Empuk saat Dikunyah, Gurih di Lidah

Minggu, 12 November 2017 - 14:11 WIB
Empuk saat Dikunyah, Gurih di Lidah
Empuk saat Dikunyah, Gurih di Lidah
A A A
KUDAPAN singkong satu ini begitu disukai penikmat makanan. Bahan baku berkualitas menjadi kunci kelezatan olahan singkong aneka rasa berlabel D-9 tersebut.

Mau dicicip langsung digerainya atau dibawa pulang sebagai buah tangan khas Salatiga, Jawa Tengah, semua sama nikmat. Siang itu, outlet Singkong D-9 sedang ramai dikunjungi konsumen. Mereka antre untuk membeli aneka olahan asal umbi kayu yang dijual Hardadi (45). Bahkan sejak dibuka pada pukul 08.00 WIB, outlet makanan khas Salatiga ini terlihat tak pernah sepi. Pengunjungnya bukan hanya warga Salatiga, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti Kudus, Kendal, Magelang, Boyolali, dan Solo.

Ada sejumlah pengunjung justru berasal dari Jakarta yang sengaja membeli kudapan singkong untuk buah tangan sanak famili. Di outlet Singkong D-9 disediakan tempat untuk makan sehingga konsumen bisa langsung menikmati singkong dan minuman pesanan mereka di gerai seluas 500 meter persegi itu. Banyak pengunjung sengaja makan di outlet sembari beristirahat.

Kelezatan kudapan singkong buatan Hardadi ini memang sudah dikenal ma sya rakat luas. Kudapan tersebut tidak hanya diminati kalangan menengah ke bawah, tapi juga digandrungi masyarakat kalangan atas (mampu). Jadi, tak heran jika outlet Singkong D-9 setiap hari membutuhkan bahan mencapai 2-3 ton. Adapun menu yang disajikan, yakni singkong original, singkong original sambal bawang, singkong keju, singkong keju cokelat, dan singkong frozen.

Selain itu, outlet ini juga menyajikan berbagai jenis panganan tradisional lain seperti timus. Dari berbagai jenis panganan tersebut, yang paling laris adalah singkong original dan singkong keju. "Kami menjual berbagai jenis panganan dari singkong siap saji dan ada yang masih mentah. Dari beberapa jenis olahan, yang paling diminati adalah singkong keju dan singkong original," kata Hardadi, beberapa waktu lalu.

Sebenarnya kudapan yang dijual Hardadi merupakan panganan mudah dijumpai di berbagai daerah. Hal yang membedakan kuliner ini adalah cita rasanya. Singkong original rasanya gurih dan bertekstur empuk. Sedangkan singkong keju cokelat rasanya gurih dan manis.

Untuk harga singkong original dan original sambal bawang dibanderol Rp16.000 per boks. Isinya antara delapan hingga 10 potong. Sedangkan singkong keju dihargai Rp17.000 per boks dan singkong keju cokelat Rp18.000 per boks. Kemudian singkong frozen atau siap digoreng Rp10.000 per bungkus seberat sekitar 7 ons.

Menurut Hardadi, bahan baku yang digunakan untuk membuat berbagai jenis panganan khas itu tidak sembarangan. Singkongnya didatangkan dari daerah Magelang, Wonosobo, dan sebagian kecil dari Salatiga. "Singkong dari Magelang dan Wonosobo kualitasnya sangat baik sehingga diolah menjadi panganan apa saja rasanya enak dan empuk," ujar dia.

Sementara itu, istri Hardadi, Diah Kristanti (39) menjelaskan, semua panganan buatannya tidak mengandung bahan pengawet. Meski demikian, untuk singkong frozen bisa tahan hingga dua bulan. Syaratnya, singkong yang siap goreng tersebut sebelumnya disimpan di freezer atau lemari es. "Bahan baku yang kami pakai kualitasnya harus benar-benar bagus. Belum tentu semua singkong mentah yang datang kami olah. Sebelum pengolahan, kami lakukan penyortiran. Jadi yang kami olah hanya singkong berkualitas baik, karena bahan baku juga menentukan rasa," katanya.

Diah menjelaskan, singkong yang kualitasnya baik atau tidak bisa dilihat seusai perebusan. Singkong berkualitas bagus, setelah direbus tidak keras. "Untuk penyortiran, ada tenaga khusus," katanya.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4721 seconds (0.1#10.140)