Toge Panyabungan Menu Berbuka Puasa yang Dicari-cari Warga

Senin, 29 Mei 2017 - 12:20 WIB
Toge Panyabungan Menu Berbuka Puasa yang Dicari-cari Warga
Toge Panyabungan Menu Berbuka Puasa yang Dicari-cari Warga
A A A
PADANGSIDIMPUAN - Toge Panyabungan, masakan dari wilayah Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel), Sumatera Utara, yang terbuat dari bahan beras ketan asli, santan dari kelapa pilihan, gula aren asli, cendol bagus, tapai ketan, mungkin tidak asing lagi bagi masyarakat, terutama untuk menu berbuka puasa.

Paduan dari rasa dari bahan-bahan yang dicampur tersebut membuat warga tidak akan pernah melupakan Toge Panyabungan setiap hendak berbuka puasa. Menjelang berbuka puasa, pada pukul 16.00 terlihat Yuni Anita lubis (44 tahun) pemilik usaha Toge Panyabungan sudah sibuk untuk melayani masyarakat yang datang membeli Toge Panyabungan. Para pembeli yang datang berasal dari seluruh kalangan baik yang muda maupun yang tua.

Selain itu, bukan hanya kaum ibu saja yang datang berbelanja, namun dari kaum laki-laki juga ikut meramaikan warungnya itu. Menurut Yuni Anita lubis, bahan-bahan pembuat toge panyabungan lain pulut (ketan. red) asli, santan dari kelapa pilihan, gula aren asli,cendol bagus, tapai pulut asli dan lain-lain. "Sebenarnya, toge panyabungan bahan bakunya bukanlah dari kecambah kacang hijau, melainkan dari bahan-bahan yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, jauh sebelum puasa, dia sudah memesan bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat Toge Panyabungan, supaya terjamin keasliannya.

“Kami juga juga tidak pernah menggunakan bahan pengawet, kalau pakai bahan pengawet maka rasanya akan berbeda, dan masyarakat tidak akan menyukainya,”tegasnya. Dia menambahkan, 1 bungkus Toge Panyabungan dijual Rp7.000. Harga tersebut tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada hari pertama Ramadan, penjualan mencapai 1.000 porsi.

Sementara itu, Wardiah Nasution (27 tahun) salah seorang pembeli Toge Panyabungan mengatakan, hampir setiap hari dia mencari makanan khas dari daerah Tabagsel itu. Diceritakannya, ketika dia kuliah dahulu, makanan tersebut sulit untuk didapatkan."Karena sukanya saya dengan Toge Penyabungan, saya suruh orang tua untuk mengirimnya, karena saat itu saya kuliah,” ujarnya.

Dikatakannya, ketika bulan puasa datang, yang dia bayangkan adalah makanan khas (Toge Panyabungan), karena pada hari-hari biasa, hampir dipastikan tidak ada yang menjual."Susah mencarinya kalau hari-hari biasa, karena masakan ini ada ketika puasa saja,” tegasnya. Lain lagi pengakuan Zarni Harahap, (36 tahun). Meski dalam keadaan hamil, dia harus membeli Toge Penyabuangan. Menurutnya, dia sengaja datang lebih awal, karena takut kehabisan.

Menurutnya, Toge Panyabungan enak dimakan setelah berbuka puasa. Umumnya, keluarganya menyukai masakan khas tersebut.”Pokoknya, setiap hari makanan ini harus ada. Bahkan, mereka sengaja membeli banyak, agar sahur juga dapat menikmatinya,” tegasnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5182 seconds (0.1#10.140)