MLA Kembali Gelar National Butchery and Cooking Competition

Jum'at, 01 Desember 2023 - 17:00 WIB
loading...
MLA Kembali Gelar National Butchery and Cooking Competition
Para pemenang National Butchery and Cooking Competition kategori Chef Profesional. (Foto: dok iNews Media Group)
A A A
JAKARTA - Meat and Livestock Australia (MLA) menggelar National Butchery and Cooking Competition untuk kedua kalinya, setelah sukses debutnya pada 2022.Kompetisi tahunan ini menghadirkan Chef Vindex Tengker, Chef Gilles Marx, dan Chef Stefu Santoso sebagai dewan juri.

Ditemui saat press conference di Hotel Raffles Jakarta, Kamis (30/11/2023), MLA Regional Manager South East Asia, Valeska mengatakan jika kompetisi ini kembali digelar berkat antusiasme dari tahun sebelumnya.

"Antusiasme dan kegembiraan dari kompetisi tahun lalu telah menginspirasi kami untuk menghadirkan kembali National Butchery and Cooking Competition tahun ini di Indonesia," tuturnya.

Dia mengaku ingin memberi kesempatan kepada para chef muda dan profesional untuk memperdalam pengetahuan mengenai daging sapi.

"Kami ingin memberikan kesempatan ini kepada para chef muda dan chef profesional Indonesia untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang berbagai potongan daging sapi yang dapat diolah melalui berbagai metode memasak, karena kami melihat bahwa Indonesia memiliki banyak potensi baik dalam hal bakat maupun industri," ujar Valeska.

Berkolaborasi bersama Trade and Investment Queensland (TIQ), kompetisi ini menghadirkan daging sapi berkualitas dari Queensland yang merupakan penghasil sapi terbesar di Australia.

Selain itu, National Butchery and Cooking Competition hadir menjadi media untuk menunjukkan bakat chef Indonesia dan memperdalam pengetahuan mengenai dunia daging sapi Australia. Kompetisi ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu chef muda dari sekolah kuliner/pariwisata dan chef profesional. Peserta berasal dari empat kota besar, seperti Jakarta, Bali dan Indonesia Timur, Jawa Tengah, serta Jawa Barat.

Setelah berhasil melewati babak semifinal, para perwakilan dari peserta tiap kota berkumpul di Hotel Raffles Jakarta pada Kamis (30/11/2023) untuk maju ke grand final.

National Butchery and Cooking Competition memberi kesempatan bagi chef muda dan profesional untuk menambah keterampilan, serta pengetahuan tentang ragam potongan daging sapi Australia yang memenuhi standar halal, tidak hanya menjamin keamanan, namun juga keunggulan nutrisi.

MLA Kembali Gelar National Butchery and Cooking Competition

Press conference. (Foto: dok iNews Media Group)

Peserta Mendapat Edukasi
Trade and Investment Queensland Director Ben Giles menuturkan jika melalui kompetisi ini, TIQ berupaya untuk memberi informasi mengenai variasi dan kualitas potongan daging sapi yang beragam.

"Melalui acara ini, kami berupaya memberikan informasi mengenai variasi dan kualitas potongan daging sapi yang beragam di kalangan para chef berbakat," katanya.

Sementara itu, Chef Vindex mengatakan bahwa dalam kompetisi National Butchery and Cooking Competition ini, para peserta juga diajarkan basic cooking technique.“Ekspektasi kita sebagai juri tentunya mau yang lebih baik, ada improvement dari kompetisi karena dalam kompetisi ini mengajarkan seorang chef sejati harus tahu basic cooking technique yang dimulai juga dari pemilihan kualitas bahan terbaik,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Chef Stefu juga mengungkapkan jika kompetisi ini memberikan edukasi bagi para peserta dengan memberikan workshop yang salah satunya berisi teknik memotong daging.

“Sehari sebelum kompetisi ini, selalu ada workshop. Saya nunjukin cara open muscle. Setelah itu, hari berikutnya mereka mulai belajar memotong dan saya lihat rata-rata 80 persen bisa nangkep. Ini saya bicara student,” ujarnya.

Kompetisi tersebut dilaksanakan dengan serangkaian program yang dimulai pada Oktober dan November 2023 di masing-masing kota. Tidak hanya kompetisi, ajang ini juga diisi dengan pelatihan pemotongan daging guna menambah pengetahuan peserta tentang potongan daging sapi Australia, serta teknik pemotongan daging sebelum kompetisi memasak berlangsung.

Kemudian, setelah pelatihan dilakukan, para peserta yang lolos babak semifinal melanjutkan perjuangannya untuk maju ke babak grand final di Jakarta.Menu yang dibuat oleh para peserta berbahan potongan daging sapi dari top sirloin. Potongan daging tersebut adalah otot besar bagian pinggul yang penuh cita rasa.

Dalam grand final, kategori Chef Muda yang berasal dari sekolah kuliner terdiri dari Universitas Podomoro (Jakarta), Politeknik Pariwisata Makassar (Bali dan Indonesia Timur), Sekolah Budi Mulia (Jawa Tengah), dan Akademi Pariwisata NHI Bandung (Jawa Barat).

Lalu, empat tim dari kategori professional chef terdiri dari Raffles Hotel (Jakarta), Holiday Inn (Bali dan Indonesia Timur), Chandari Heaven (Jawa Tengah), serta Meatshop & Gourmet Indoguna (Jawa Barat).Para pemenang akan mendapat total hadiah sebesar Rp15 juta. Di mana juara 1 masing-masing kategori mendapatkan Rp7.500.000, juara meraih Rp5.000.0000, dan juara 3 mendapatkan Rp2.500.000.

Dalam grand final, penilaian meliputi beberapa kriteria, yaitu 50 persen dari rasa, 10 persen dinilai dari penyajian, 20 persen dari persiapan profesional, meliputi pemotongan dan teknik memasak, serta kerja tim.Lalu, 10 persen dari kebersihan dan sampah makanan, 5 persen diambil dari mise-en-place dan metode kerja, serta pelayanan.

Dalam kategori student, juara 1 berhasil diraih oleh Akpar NHI Bandung, juara 2 disusul Podomoro University, dan juara 3 disabet oleh Sekolah Budi Mulia.Sedangkan dalam kategori chef profesional, juara 1 dimenangkan oleh Holiday Inn, juara 2 oleh Meatshop & Gourmet, serta juara 3 diraih oleh Raffles Hotel.

Juara 1 kategori Chef Profesional dari Holiday Inn Nusa Dua, I Putu Krisna Putra Dita dan I Gede Ari Wibawa menceritakan tentang menu yang mengantarkan mereka menjadi juara.Menariknya, hasil masakan tersebut ditata dengan cantik di dalam rantang modern.

“Masakannya ada sapi bumbu kalio, sapi bakar, sambal beberuk. Di nasi kita ada teri dan sambal embe juga,” tutur Krisna.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Michael Reinhart Widodo dan Fahmi Cahya Malik dari Akpar NHI Bandung yang berhasil menyabet juara 1 kategori Chef Muda, bercerita jika menu yang mereka buat terinspirasi dari masakan Padang. Mereka memilih nasi Padang karena di Indonesia sangat familiar.

Setelah memenangkan kompetisi ini, mereka berharap agar dapat lebih baik lagi karena mendapat ilmu yang dalam kompetisi ini. “Harapannya bisa lebih baik lagi di butchery. Apalagi ilmu yang dikasih di sini tuh nggak bisa semua orang dapet, nggak bisa kita motong daging segede itu dari supplier yang bagus. Jadi, bisa lebih tahu nge-handle daging,” ujar Michael.
(bga)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)