Berikan Rekognisi bagi Program CSR Perusahaan, Indonesia's Best Corporate Sustainability Initiatives Kembali Digelar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Program Indonesia's Best Corporate Sustainability Initiatives kembali digelar Majalah MIX MarComm dari SWA Media Group. Program tahunan yang memasuki penyelenggaraan ke-8 ini merupakan rekognisi bagi dunia usaha di Indonesia untuk program-program keberlanjutan perusahaan atau yang lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility).
Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm Lis Hendriani mengatakan, Indonesia’s Best Corporate Sustainability Initiatives diberikan kepada korporasi atas program tertentu.
“Hal ini dilakukan untuk mendorong perusahaan memperluas inisiatif keberlanjutannya dengan mengintegrasikan program ke dalam masing-masing lini dalam proses bisnis, serta mengembangkan eksekusinya secara lebih kreatif, inovatif, dan relevan, sesuai dengan tantangan yang dihadapi,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (22/11/2023).
Jenis-jenis inisiatif keberlanjutan ini bisa mengacu pada teori Marketing & Corporate Social Initiatives (MCSI) yang ditulis oleh bapak ilmu Marketing Philip Kotler dan pakar Social Marketing Nancy Lee pada 2005, teori Circular Economy, dan Creating Shared Value (CSV) yang dikembangkan Michael Porter dan Mark Kramer pada 2011.
Berdasarkan teori tersebut, lanjut Lis, Majalah MIX menghadirkan tujuh kategori pada penyelenggaraan program kali ini. Ketujuh program tersebut adalah Creative Philantrophy, yakni menggunakan cara kreatif dalam memberikan kontribusi langsung kepada sebuah gerakan amal; Employee Volunteering, yakni mendukung dan mendorong karyawan untuk berkontribusi kepada sebuah gerakan kebaikan (cause) tertentu; Cause Promotion, yakni upaya mendukung sebuah gerakan (cause) melalui pembangkitan atau peningkatan awareness dan kepedulian masyarakat; Corporate Social Marketing, yakni mengampanyekan perubahan perilaku dan memastikan terjadinya perubahan perilaku tersebut dengan sumberdaya yang dimiliki; Responsible Business Practices, yakni praktik bisnis dan investasi perusahaan yang mendukung cause tertentu; Circular Economy atau Zero Waste Practices di pabrik, yang merupakan alternatif dari ekonomi linear; serta Creating Shared Value, yakni menciptakan kebijakan baru dan atau prosedur operasi perusahaan yang memungkinkan perusahaan memaksimalkan pendapatannya, sementara itu perusahaan juga menawarkan manfaat tambahan bagi komunitas lokal.
Lebih jauh Lis menjelaskan, selain rekognisi Corporate Sustainability Initiatives, sejak 2020 MIX MarComm juga telah memperluas anugerah ini ke kategori people dengan meluncurkan kategori Corporate Sustainability Warrior yang terdiri dari dua kategori, yaitu Warrior Team dan Warrior Top Leader.
Kategori Sustainability Warrior terdiri dari dua subkategori. Yaitu Sustainability Warrior Top Leader, yakni pemimpin di perusahaan yang berperan besar dalam mendorong perusahaannya untuk selalu berkontribusi menciptakan dunia yang lebih baik melalui berbagai inisiatif yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta Sustainability Warrior Team, yakni tim di perusahaan yang dinilai sukses melaksanakan program inisiatif keberlanjutan perusahaan.
Para pemenang program harus mengikuti tiga tahap penjurian. Penjurian tahap I dilakukan dengan mengevaluasi materi yang disubmit oleh partisipan maupun berasal dari hasil riset pihak majalah Mix. Penjurian tahap II dilakukan melalui wawancara tatap muka melalui platform Zoom (termasuk penjurian untuk Corporate Sustainability Warriors). Selanjutnya, finalisasi dilakukan melalui diskusi di dalam grup juri.
“Adapun kriteria penilaian program didasarkan pada empat aspek yakni konsep, eksekusi atau pelaksanaan, potensi dampak, dan keberlanjutan. Sementara itu, untuk kriteria penilaian Sustainability Warriors, didasarkan pada visi jangka panjang dan roadmap CSR perusahaan, visi korporasi dalam mendukung SDGs, peran top leader dalam perencanaan program, dan keterlibatan multistakeholders,” papar Lis.
Selanjutnya, untuk pertama kali, pada tahun ini MIX mengukur engagement rate dan meng-index engagement rate seluruh program inisiatif keberlanjutan yang menjadi partisipan (aktif maupun pasif) pada rekognisi Indonesia Corporate Sustainability 2023. Engagement Rate menunjukkan respons audience terhadap program keberlanjutan partisipan yang diunggah ke media sosial dan website resmi perusahaan.
Engagement rate atau dikenal juga sebagai outtakes, menjadi salah satu parameter keberhasilan komunikasi sebuah program yang ditetapkan oleh International Association for the Measurement and Evaluation of Communication (AMEC).
“Majalah MIX MarComm menggandeng Ivosights untuk mengukur parameter komunikasi program atau Engagement Rate ini menggunakan Ripple10 Digital Listening Tools dan Social Media Monitoring. Proses pengukuran dilakukan melalui data crawling di media sosial dan website. Sedangkan variable yang diukur dalam Engagement Index adalah Total Mentions, Positive/ Negative/ Neutral Sentiments, Total Engagement, Unique Authors, dan Potential Reach," beber Lis.
Sementara itu, setelah tujuh tahun penyelenggaraannya, untuk pertama kalinya, pada tahun 2023 ini rekognisi Indonesia Best Corporate Sustainability Initiatives menggunakan sistem rating (bukan ranking) dalam pemberian anugerahnya. Rating diberikan berdasarkan kumpulan skor hasil penjurian yang diolah dan dicari nilai rata-rata (rerata) serta standar devisasinya. Klasifikasi rating/predikat adalah Excellent, Very Good, Good, dan Moderate.
Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm Lis Hendriani mengatakan, Indonesia’s Best Corporate Sustainability Initiatives diberikan kepada korporasi atas program tertentu.
“Hal ini dilakukan untuk mendorong perusahaan memperluas inisiatif keberlanjutannya dengan mengintegrasikan program ke dalam masing-masing lini dalam proses bisnis, serta mengembangkan eksekusinya secara lebih kreatif, inovatif, dan relevan, sesuai dengan tantangan yang dihadapi,” ujarnya melalui siaran pers, Rabu (22/11/2023).
Jenis-jenis inisiatif keberlanjutan ini bisa mengacu pada teori Marketing & Corporate Social Initiatives (MCSI) yang ditulis oleh bapak ilmu Marketing Philip Kotler dan pakar Social Marketing Nancy Lee pada 2005, teori Circular Economy, dan Creating Shared Value (CSV) yang dikembangkan Michael Porter dan Mark Kramer pada 2011.
Berdasarkan teori tersebut, lanjut Lis, Majalah MIX menghadirkan tujuh kategori pada penyelenggaraan program kali ini. Ketujuh program tersebut adalah Creative Philantrophy, yakni menggunakan cara kreatif dalam memberikan kontribusi langsung kepada sebuah gerakan amal; Employee Volunteering, yakni mendukung dan mendorong karyawan untuk berkontribusi kepada sebuah gerakan kebaikan (cause) tertentu; Cause Promotion, yakni upaya mendukung sebuah gerakan (cause) melalui pembangkitan atau peningkatan awareness dan kepedulian masyarakat; Corporate Social Marketing, yakni mengampanyekan perubahan perilaku dan memastikan terjadinya perubahan perilaku tersebut dengan sumberdaya yang dimiliki; Responsible Business Practices, yakni praktik bisnis dan investasi perusahaan yang mendukung cause tertentu; Circular Economy atau Zero Waste Practices di pabrik, yang merupakan alternatif dari ekonomi linear; serta Creating Shared Value, yakni menciptakan kebijakan baru dan atau prosedur operasi perusahaan yang memungkinkan perusahaan memaksimalkan pendapatannya, sementara itu perusahaan juga menawarkan manfaat tambahan bagi komunitas lokal.
Lebih jauh Lis menjelaskan, selain rekognisi Corporate Sustainability Initiatives, sejak 2020 MIX MarComm juga telah memperluas anugerah ini ke kategori people dengan meluncurkan kategori Corporate Sustainability Warrior yang terdiri dari dua kategori, yaitu Warrior Team dan Warrior Top Leader.
Kategori Sustainability Warrior terdiri dari dua subkategori. Yaitu Sustainability Warrior Top Leader, yakni pemimpin di perusahaan yang berperan besar dalam mendorong perusahaannya untuk selalu berkontribusi menciptakan dunia yang lebih baik melalui berbagai inisiatif yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta Sustainability Warrior Team, yakni tim di perusahaan yang dinilai sukses melaksanakan program inisiatif keberlanjutan perusahaan.
Para pemenang program harus mengikuti tiga tahap penjurian. Penjurian tahap I dilakukan dengan mengevaluasi materi yang disubmit oleh partisipan maupun berasal dari hasil riset pihak majalah Mix. Penjurian tahap II dilakukan melalui wawancara tatap muka melalui platform Zoom (termasuk penjurian untuk Corporate Sustainability Warriors). Selanjutnya, finalisasi dilakukan melalui diskusi di dalam grup juri.
“Adapun kriteria penilaian program didasarkan pada empat aspek yakni konsep, eksekusi atau pelaksanaan, potensi dampak, dan keberlanjutan. Sementara itu, untuk kriteria penilaian Sustainability Warriors, didasarkan pada visi jangka panjang dan roadmap CSR perusahaan, visi korporasi dalam mendukung SDGs, peran top leader dalam perencanaan program, dan keterlibatan multistakeholders,” papar Lis.
Selanjutnya, untuk pertama kali, pada tahun ini MIX mengukur engagement rate dan meng-index engagement rate seluruh program inisiatif keberlanjutan yang menjadi partisipan (aktif maupun pasif) pada rekognisi Indonesia Corporate Sustainability 2023. Engagement Rate menunjukkan respons audience terhadap program keberlanjutan partisipan yang diunggah ke media sosial dan website resmi perusahaan.
Engagement rate atau dikenal juga sebagai outtakes, menjadi salah satu parameter keberhasilan komunikasi sebuah program yang ditetapkan oleh International Association for the Measurement and Evaluation of Communication (AMEC).
“Majalah MIX MarComm menggandeng Ivosights untuk mengukur parameter komunikasi program atau Engagement Rate ini menggunakan Ripple10 Digital Listening Tools dan Social Media Monitoring. Proses pengukuran dilakukan melalui data crawling di media sosial dan website. Sedangkan variable yang diukur dalam Engagement Index adalah Total Mentions, Positive/ Negative/ Neutral Sentiments, Total Engagement, Unique Authors, dan Potential Reach," beber Lis.
Sementara itu, setelah tujuh tahun penyelenggaraannya, untuk pertama kalinya, pada tahun 2023 ini rekognisi Indonesia Best Corporate Sustainability Initiatives menggunakan sistem rating (bukan ranking) dalam pemberian anugerahnya. Rating diberikan berdasarkan kumpulan skor hasil penjurian yang diolah dan dicari nilai rata-rata (rerata) serta standar devisasinya. Klasifikasi rating/predikat adalah Excellent, Very Good, Good, dan Moderate.
(tsa)