Kisah Howight Cendekiawan Kristen yang Dimanfaatkan untuk Kepentingan Yahudi

Kamis, 09 November 2023 - 20:25 WIB
loading...
Kisah Howight Cendekiawan Kristen yang Dimanfaatkan untuk Kepentingan Yahudi
Tokoh-tokoh Yahudi Jerman menemukan Adam Weiz Howight sebagai seorang cendekiawan yang paling tepat untuk dimanfaatkan, demi kepentingan Yahudi. Ilustrasi: Ist
A A A
Willian G. Carr mengungkap konspirasi atau persekongkolan modern dalam pejalanan sejarah Yahudi di dunia. "Konspirasi modern ini terpukul dan terungkap olah khalayak umum pada tahun 1784. Akibat pukulan itu, bukti dan dokumen rahasia banyak yang jatuh ke tangan pemerintah Bavaria," tulis Willian G. Carr dalam bukunya berjudul “Yahudi Menggenggam Dunia” (Pustaka Kautsar, 1993).

Dia menyebut, peristiwa itu terjadi setelah Adam Weiz Howight, salah seorang tokoh pendeta Kristen terkemuka dan profesor Theologi pada Universitas Angold Stadt di Jerman murtad dari agamanya. la kemudian mengikuti paham Atheisme .

Pada tahun 1770, ungkap Willian G. Carr, tokoh-tokoh Yahudi Jerman menemukan Adam Weiz Howight sebagai seorang cendekiawan yang paling tepat untuk dimanfaatkan, demi kepentingan Yahudi.



Mereka segera menghubungi Howight untuk selanjutnya memberi tugas penting, agar Howight bersedia meninjau Kitab Protokol tokoh-tokoh Zion klasik, kemudian menyusunnya kembali berdasarkan prinsip modern sebagai langkah untuk menguasai dunia, yaitu dengan meletakkan paham Atheisme dan menghancurkan seluruh umat manusia.

Lebih jelasnya, kata Willian G. Carr, untuk menghancurkan bangsa lain selain Yahudi (Gentiles), yaitu dengan menyalakan api peperangan dan pembunuhan massal (genocide), pemberontakan dan membentuk organisasi teroris berdarah dingin, di samping menghancurkan pemerintah yang berlandaskan prinsip kemanusiaan.

Tahun 1776, Howight telah menyelesaikan tugasnya dengan cemerlang, dengan meletakkan dasar-dasar sebagai landasan program berdarah sebagai berikut:

1. Menghancurkan pemerintah yang sah, dan mendongkel ajaran agama dari pemeluknya.

2. Memecah-belah bangsa non-Yahudi (Gentiles) menjadi berbagai blok militer yang saling bermusuhan terus-menerus, dengan menciptakan berbagai masalah antara blok-blok itu, mulai dari masalah ekonomi, sosial, politik, budaya, ras dan seterusnya.



3. Mempersenjatai blok-blok agar saling menghancurkan.

4. Menanamkan benih perpecahan dalam suatu negeri, kemudian memecah-belah lagi menjadi berbagai kelompok, yang saling membenci. Dengan begitu, sendi-sendi agama dan moralitas serta materi yang mereka miliki akan terkuras habis.

5. Mewujudkan seluruh cita-cita yang telah disusun secara bertahap, yaitu menghancurkan pemerintah sah serta norma-norma susila, termasuk ajaran agama dan moralitas yang menjadi pegangan masyarakat. Ini merupakan langkah pertama untuk menabur benih pergolakan, kebejatan
dan kekejaman.

Peran Howight bukan hanya meletakkan prinsip dasar dalam Konspirasi Internasional itu, melainkan juga menyusun kembali organisasi Freemasonry. la diberi kepercayaan untuk mengepalai organisasi rahasia tersebut, dan melaksanakan rencana yang telah disusun dengan nama samaran Perkumpulan Cendekiawan Zion, yang oleh para tokoh Yahudi juga disebut sebagai Perkumpulan Nurani Yahudi.

Sebutan ini lebih tepat jika dinisbatkan kepada asal kata 'An-Naar' yang berarti 'api', dari pada kepada kata 'An-Nuur' yang berarti 'cahaya'. "Sebab, cendekiawan yang dimaksud adalah anak-anak setan yang bertubuh manusia. Sedang setan itu menurut Al-Qur'an diciptakan dari api," jelas Willian G. Carr.



Willian G. Carr menlanjutkan Howight dalam gerakannya yang dipimpinnya menggunakan tipu daya licik, agar hakikat busuk dari rencana kegiatan tetap merupakan rahasia.

Organisasi bertujuan menciptakan satu pemerintahan dunia, yang tersendiri dari tokoh-tokoh yang memiliki tingkat intelejensia tinggi. Dengan perkumpulan inilah Howight mampu merekrut sejumlah lebih dari 2000 tokoh kaliber dunia. Latar belakangan mereka berbeda untuk menjadi anggota kelompok Nurani, mulai dari ilmuwan, psikolog, ahli ekonomi, politisi, pengusaha dan guru-guru besar berbagai Universitas terkemuka.

Tidak lama kemudian, Howight berhasil mendirikan Freemasonry Induk yang biasa disebut The Grand Eastern Lodge, yang dijadikan sebagai pusat dan panutan bagi lain-lain perkumpulan Freemasonry yang tersebar di kota-kota besar dunia.

Weiz Howight belum merasa puas dengan prestasi yang telah diraih. la melangkah lebih jauh dan membuka hubungan dengan berbagai kalangan tinggi kaum Yahudi untuk meletakkan rencana yang lebih matang, dan sekaligus pelaksanaannya.

"Di sini kita bisa mengukur, sejauh mana rencana gila yang diletakkan oleh anak-anak setan sebagai perangkap terhadap kaum Gentiles. Ini kita ketahui dari dokumen rahasia mereka yang pernah bocor, sehingga rencana rahasia yang telah mereka susun rapi bisa terungkap," ujar Willian G. Carr.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3040 seconds (0.1#10.140)