Review Film: Blade Runner 2049

Jum'at, 06 Oktober 2017 - 05:30 WIB
Review Film: Blade Runner 2049
Review Film: Blade Runner 2049
A A A
JAKARTA - Blade Runner 2049 adalah salah satu film yang paling diantisipasi tahun ini. Film ini merupakan sekuel Blade Runner besutan Ridley Scott pada 1982 yang mengisahkan tentang Los Angeles pada 2019 dimana manusia sintetis yang dikenal sebagai replikan dibuat Tyrell Corporation untuk bekerja di koloni bumi.

Film pertama ini dibintangi Harrison Ford sebagai Rick Deckard, seorang polisi Los Angeles yang enggan menerima tugas untuk memburu sekelompok replikan yang dipimpin Roy Batty yang kembali ke Bumi. Saat melakukan investigasi, Deckard bertemu Rachael (Sean Young), replikan maju yang membuatnya menanyakan misinya tersebut.

Seperti judulnya, Blade Runner 2049 berseting di Los Angeles di tahun tersebut. Pada tahun itu, dikisahkan bumi baru saja mengalami kejadian pemadaman. Tyrell Corporation bangkrut dan replikan pun dimusnahkan dan berhenti diproduksi. Tapi, sebuah perusahaan bernama Wallace Corporation kemudian mengambil alih dan menciptakan replikan yang lebih maju dan penurut. Mereka bertugas memburu para replikan produksi Tyrell yang masih tersisa.

Salah satu produksi Wallace adalah detektif KD6-3.7 yang diperankan Ryan Gosling. Dia ditugaskan memburu replikan lama dan “memensiunkannya”. Salah satu targetnya adalah Sapper Morton (Dave Bautista). Setelah melumpuhkan Morton, K malah menemukan benda lain di rumah Morton yang kemudian membuka sebuah investigasi baru.

Dia menemukan sebuah peti berisi tulang belulang yang ternyata merupakan tulang milik Rachael (Sean Young). Dari investigasi yang dilakukan, K tahu bahwa sebelum meninggal, Rachael sempat melahirkan anak yang diduga hasil hubungannya dengan Deckard (Harrison Ford).

Investigasi itu membuat K harus menemukan Deckard untuk mencari jawaban atas pertanyaan dan juga mencari dimana anak itu berada. Tapi, investigasi yang dia lakukan itu menarik perhatian bos Wallace Corporation, Niander Wallace (Jared Leto), yang mengirimkan utusannya, Luv (Sylvia Hoeks) untuk terlebih dahulu mendapatkan target itu sebelum K menemukannya.

Saat melakukan investigasi itu, K sering dilanda ingatan-ingatannya pada masa kecil. Salah satunya adalah patung kuda kayu yang dia miliki saat masih kecil dan tinggal di panti asuhan. Di bawah patung kuda itu terdapat sebuah tanggal yang sama seperti tanggal yang terpatri di pohon mati di rumah Morton.

K pun yakin bahwa dia adalah anak Rachael dan Deckard. Keyakinannya semakin menjadi setelah dia bertemu Dr Ana Stelline (Carla Juri), yang mampu membaca memori dan memberikan memori kepada para replikan. Sebagai perlindungan, bosnya, Letnan Joshi (Robin Wright), menskorsnya. Meski diskors, K terus berusaha mencari Deckard dan akhirnya menemukan pria itu tinggal di Las Vegas yang ditinggalkan penghuninya karena radiasi.

Blade Runner 2049 menuturkan tentang apa yang terjadi setelah peristiwa di Blade Runner. Tapi, meskipun Anda belum pernah menonton film yang diproduksi pada 1982, sekuelnya ini bakal dengan jelas memberikan latar belakang kisahnya. Jadi, Anda tidak akan bingung.

Sutradara Blade Runner 2049, Denis Villeneuve, sangat lihai menjahit narasi film ini. Sehingga, meskipun durasinya lumayan panjang, yaitu 2 jam 43 menit, film ini tidak membosankan. Bahkan, ceritanya pun sangat enak diikuti karena tidak berbelit-belit meskipun terbilang bukan cerita yang ringan.

Villeneuve tampaknya juga membuat film ini dengan mengangkat cerita yang hampir sama di film aslinya. Hanya, dia memberikan sentuhan yang membuat cerita film ini jadi lebih baik dan menarik untuk diikuti.

Tak hanya itu, plot twist film ini bakal membuat Anda terlena. Anda tidak akan menyangka apa yang terjadi di akhir film ini, terutama pada nasib K dan hubungannya dengan Deckard.

Sinematografi film ini pun patut diacungi jempol. Sepanjang film ini berlangsung, Anda akan disuguhi pemandangan Kota Los Angeles masa depan yang mungkin tak bisa Anda bayangkan. Kota itu selalu dilanda hujan, badai dan bahkan hujan salju. Sementara, San Diego berubah menjadi kota puing-puing yang penuh reruntuhan bangunan dan sampah. Nuansa kelam dan gelap di film ini sangat tergambarkan dengan seting tempat-tempat ini.

Blade Runner 2049 sudah bisa Anda saksikan di bioskop-bioskop kesayangan Anda. Jadi, jangan ketinggalan!
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5848 seconds (0.1#10.140)