Imunisasi Respons Wabah Difteri Tahap Kedua Digelar Januari

Selasa, 12 Desember 2017 - 09:30 WIB
Imunisasi Respons Wabah Difteri Tahap Kedua Digelar Januari
Imunisasi Respons Wabah Difteri Tahap Kedua Digelar Januari
A A A
JAKARTA - Outbreak response imunization (ORI) yang digelar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dilakukan secara bertahap. ORI diawali hari Senin (11/12/2017) secara serentak di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Selanjutnya, Menteri Kesehatan Nila Moeloek menjelaskan ORI akan kembali dilakukan pada Januari dan Juli 2018. Oleh karena itu, Nila meminta PT Biofarma mempercepat produksi vaksin (DPT-HB-Hib, DT, Td). Stok vaksin saat ini dinilai hanya cukup untuk ORI pada 2017.

"Kita fokus kepada 3 provinsi dulu. Kami meminta Biofarma membuat vaksin ini lebih dipercepat. Jadi tahun 2017 untuk ketersediaan vaksin, kami meminta untuk lebih difokuskan,'' ujar Menkes Nila.

Imunisasi difteri, dilakukan saat bayi berusia 2 bulan setelah lahir, 3 bulan, dan 4 bulan, kemudain diulang pada usia 18 bulan. Setelah itu, imunisasi kembali diberikan saat anak kelas 1, kelas 2, dan kelas 5 sekolah dasar.

''Ini akan kami lakukan, dan saat ini pengulangan akan dilakukan kepada anak-anak yang berusia 1 sampai 18 tahun,'' kata dia.

Ada sejumlah wilayah di tiga provinsi tersebut yang mendapatkan ORI pada tahap pertama ini. Diantaranya adalah Jakarta Utara dan Jakarta Barat), Banten (Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang dan Kota Tangerang Selatan) serta Jawa Barat (Purwakarta, Karawang, Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi).

"Dengan sasaran 7.9 juta anak," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Mohamad Subuh.

Subuh menjelaskan, pemberian imunisasi ini menyasar anak usia 1 sampai 18 tahun diberikan secara gratis. "Untuk usia di atas 18 tahun, saat ini kami mohon maaf belum bisa memberikan gratis bisa swadaya sendiri," kata dia.

imunisasi difteri dibagi menjadi tiga jenis yaitu vaksin DPT-HB-Hib, vaksin DT dan vaksin Td yang diberikan pada usia berbeda. Vaksin DPT-HB-Hib diberikan melalui imunisasi dasar pada bayi di bawah usia satu tahun sebanyak tiga dosis dengan jarak satu bulan.

Selanjutnya, diberikan imunisasi lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1 dosis. Pada anak sekolah tingkat dasar kelas 1 diberikan 1 dosis vaksin DT, lalu pada murid kelas 2 dan 5 diberikan 1 dosis vaksin Td.

Sementara, berdasarkan data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sampai dengan november 2017 tercatat ada 95 kabupaten/kota dari 20 provinsi melaporkan kasus difteri. Sementara pada Oktober—November 2017 ada 11 provinsi yang melaporkan terjadinya KLB difteri di kabupaten/kota. Diantaranya adalah Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3497 seconds (0.1#10.140)