Sensasi Rumah Rakit Warna-warni di Sungai Lalan

Rabu, 02 Agustus 2017 - 16:08 WIB
Sensasi Rumah Rakit Warna-warni di Sungai Lalan
Sensasi Rumah Rakit Warna-warni di Sungai Lalan
A A A
BAYUNG LENCIR - Keberadaan rumah rakit di pinggir sungai sudah lumrah, tapi menikmati indahnya warna-warni rumah rakit di pinggir sungai, tentu suatu hal baru dan patut dicoba.

Pemandangan unik sekaligus mengasyikan ini bisa dijumpai saat menyusuri Sungai Lalan, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Tak hanya indah dan sedap dipandang mata, berwisata ke rumah-rumah rakit warna-warni ini juga mendatangkan sensasi kenikmatan tersendiri yang sulit diucapkan dengan kata-kata. Belum lagi lembutnya semilir angin dan gelombang air sungai, juga membuat penat dan capek hilang.

Jika bosan berdiam di dalam rumah rakit, sesekali Anda bisa menyibukkan diri dengan memancing ikan dan bermain perahu, atau bisa juga menikmati keindahan panorama alam Sungai Lalan dengan menumpang speedboat.

“Ini (rumah rakit warna-warni) bertujuan untuk menghidupkan ekonomi kerakyatan melalui wisata di pesisir Sungai Lalan. Dengan mengecat seluruh rumah rakit diharapkan mampu menarik perhatian masyarakat luar untuk datang dan berwisata di Sungai Lalan,” kata Ketua KNPI Bayung Lencir Novriadi Erick Sjamsuri didampingi Ketua Karang Taruna Bayung Lencir Pandji Syahputra.

Sementara, Camat Bayung Lencir Akhmad Toyibir mendukung penuh keberadaan rumah rakit warna-warni di Sungai Lalan. Selain menghadirkan keindahan dan rumah rakit terlihat lebih tertata, warna-warni rumah rakit juga menghilangkan kesan kumuh masyarakat di bantaran sungai.

“Tak hanya dukungan moril, pihak kecamatan tentunya juga mengambil peran aktif dalam program ini. Apalagi, program ini melibatkan langsung masyarakat,” ujar Akhmad Toyibir didampingi Lurah Bayung Lencir H Jauhari.

Menyusuri Sungai Lalan bisa menjadi petualangan sekaligus wisata alam yang mengesankan. Pemandangan hutan-hutan perawan yang diselingi rumah-rumah rakit dan sejumlah perusahaan pengolahan kayu di pinggir sungai, menjadi hal menarik yang dilihat selama menyusuri Sungai Lalan.

Jika sedang beruntung Anda bisa melihat binatang liar yang masih banyak terdapat di dalam hutan, seperti kera, biawak, siamang, ular dan lain-lain. Sungai Lalan sendiri bisa diakses lewat darat, yakni dari pusat ibukota Kecamatan Bayung Lencir. Sungai Lalan juga bisa ditempuh dengan perjalanan laut (sungai) dari Kota Palembang, selama kurang lebih 1,5 jam perjalanan.

Dulunya, hutan di sepanjang Sungai Lalan banyak ditumbuhi beragam jenis pohon. Namun, belakangan ini pohon-pohon besar makin sulit ditemukan akibat maraknya penebangan liar, dan pembukaan hutan untuk program transmigrasi. Banyaknya perkebunan besar berupa kebun sawit dan karet juga makin menggerus hutan di kawasan itu.

Selain berwisata di Sungai Lalan, pengunjung juga bisa menikmati objek wisata lainnya, yakni wisata perkampungan Suku Kubu Kandang, yang terletak di Desa Muara Bahar, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jambi. Perkampungan Suku Kubu Kandang tersebar di tiga lokasi, yaitu Teluk Beringin, Bungkal dan Telapan.

Untuk mencapai ke lokasi perkampungan ini, bisa menggunakan perahu motor (ketek) atau speedboat. Adat istiadat yang masih tumbuh dan dijaga di perkampungan ini antara lain cara berpakaian, membangun rumah atau tempat tinggal, pesta pernikahan, upacara kematian, melahirkan dan mengobati penyakit. Khusus untuk pengobatan ada hal menarik dan perlu dipromosikan, yaitu tata cara pengobatan dengan menggunakan tari-tarian tradisional yang diberi nama "Tari Basalek".

Tarian ini dilakukan pada malam hari dan waktunya biasanya semalam suntuk, dimulai dari pukul 19.00 Wib s/d pukul 08.00.Wib. Penarinya biasanya terdiri dari tujuh orang dan merupakan gabungan laki-laki dan perempuan. Penari dengan menggunakan pakaian tradisional biasanya mengelilingi api unggun den sesajen.

Ramuan sesajen terdiri dari bahan-bahan rempah-rempah seperti punjung, ayam panggang, kembang dan lain-lain. Masyarakat yang menderita sakit dan tengah diobati biasanya ditempatkan di sekitar sesajen, dan para penari terus berkeliling sambil membaca mantera dan memukul-mukul pasien yang sakit.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.9039 seconds (0.1#10.140)