society of Nephrology, di antara 3.318 wanita yang diobservasi dalam penelitian Nurses' Health Study, mereka yang minum dua atau lebih soda dengan pemanis buatan sehari, memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami penurunan fungsi ginjal.3. Jus Tinggi Gula
Dengan kandungan gula tinggi serta kalori yang banyak, jus bukanlah "teman" buat ginjal Anda. Hal itu diketahui dari sebuah penelitian, di mana di antara peserta studi Lipid dan Glukosa Teheran, orang yang meminum minuman manis memiliki tingkat penyakit ginjal kronis yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang jarang meminum minuman manis.4. Alkohol
Sebuah studi perbandingan yang diterbitkan dalam jurnal Nephrology Dialysis Transplantation menemukan bahwa di antara kelompok yang terdiri dari 6.259 orang dewasa, mereka yang mengaku sebagai peminum berat memiliki tingkat albuminuria yang jauh lebih tinggi. Ini merupakan indikator kandungan protein albumin dalam urin seseorang dan tanda penyakit ginjal.5. Minuman Vitamin C
Sebuah studi yang dipublikasikan American Journal of Kidney Diseases menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C dengan dosis tinggi secara terus-menerus dapat menimbulkan risiko terhadap ginjal.Hal tersebut ditemukan dalam penelitian pada 2017 yang melibatkan 156.735 peserta perempuan dan 40.536 peserta laki-laki. Hasilnya, mengonsumsi suplemen vitamin C dengan dosis tinggi memberikan peningkatan risiko penyakit batu ginjal, terutama pada partisipan laki-laki.
(tsa)