Terapi Imunoterapi untuk Kanker Paru

Senin, 09 Oktober 2017 - 15:20 WIB
Terapi Imunoterapi untuk Kanker Paru
Terapi Imunoterapi untuk Kanker Paru
A A A
JAKARTA - Definisi penyakit kanker saat ini berkembang, tidak sekedar pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, kanker bukan lagi suatu penyakit tunggal yang berdiri sendiri.

Melainkan, sekumpulan penyakit yang disebabkan kerusakan program kematian sel otomatis (apoptosis). Sel-sel di tubuh seperti sel darah, sel kulit, sel rambut yang memiliki umur terbatas dan secara berkala akan mati dan digantikan sel baru.

Namun pada sel abnormal (yang kemudian disebut sel kanker), program bunuh diri sel ini tidak berjalan. Sehingga sel menjadi imortal dan akan terus terus tumbuh, namun tidak memiliki fungsi sebagaimana mestinya.

Spesialis patologi anatomi dari RSK Dharmais dr. Evalina Suzana mengatakan, banyaknya penyakit kanker ini seiring dengan ditemukannya pengobatan untuk kanker. Di tahun 2000-an, misalnya, mulai ditemukan mutasi genetik yang menyebabkan pertumbuhan kanker tidak terkendali.

Banyak mekanisme sel kanker untuk mereka dapat tumbuh dan kemudian menjadi sasaran pengobatan baru.

“Dari situ mulai dipelajari bahwa kanker itu bukan satu jenis penyakit, tetapi kumpulan penyakit. Ada ribuan jenis kanker bahkan untuk satu jenis sel kanker yang sama. Misalnya pada kanker paru, jika ditelusuri sampai tingkat seluler bahkan molekular, ada ribuan jenisnya,” ujar dr. Evalina di Jakarta.

Salah satu temuan terbaru dalam mekanisme kerja sel kanker di tingkat molekuler, adalah ditemukannya reseptor pada sel kanker yang dapat mengelabui sel imun tubuh (sel-T). Sehingga tidak dapat mengenali sel kanker.

Di permukaan sel-T ini, ada molekul PD-1 (program death-1) yang berfungsi mematikan sel musuh (sel kanker). Akibatnya, sel kanker pandai dengan menumbuhkan PD-L1 (program death-Ligand 1) yang akan berikatan dengan PD-1 pada sel T sehingga sel-T tidak mampu mengenali sel kanker untuk dihancurkan.

Untuk mencegah PD-1 dan PD-L1 ini berikatan, maka harus diputus interaksinya. Maka dikembangkan obat yang kemudian dikenal dengan imunoterapi. Seperi Pembrolizumab, adalah terapi untuk kanker pertama dengan konsep imunoterapi yang sudah masuk di Indonesia.

“Temuan baru di bidang imunoterapi ini adalah terbobosan penting dalam terapi kanker, terutama kanker paru, setelah selama ini pengobatan kanker paru hanya mengandalkan bedah, kemoterapi, radioterapi. Memang sebelumnya sudah ada terapi target yang juga bersifat sangat individual. Artinya, setiap penderita kanker mengalami kerusakan DNA berbeda sehingga terapinya berbeda,” katanya.

Untuk itu lanjut Evalina, saat ini pemeriksaan PD-L1 sudah menjadi standar diagnostik untuk kanker paru.

Sebagai kelanjutan standar diagnostic tes PD-L1, saat ini sedang berlangsung pelatihan di 14 center patologi anatomi di rumah sakit kelas A (tersier) di seluruh Indonesia.

"Antara lain RSCM, RS Persahabatan, RS Fatmawati, RS Adam Malik Medan, RS SanglahBali, RS dr Soetomo Surabaya, RS dr. Kandou di Manado, RS dr Karyadi Semarang, RS dr Sardjito Yogyakarta, RS Hasan Sadikin Bandung dan sebagainya. Sehingga Diharapkan dalam sebulan sampai duab ulan ini rumah sakit tersebut sudah bisa melakukan tes PD-L1,” tandasnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7139 seconds (0.1#10.140)