Demi Keruk Harta Karun Papua, ESDM Buang Area yang Bersinggungan dengan Taman Nasional

Kamis, 02 November 2023 - 16:43 WIB
loading...
Demi Keruk Harta Karun Papua, ESDM Buang Area yang Bersinggungan dengan Taman Nasional
Taman Nasional Lorenzt yang membuat Blok Warim dipisah menjadi dua wilayah kerja. Foto/KLHK
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) akhirnya memecah wilayah kerja (WK) yang masuk dalam Blok Warim menjadi Akimeugah I dan Akimeugah II. Pemecahan blok itu dilakukan setelah memotong wilayah yang bersinggungan dengan Taman Nasional Lorentz, di Papua.



"Sudah (dilelang), Warim itu kita ganti nama dengan Akimeugah 1 dan 2. Dengan memotong bagian Warim yang masuk ke Taman Lorenz. Ada ekstra 10%, kita potong saja itu," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Tutuka menuturkan, pemotongan dilakukan agar tidak menjadi permasalahan dengan lingkungan teermasuk dengan UNESCO. ESDM juga sudah berbicara dengan KLHK terkait proses ini, sebab Indonesia membutuhkan sumber daya yang cepat untuk dikembangkan sehingga pemotongan dan pemecahan dilakukan.

"Jadi kita potong LID H, sehingga yang bersinggungan dengan Taman Nasional hilang. Akimeugah 1 dan 2 sudah kita lelang yang kemarin barengan dengan Natuna itu," urainya.

Ia pun memastikan pemotongan ini juga tidak berpengaruh signifikan terhadap potensi Warim sendiri. "Giant dia, gede. Jadi Warim itu di Akimeugah itu ada yang gas, ada yang minyak. Besar bukan ukuran kecil. Kita ambil seberapanya itu masih besar," lanjutnya.

Namun diakui Tutuka, kondisi infrastruktur di sekitar memang kurang memadai. Kondisi itulah yang membuat pihaknya memberikan kategori daerah berisiko tinggi. "Jadi kalau untuk minyak ya 50% 50%, kalau untuk gas ya 55% 45%. Yang paling high risk," imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan, sudah ada beberapa perusahaan raksasa yang menyatakan minat terhadap blok ini. Namun dirinya belum bisa menyebutkan secara rinci perusahaan tersebut.

Ia hanya bilang, ada beberapa perusahaan yang telah membeli data namun belum dikembalikan. Katanya, perusahaan itu juga bukan tergolong perusahaan kecil.



"Tapi bukan perusahaan kecil. Tapi pada waktunya akan saya sampaikan. Karena mereka kan belum kembalikan. Nanti kalau diomongin tidak jadi. Mereka juga bisa tidak terima kalau kita omongkan bahwa mereka baru beli data," paparnya.

(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2844 seconds (0.1#10.140)