An Inconvenient Sequel: Truth to Power Bangkitkan Kesadaran Perubahan Iklim

Selasa, 22 Agustus 2017 - 00:30 WIB
An Inconvenient Sequel: Truth to Power Bangkitkan Kesadaran Perubahan Iklim
An Inconvenient Sequel: Truth to Power Bangkitkan Kesadaran Perubahan Iklim
A A A
JAKARTA - Guna mendorong momentum kesepakatan Paris 2015, The Climate Reality Project Indonesia dan para mitranya, bekerja sama dengan Paramounth Pictures mengadakan pemutaran perdana film An Inconvenient Squel: Truth to Power. Acara ini dilaksanakan di Epicentrum XXI, Jakarta, Senin (21/8/2017) malam.

An Inconvenient Sequel: Truth to Power merupakan sekuel An Inconventient Truth, sebuah film dokumenter yang bercerita tentang perubahan iklim. Film ini dibawakan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, dan pertama dirilis pada 2006.

Manager The Climate Reality Project Indonesia Amanda Katili Niode mengatakan, dari pemutaran film ini, diharapkan bisa menjadi stimulan terkait kondisi iklim saat ini. Pemutaran film ini dihadiri oleh banyak kalangan, baik dari komunitas film, ilmuwan, pejabat, mahasiswa dan lain-lain.

"Pemutaran film ini merupakan moment unik untuk mengunpulkan teman dan jaringan, serta meminta mereka untuk membantu meyakinkan semua kalangan bahwa krisis iklim adalah isu yang harus diperhatikan saat ini dan masa datang," kata dia.

Terkait pentingnya perhatian terhadap isu krisis iklim, The Climate Reality Project Indonesia mengimbau BUMN dan sektor swasta untuk bisa menyelengarakan nonton film yang sama di tempat kerja mereka. Dalam hal krisis iklim, mereka juga gencar menyosialisasikannya lewat buku, yang disebar ke pihak pemangku jabatan, serta perpustakaan-perpustakaan.

Dibanding An Inconvenient Truth, sekuel ini punya beberapa perbedaan. Namun demikian, kedua film itu tetap memiliki benang merah.

Pada film pertama, dengan gayanya yang menarik, Al Gore berhasil meyakinkan masyarakat bahwa pemanasan global itu nyata, yang disebabkan perilaku manusia. An Inconvenient Sequel: Truth to Power lebih menitikberatkan pada membangkitkan semangat dan menunjukan seberapa dekat manusia dengan revolusi energi sejati.

Dalam film ini juga banyak diceritakan upaya Al Gore dalam melanjutkan perjuangannya yang tidak pernah mengenal lelah. Dalam perjalanannya, banyak hal-hal yang menggelitik, lucu, serta getir ketika dia mengejar gagasan inspirasional.

Sementara itu, bersama dengan diluncurkannya film, Al Gore juga menerbitkan sebuah buku dengan judul yang sama. Buku ini berisi penelitian mutakhir dari para ilmuwan dan hasil pengalaman pribadi.

"Kegiatan ini adalah kesempatan berharga untuk membantu meningkatkan kesadaran dan mempercepat solusi global terhadap krisis iklim dengan melakukan aksi yang dibutuhkan di setiap lapisan masyarakat," kata pembina Climate Reality Indonesia, Karyini Sjahrir.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4875 seconds (0.1#10.140)