Wanita yang Alami Trauma Berisiko Lebih Tinggi Terkena Obesitas

Selasa, 21 November 2017 - 19:13 WIB
Wanita yang Alami Trauma Berisiko Lebih Tinggi Terkena Obesitas
Wanita yang Alami Trauma Berisiko Lebih Tinggi Terkena Obesitas
A A A
JAKARTA - Wanita yang pernah mengalami kejadian traumatis berisiko lebih besar menderita obesitas. Hal ini diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Universitas California, Amerika Serikat yang menunjukkan semakin banyak peristiwa traumatis dialami wanita, semakin besar kemungkinan obesitas.

Dilansir dari Daily Mail, penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang meneliti bagaimana stres bisa mempengaruhi kebiasaan makan sehingga menyebabkan melonjaknya berat badan. Ini merupakan satu di antara beberapa penelitian pertama yang meneliti hubungan antara obesitas pada wanita dan stres.

Penelitian yang dipresentasikan di seminar tahunan American Heart Association ini menunjukkan 20% dari orang yang pernah mengalami trauma akan menderita PTSD (post traumatic stress disorder). Namun kondisi ini dua kali lebih besar dialami wanita dibandingkan para pria. Stres karena bullying dan tekanan ekonomi terbukti berkaitan dengan gangguan makan, termasuk makan berlebih dan obesitas.

"Sedikit yang diketahui mengenai bagaimana peristiwa hidup yang negatif dan traumatis memengaruhi obesitas pada wanita," kata peneliti senior Dr Michelle A. Albert.

Pada dasarnya, stres bisa mempengaruhi prilaku, yang meliputi baik kurang atau makan berlebih. Hal yang sama juga dengan aktivitas neuro-hormonal yang bisa meningkatkan produksi krotisol yang berkaitan dengan penambahan berat badan. Albert mengatakan, melalui satu peristiwa traumatis dalam hidup bisa meningkatkan risiko obesitas hingga 11% dibandingkan wanita yang tidak pernah mengalami peristiwa traumatis.

Sementara mereka yang mengalami empat atau lebih peristiwa yang negatif, memiliki risiko lebih tinggi hingga 36% obesitas. Terekait temuan ini, Albert menyarankan untuk mempertimbangkan penilaian dan perawatan stres psikologis dalam pendekatan untuk manajemen berat badan.

"Potensi pengaruh terhadap kesehatan publik cukup besar, karena obesitas berkaitan dengan meningkatnya risiko serangan jantung, stroke, diabetes, dan kanker, serta berkontribusi dalam menambah biaya pelayanan kesehatan," kata Albert.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5200 seconds (0.1#10.140)