Ganjar-Mahfud MD Ngobrol Banyak Hal dengan Komika dan Budayawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ganjar Pranowo dan Mahfud MD bertemu para komika dan budayawan Tanah Air. Pertemuan ini digelar Bacapres dan Bacawapres dalam acara Canda Politik di Kala Kafe M-Bloc, Jakarta pada Senin, 23 Okober 2023.
Ganjar dan Mahfud bertemu Cak Lontong, Abdel, Akbar, Denny Chandra, Aziz Doa Ibu, Butet Kertaradjasa dan lainnya. Meski yang diobrolkan seputaran politik, namun suasananya terasa menyenangkan.
Ganjar dan Mahfud tampak ngobrol santai bersama komika sambil bercanda. Politik yang biasanya diobrolkan secara serius, siang itu diobrolkan dengan ringan dan penuh canda. Kritik pedas terasa lucu, ketika disampaikan dengan bahasa satir penuh kiasan.
Misalnya soal kontroversi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batasan usia minimal capres dan cawapres. Isu yang sedang panas di kalangan masyarakat dan elit politik itu dibahas dengan renyah oleh Ganjar dan Mahfud, serta para komika.
"Saya yakin pasangan Ganjar Mahfud itu bisa memajukan Indonesia lebih cepat. Karena tidak bisa dipengaruhi. Yang bisa dipengaruhi itu kan MK, kalau MD tidak bisa," kata Akbar.
Ada juga sindiran Cak Lontong yang bercerita bahwa dirinya tidak pernah membawa serta anaknya dalam bekerja. Sebab, dia bukan termasuk bapak yang memaksakan anaknya untuk bekerja sesuai keinginannya.
"Wah, saya tahu maksud Cak Lontong nih, Cak Lontong nggak pengen kan seperti bapak-bapak yang lagi viral, memaksakan anaknya," timpal Cing Abdel.
Namun, tak hanya guyon semata. Ada juga obrolan serius yang dibahas pada sore itu. Budayawan Butet Kertaradjasa misalnya, ia meminta agar Ganjar dan Mahfud serius mengurus industri kreatif khususnya kebudayaan. Ia mengusulkan agar Ganjar Mahfud membuat kementerian khusus yang menangani kebudayaan.
"Sekarang itu, kementeriannya mengurusi empat bidang, ya pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Kan jadi aneh. Bagaimana kebudayaan kita bisa maju," jelas Butet.
"Betul pak, apa lagi kementerian yang mengurusi empat bidang itu. Sekarang menterinya nggak bergerak sama sekali. Nah diem (Nadiem)," timpal Akbar.
Acara itu juga menjadi ajang penyampaian ide gagasan Ganjar dan Mahfud di hadapan masyarakat. Dalam sesi tanya jawab, banyak anak muda yang bertanya soal ekonomi kreatif, pendidikan, lapangan kerja, investasi dan lainnya. Ada juga yang agak serius terkait penegakan hukum di Indonesia.
Ganjar dan Mahfud bergantian menjawab pertanyaan itu dengan santai namun gamblang. Soal ekonomi kreatif misalnya, Ganjar dan Mahfud sepakat untuk mengembangkan salah satu potensi terbesar bagi ekonomi di Indonesia itu.
Kebijakan, regulasi, pendampingan, sarana prasarana serta akses modal harus diberikan agar pelaku ekonomi kreatif Indonesia bisa maju. Ekonomi keeatif, menurut Ganjar seperti langit tanpa batas, sumur tanpa dasar. Ruangnya besar dan perlu didorong, diberi pendampingan, fasilitas dan infrastruktur penting dibuatkan.
Creative hub juga perlu dibangun sebanyak mungkin untuk menampung ide dan gagasan anak muda Indonesia yang bergerak di ekonomi kreatif. "Saya senang sekali bisa bertemu para komika, budayawan, artis, seniman dan anak-anak muda kreatif ini. Kita bisa ngobrol asyik dan menghadapi situasi terkini dengan menyenangkan," papar Ganjar.
Ganjar menegaskan, bahwa politik itu tidak melulu tegang. Seperti perkembangan situasi politik saat ini, banyak orang marah, ngambek dan mengumpat.
"Maka saya senang, sore ini kita bisa bergembira, mendengarkan para komika dan ngobrol asyik. Ini cara kami juga mengapresiasi teman-teman seniman, budayawan dan pelaku industri kreatif yang punya potensi luar biasa. Sangat menghibur," pungkasnya.
Lihat Juga: Sule Ngaku Ditawari Jadi Wakil Wali Kota oleh Raffi Ahmad, Pandji Pragiwaksono: Dia Baru Ngebuka Sesuatu
Ganjar dan Mahfud bertemu Cak Lontong, Abdel, Akbar, Denny Chandra, Aziz Doa Ibu, Butet Kertaradjasa dan lainnya. Meski yang diobrolkan seputaran politik, namun suasananya terasa menyenangkan.
Ganjar dan Mahfud tampak ngobrol santai bersama komika sambil bercanda. Politik yang biasanya diobrolkan secara serius, siang itu diobrolkan dengan ringan dan penuh canda. Kritik pedas terasa lucu, ketika disampaikan dengan bahasa satir penuh kiasan.
Misalnya soal kontroversi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batasan usia minimal capres dan cawapres. Isu yang sedang panas di kalangan masyarakat dan elit politik itu dibahas dengan renyah oleh Ganjar dan Mahfud, serta para komika.
"Saya yakin pasangan Ganjar Mahfud itu bisa memajukan Indonesia lebih cepat. Karena tidak bisa dipengaruhi. Yang bisa dipengaruhi itu kan MK, kalau MD tidak bisa," kata Akbar.
Ada juga sindiran Cak Lontong yang bercerita bahwa dirinya tidak pernah membawa serta anaknya dalam bekerja. Sebab, dia bukan termasuk bapak yang memaksakan anaknya untuk bekerja sesuai keinginannya.
"Wah, saya tahu maksud Cak Lontong nih, Cak Lontong nggak pengen kan seperti bapak-bapak yang lagi viral, memaksakan anaknya," timpal Cing Abdel.
Namun, tak hanya guyon semata. Ada juga obrolan serius yang dibahas pada sore itu. Budayawan Butet Kertaradjasa misalnya, ia meminta agar Ganjar dan Mahfud serius mengurus industri kreatif khususnya kebudayaan. Ia mengusulkan agar Ganjar Mahfud membuat kementerian khusus yang menangani kebudayaan.
"Sekarang itu, kementeriannya mengurusi empat bidang, ya pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi. Kan jadi aneh. Bagaimana kebudayaan kita bisa maju," jelas Butet.
"Betul pak, apa lagi kementerian yang mengurusi empat bidang itu. Sekarang menterinya nggak bergerak sama sekali. Nah diem (Nadiem)," timpal Akbar.
Acara itu juga menjadi ajang penyampaian ide gagasan Ganjar dan Mahfud di hadapan masyarakat. Dalam sesi tanya jawab, banyak anak muda yang bertanya soal ekonomi kreatif, pendidikan, lapangan kerja, investasi dan lainnya. Ada juga yang agak serius terkait penegakan hukum di Indonesia.
Ganjar dan Mahfud bergantian menjawab pertanyaan itu dengan santai namun gamblang. Soal ekonomi kreatif misalnya, Ganjar dan Mahfud sepakat untuk mengembangkan salah satu potensi terbesar bagi ekonomi di Indonesia itu.
Kebijakan, regulasi, pendampingan, sarana prasarana serta akses modal harus diberikan agar pelaku ekonomi kreatif Indonesia bisa maju. Ekonomi keeatif, menurut Ganjar seperti langit tanpa batas, sumur tanpa dasar. Ruangnya besar dan perlu didorong, diberi pendampingan, fasilitas dan infrastruktur penting dibuatkan.
Creative hub juga perlu dibangun sebanyak mungkin untuk menampung ide dan gagasan anak muda Indonesia yang bergerak di ekonomi kreatif. "Saya senang sekali bisa bertemu para komika, budayawan, artis, seniman dan anak-anak muda kreatif ini. Kita bisa ngobrol asyik dan menghadapi situasi terkini dengan menyenangkan," papar Ganjar.
Ganjar menegaskan, bahwa politik itu tidak melulu tegang. Seperti perkembangan situasi politik saat ini, banyak orang marah, ngambek dan mengumpat.
"Maka saya senang, sore ini kita bisa bergembira, mendengarkan para komika dan ngobrol asyik. Ini cara kami juga mengapresiasi teman-teman seniman, budayawan dan pelaku industri kreatif yang punya potensi luar biasa. Sangat menghibur," pungkasnya.
Lihat Juga: Sule Ngaku Ditawari Jadi Wakil Wali Kota oleh Raffi Ahmad, Pandji Pragiwaksono: Dia Baru Ngebuka Sesuatu
(dra)