Mengenal Mild Stimulation, Metode Baru Program Kehamilan dengan Risiko Rendah

Jum'at, 17 November 2023 - 16:06 WIB
loading...
Mengenal Mild Stimulation, Metode Baru Program Kehamilan dengan Risiko Rendah
Metode Mini In Vitro Fertilization (IVF) atau Mild Stimulation yang dikembangkan Kato Ojin Fertility Center untuk meningkatkan angka keberhasilan program kehamilan kini hadir di Indonesia. Foto Ilustrasi/iStock
A A A
JAKARTA - Metode Mini In Vitro Fertilization (IVF) atau Mild Stimulation yang dikembangkan Kato Ojin Fertility Center untuk meningkatkan angka keberhasilan program kehamilan kini hadir di Indonesia.

Metode ini memiliki beberapa unggulan dibandingkan dengan metode sebelumnya. Antara lain tingkat keberhasilan kehamilan yang lebih tinggi, yaitu 60%-70% lebih tinggi dibandingkan dengan angka rerata keberhasilan IVF di Indonesia yang berkisar 30%-40% memaksimalkan kualitas sel telur dan embrio; yang dilihat bukan hanya jumlah tetapi juga kualitasnya; penggunaan obat yang minimal selama stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur; mengurangi risiko kesehatan dan ketidaknyamanan yang disebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium; serta waktu tunggu antarsiklus lebih singkat dan biaya yang lebih ringan.

CEO Kato Ojin Fertility Center Rina Laurentie Sindunata mengatakan, pihaknya mengadopsi metode/protokol dari Group Kato Ladies Clinic yang berada di Jepang sejak 1990. Klinik ini menggunakan metode mini IVF atau Mild Stimulation.

"Saat ini Kato Group sudah ada di 6 negara yaitu Jepang, Filipina, Mongolia, China, Amerika Serikat, dan Indonesia dengan visi serta misi menghasilkan calon-calon buah hati yang sehat dan berkualitas," katanya di Jakarta, Jumat (17/11/2023).

Yang membuat Kato Ojin Fertility Center berbeda dengan klinik fertilitas lain, lanjut Rina, adalah penggunaan metode mini IVF. Metode ini merupakan natural cycle treatment sehingga aman untuk para wanita yang sedang atau akan mengikuti program hamil. Selain itu, dosis obat yang digunakan juga sangat minim dan less injection.

"Medical supplies yang kami gunakan sebagian besar dari Jepang sehingga kualitas dan tingkat akurasi hasil dari laboratorium mulai tahap awal sampai dengan proses selesai itu sangat tinggi,” terang Rina.

“Komitmen Kato Ojin Fertility Center kepada pasutri di Indonesia yang belum memiliki momongan adalah memberikan service quality yang terbaik kepada para pejuang garis dua dengan mendatangkan para dokter obgyn berkualitas dan bersertifikasi dari Kato Ladies Clinic (KLC) Jepang serta peralatan yang canggih dan akurat untuk laboratorium IVF yang memiliki standar internasional,” tambahnya.

Medical Director Kato Ojin Fertility Center dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp.OG, SubSp.FER, mengatakan, stimulasi minimal bertujuan untuk mengurangi dosis penggunaan obat
stimulasi indung telur yang rata-rata cukup tinggi dengan tetap mempertahankan keberhasilan perkembangan embrio dan kehamilan.

"Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi bertujuan merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi," jelasnya.

“Stimulasi minimal, juga dikenal sebagai IVF siklus natural, menggunakan obat dengan dosis lebih rendah atau terkadang tidak menggunakan obat sama sekali. Dilakukan pemantauan siklus menstruasi alami perempuan untuk mengambil satu atau beberapa sel telur yang diproduksi secara alami. Tujuan utama stimulasi minimal pada IVF adalah untuk mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), menurunkan biaya pengobatan, dan meminimalkan potensi efek samping bagi pasien,” tambah dr. Muhammad Dwi Priangga.

Pada kesempatan yang sama, Spesialis Obgyn Kato Ojin Fertility Center dr. Muhammad Fadli, Sp.OG menerangkan, Anti-Mullerian Hormone atau AMH sering sekali dikaitkan dengan kesuburan wanita. Ini tidak sepenuhnya benar.

"Kadar AMH menggambarkan jumlah cadangan telur yang berada di indung telur setiap wanita. Sejak lahir setiap wanita memiliki cadangan telur sebanyak 2 juta. Saat
memasuki pubertas, angka ini menurun menjadi 300.000 dan tersisa sangat sedikit saat memasuki fase menopause. Untuk menilai cadangan telur maka selain menggunakan tes AMH, penting juga untuk dilakukan pemeriksaan Antral Follicle Count dengan menggunakan USG transvaginal,” jelas dr. Muhammad Fadli.

“Namun kadar AMH dapat menurun lebih drastis, yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti merokok, paparan radiasi, penyakit kista endometriosis, dan infeksi lain,” tambahnya.

Menurut dr. Muhammad Fadli, kadar AMH hanya menunjukkan kuantitas telur, bukan kualitas. Penanganan dengan Minimal Stimulation memiliki prinsip yang sama yaitu melakukan petik telur dengan jumlah yang lebih sedikit dari Konvensional Stimulation, namun memiliki peluang dan kesuksesan bayi tabung yang sama.

"Dengan metode Minimal Stimulation, penggunaan obat lebih sedikit dibandingkan IVF Konvensional. Selain itu rasa nyeri dari suntikan akan lebih berkurang serta biaya lebih ekonomis,” katanya.

Dalam penanganan terkait kasus AMH tinggi (sindrom ovarium polikistik atau PCOS), Spesialis Obgyn Kato Ojin Fertility Center dr. Eko Santoso, Sp.OG menjabarkan, ketika seorang penderita PCOS yang memiliki AMH tinggi berkeinginan memulai program hamil bayi tabung, maka dalam penanganannya perlu meminimalisir kejadian Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), karena penderita PCOS akan mempunyai resiko OHSS yang sangat meningkat.

"Efek samping OHSS paling ditakuti karena merupakan bentuk komplikasi serius IVF yang dapat terjadi ketika ovarium menghasilkan terlalu banyak folikel/sel telur. OHSS dapat mengakibatkan morbiditas atau bahkan kematian,” ungkap dr. Eko Santoso.

“Pedoman IVF khusus dari Kato Ojin Fertility Center bagi penderita PCOS adalah menggunakan protokol stimulasi minimal/mild-stimulation. Jenis protokol ini menggunakan dosis obat hormon/kesuburan yang lebih rendah untuk menstimulasi pertumbuhan sel telur, sehingga dapat membantu mengurangi risiko OHSS,” katanya lagi.

Strategi penting lain bagi penderita PCOS supaya hasil IVF dapat tercapai lebih baik adalah, penderita perlu mendapatkan persiapan khusus minimal 3 bulan berupa proses “cleaning up” disertai perubahan pola hidup seperti program diet sehat, olahraga teratur, penurunan berat badan, dan kelola stres.

Proses “cleaning up” sangat penting untuk membersihkan telur-telur kualitas rendah sebelum memulai stimulasi, karena kualitas telur terbaik yang mampu mencapai kehamilan dan kelahiran hidup yang tinggi,” jelas dr. Eko Santoso.

Counselor Kato Ojin Fertility Center dr. Iwan Budhiharto menambahkan, bagi pasangan yang lama belum memiliki momongan, biasanya keadaan ini sudah menjadi stressor tersendiri. Seperti rasa cemas adanya penyakit, stigma dari orang lain, pertanyaan orang tua atau mertua. Selain itu, kegagalan program IVF sebelumnya juga bisa memberikan dampak negatif dan pesimistis.

"Gaya hidup dan pola psikologi masing-masing pasangan dapat mempengaruhi kesuburan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dapat secara signifikan mempengaruhi keberhasilan program IVF,” terangnya.

“Pasangan yang datang ke Kato Ojin Fertility Center bukan hanya mengalami masalah kesehatan reproduksi, tetapi juga masalah psikologis, pola hidup suami istri, masalah keluarga, pekerjaan, dan masalah non medis lain. Kato memandang masalah infertilitas bukan sebatas masalah kesehatan reproduksi saja, tetapi masalah pasangan itu secara holistik," pungkas dr. Iwan Budhiharto.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1380 seconds (0.1#10.140)
pixels