Ratu Gunung Kawi, Penghasil Susu Berkualitas

Rabu, 29 November 2017 - 08:28 WIB
Ratu Gunung Kawi, Penghasil Susu Berkualitas
Ratu Gunung Kawi, Penghasil Susu Berkualitas
A A A
MALANG - Suasana desa Babadan, Ngajum, Kabupaten Malang yang sejuk nan nyaman terasa di kawasan yang berada di kaki gunung kawi.

Hujan yang telah turun sejak siang masih terasa, rerumputan hijau masih basah, pasir dan aspal tampak menghitam pekat tersiram air. Angin bertiup membuat udara dingin menusuk ke tulang.

Pemandangan unik justru terlihat pada peternakan milik PT Greenfields Indonesia yang memiliki lahan seluas 60 hektar. Ribuan sapi perah melakukan aktifitas seperti biasa, ada yang terlihat makan di kandang, tertidur, hingga berjalanan menapaki anak tangga serta memasuki tempat perah.

Berbeda dengan peternakan yang dikelolah perorangan maupun pemerintah. Sapi disini begitu gemuk, lebar badanya mencapai hampir tiga meter, tubuhnya begitu subur seperti hidup tanpa beban.

"Kami sengaja membuat sapi disini begitu manja. Bak kerajaan, mereka adalah ratunya," kata Head of Dairy Farm PT. Greenfields Indonesia, Heru Prabowo, Rabu (22/11/2017).

Sejak pembangunannya di tahun 1997, peternakan Greenfield berkembang pesat beberapa kandangan di bangunan sebagai tempat tidur ratusan sapi. Anak sapi kemudian dibesarkan, regenarasi penghasil susu tercipta dengan sendiri, para pejantan dan betina yang tak produktif di jual, digantikan dengan sapi muda yang segar, jumlah tak tanggung 300 sapi setiap tahunnya.

"Total sekarang ada sekitar 8.000 ekor sapi," ucapnya.

Heru mengatakan beragam upaya ia lakukan dalam memberikan kenyaman terhadap sapi, mulai dari menciptakan sirkulasi udara menggunakan puluhan kipas di kandang.

Memberikan nutrisi makanan hingga mengimport beberapa rumput khusus dari Amerika, hingga memberikan terapi pada sapi, mulai memijat, 'mempedicure' kuku, hingga menyiagakan dokter hewan bila ada yang sakit.

Dari upaya demikian, tak heran sapi disini berbobot mencapai 600-750 kilogram setiap ekornya, dengan penghasilan susu bersih mencapai 35-45 liter susu dari seekor sapi setiap hari.

Dalam merawat dan menjadikan ratu, Heru mengaku tak main main, penerapan SOP dilakukan terhadap semua pegawai peternakan, mulai menggunakan baju sepatu boots hingga sarung tangan.

Termasuk menjaga para tamu mancanegara yang termasuk daerah antrax. Kata Heru, pihaknya tak membiar tamu itu langsung memasuki kandang. Para tamu nantinya akan lebih dahulu di karantina selama tiga hari dan setelah itu dibiarkan berjalan di sekitar peternakan.

Melalui beragam pola itu, Heru yakin kualitas sapi lebih terjaga, termasuk susunya. Sebab, dalam upaya mengambil susu, dirinya menghindari kontak langsung dengan sapi, demi menjaga bakteri tak tercemar.

Susu itu kemudian disalurkan melalui pipa yang kemudian ditampung ke dalam tabung yang besar sebelum akhirnya di alirkan ke pabrik yang berlokasi tak jauh dari malang.

"Bakteri tidak akan berkembang. Karena kami langsung mendingkan susu dari suhu sekitar 35 derajat celcius yang keluar dari sapi, menjadi empat derajat," jelasnya.

Berbeda dengan produk susu lainnya. Bahan baku pada susu kemasan greenfield memang sengaja di produksi langsung sendiri. Sehingga susu yang di tawarkan sangat mahal lantaran kelas premium. Hal ini demi menjaga kualitas nutrisi pada susu.

Country Head Marketing dan Sales Indonesia PT Austasia Food, Syahbanta Sembiring mengatakan susu produk Greenfield mampu membantu pemenuhan target susu nasional yang ditargetkan 3,7 ton per tahun.

"Sekarang aja pencapaian kami sudah 47 juta per liter setahun," ucap Syahbanta.

Dengan pencapaian susu segar yang berkualitas. susu greenfield berbeda dengan susu kemasan umumnya. Susu ini hanya tahan 40 hari setelah keluar dari pabrik.

PT Greenfields Indonesia dibilang masih beranjak dewasa di usianya yang mulai menginjak 20 tahun. Namun komitmenya untuk membuat pemenuhan gizi di Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata.

Dalam waktu yang relatif singkat ini, Greenfields berhasil menjadi raksasa produsen susu nasional yang memasok 6% dari hampir 20% produksi susu nasional. Hebatnya lagi, Greenfields berhasil menarik hati di pasar Asia. Capaian ini berdasarkan data dari Nielsen Company tahun 2015 yang menempatkan Greenfields di urutan pertama produk susu paling diminati di dunia.

Dengan mengandalkan susunya yang berkualitas. Sapi sapi di peternakan dirawat penuh kasih sayang.

Karena itu, tak hayal produk ini merambah ke kawasan Asia Tenggara hingga China. Karena itu, Syahranta menyakini ekspansi perluasan produksi akan dilakukan dengan kembali membangun peternakan serupa di Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Sementara untuk pemasokan di kawasan asia timur, Greenfields telah lebih dahulu mengembangkan enam peternakan di China.

Ilmuan Nutrisi, Dr Matthew Lantz Blaylock mengatakan apa yang dilakukan PT Greenfields Indonesia sangatlah baik. Sebab kualitas susu akan terjamin tanpa campur tangan produksi susu lain. Terlebih pengelolahan susu greenfields dilakukan sendiri.

"Tidak ada susu yang buruk. Tapi susu di kelolah sendiri, dengan konsep modern menghasilkan kualitas baik," tuturnya.

Mengenai kebutuhan nutrisi dan gizi di Indonesia, Matthew menyebut cukup miris. Sebab, semestinya satu orang wajib meminum susu sebanyak tiga gelas sehari. Sementara kondisi yang ada kini hanya 1/2 gelas per hari.

Padahal, bila merujuk dari susu. Gizi dan vitamin pada susu sangat banyak. Bila melihat dari kandungannya, susu akan terlihat sangat murah bila merujuk dari kualitas gizi yang ada.

Rendahnya kesadaran orang kian buruk di Indonesia. Mereka kemudian baru menyadari ketika beranjak tua, setelah terkena osteoporosis maupun penyakit lainnya.

Padahal dengan meminum susu akan menghindari orang dari beragam penyakit, mulai dari diabetes, mengatur tekanan darah, hingga kanker.(Yan yusuf)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9525 seconds (0.1#10.140)