ISF Perlu Mendiskusikan Tantangan Finansial untuk Perubahan Iklim dan EBT

Kamis, 07 September 2023 - 18:00 WIB
loading...
ISF Perlu Mendiskusikan Tantangan Finansial untuk Perubahan Iklim dan EBT
Mengatasi perubahan iklim dan mendorong EBT menghadapi tantangan finansial. Foto/daily
A A A
JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Rachmat Kaimuddin optimistis bahwa Indonesian Sustainability Forum (ISF) bisa memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Menurutnya, topik utama yang dipilih dalam gelaran ISF merupakan topik yang relevan dengan isu saat ini, misalnya perubahan iklim dan energi baru terbarukan (EBT).



"Apa yang kami pilih dalam forum ini adalah topik-topik yang kami yakini dapat memberikan banyak nilai tambah bagi Indonesia," ujar Rachmat saat konferensi pers, Indonesia Sustainability Forum 2023 di Park Hyatt, Jakarta Pusat, Kamis (7/9/2023).

Perihal perubahan iklim dan energi baru terbarukan dari sudut pandang negara berkembang, lanjut dia, persoalan mengurangi gas rumah kaca, melestarikan keanekaragaman hayati, hingga ekonomi hijau menjadi isu yang perlu dijawab.

"Dan tentu saja, kita juga perlu mendiskusikan tentang tantangan finansial, teknologi dan sumber daya manusia. Jadi kami berharap forum ini akan sangat berguna bagi masyarakat," katanya.

ISF menghadirkan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape. Mereka bersama para pebisnis berkumpul untuk mendiskusikan isu pertumbuhan ekonomi dan perubahan iklim kawasan Asia Pasifik.

Forum ini dihadiri juga oleh pemimpin organisasi multilateral dunia seperti Managing Director IMF Kristalina Georgieva. Presiden Bank Dunia Ajay Banga.

ISF diselenggarakan pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Lebih dari 700 peserta hadir dalam forum tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, setiap negara itu unik dan mempunyai titik awal yang berbeda, kapasitas dan kapabilitas yang berbeda dengan batasan tersendiri untuk melakukan dekarbonisasi. Namun, krisis iklim adalah masalah semua.



"Kegagalan satu negara merupakan kegagalan seluruh dunia, oleh karena itu kita semua memerlukan kolaborasi dan inilah yang menjadi landasan untuk mengadakan Indonesia Sustainability Forum,” ujar Luhut.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1788 seconds (0.1#10.140)