Rusia Sukses Uji Tembak Rudal Antarbenua Bulava Berkemampuan Nuklir

Senin, 06 November 2023 - 09:02 WIB
loading...
Rusia Sukses Uji Tembak Rudal Antarbenua Bulava Berkemampuan Nuklir
Rusia menguji tembak rudal balistik antarbenua Bulava berkemampuan nuklir dari kapal selam Imperator Alexander III. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Rusia pada hari Minggu mengumumkan telah berhasil menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) Bulava yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Misil itu ditembakkan dari kapal selam.

Uji tembak rudal Bulava, yang pertama dalam waktu satu tahun, terjadi ketika Rusia meningkatkan retorika nuklirnya sejak mencabut ratifikasi perjanjian larangan uji coba nuklirnya.

“Kapal selam rudal strategis bertenaga nuklir baru Imperator Alexander III (Kaisar Alexander III) telah berhasil meluncurkan rudal balistik antarbenua berbasis laut Bulava,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dari AFP, Senin (6/11/2023).



Menurut kementerian tersebut, kapal selam Imperator Alexander III menembakkan rudal bawah laut dari lokasi yang dirahasiakan di Laut Putih di pantai barat laut ke sasaran yang berjarak ribuan kilometer jauhnya di semenanjung Kamchatka di timur jauh.

“Penembakan rudal terjadi dalam mode normal dari posisi di bawah air,” kata kementerian tersebut. "Ulur rudal tiba di daerah yang ditentukan pada waktu yang ditentukan.”

Rudal Bulava sepanjang 12 meter dirancang untuk menjadi tulang punggung triad nuklir Moskow dan memiliki jangkauan lebih dari 8.000 km.

Negara-negara Barat menuduh Moskow menggunakan retorika nuklir yang sembrono sejak melancarkan invasi terhadap Ukraina pada Februari lalu.

Presiden Vladimir Putin awal pekan ini menandatangani undang-undang yang mencabut ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif Rusia, sebuah langkah yang dikritik keras oleh Amerika Serikat.

Perjanjian tahun 1996 melarang semua ledakan nuklir, termasuk uji langsung senjata nuklir, meskipun perjanjian tersebut tidak pernah berlaku karena beberapa negara penting-–termasuk Amerika Serikat dan China–-tidak pernah meratifikasinya.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1062 seconds (0.1#10.140)