Siti Atikoh: Budaya Antikorupsi Bisa Diajarkan pada Anak sejak Usia 4 Tahun

Sabtu, 09 Desember 2023 - 21:33 WIB
loading...
Siti Atikoh: Budaya Antikorupsi Bisa Diajarkan pada Anak sejak Usia 4 Tahun
Siti Atikoh menyampaikan betapa penting memupuk budaya antikorupsi sejak anak usia dini. Foto/Tim Siti Atikoh
A A A
JAKARTA - Korupsi masih marak terjadi di Indonesia, dari tingkat masyarakat hingga pemerintahan. Perilaku ini tentu tidak terpuji. Bahkan ada hukum yang mengaturnya. Terkait hal ini, Siti Atikoh menyampaikan betapa penting memupuk budaya antikorupsi sejak anak usia dini.

Istri Calon Presiden 2024 Ganjar Pranowo ini menegaskan, ujung tombak budaya antikorupsi ada pada keluarga. Maka, budaya antikorupsi ini bisa diajarkan sejak anak berusia 4 tahun.

"Karena di keluargalah mulai ditanamkan pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan keagamaan. Itu menjadi benteng dalam melakukan apa pun ada konsekuensi, baik konsekuensi secara pribadi maupun konsekuensi kepada Yang Maha Kuasa," kata Siti Atikoh dalam acara Sarasehan Ibu Bersama Rakyat: Memperingati Hari Antikorupsi di Pullman Hotel, Jakarta, Sabtu (9/12/2023).



Mengenalkan korupsi pada anak tidak langsung tentang mengambil uang seperti yang dilakukan orang pada umumnya. Orang tua bisa mengenalkan budaya antikorupsi pada anak dengan mengenalkan hak dan kewajiban.

"Yang paling efektif untuk ditanamkan umur 4 sampai 9 tahun, anak itu mulai dikenalkan hak dan kewajibannya. Kemudian apa yang menjadi konsekuensi dari setiap perbuatannya," beber Siti Atikoh.

Siti Atikoh mencontohkan hal yang sering terjadi di kalangan orang tua dan anak-anak masa kini. Kebanyakan orang tua memanjakan anak dengan mengerjakan tugas-tugas sekolah sang anak. Padahal, tugas sekolah merupakan kewajiban si anak.

"Secara tidak sadar itu sedang memapar mengkontaminasikan anak budaya koruptif. Kalau itu tugas anak, ya anak yang mengerjakan, bukan kita (orang tua)," kata Siti Atikoh.

"Kalau mereka tidak mengerjakan, mereka mendapat hukuman dari sekolah. Ya nggak apa-apa karena mereka bersalah. Jadi anak tahu kalau saya tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, ada feedback ke saya," lanjutnya.

Siti Atikoh juga berpesan agar orang tua mengenalkan hak dan kewajiban anak di tempat umum. Misalnya, bangku prioritas di transportasi umum. Ketika masih anak-anak, bangku tersebut boleh saja diduduki oleh si anak. Namun, ketika tumbuh remaja dan dewasa, bangku prioritas bukan lagi untuknya.

Adapun contoh lainnya yakni mengajarkan anak untuk tepat waktu. Siti Atikoh menyebutkan, orang yang terlambat merupakan tindakan melakukan korupsi, yakni korupsi waktu.

Semua hal di atas telah Siti Atikoh ajarkan dan biasakan pada putra kesayangannya, Alam Ganjar. Ia mengakui kalau pembelajaran tersebut bukan hal yang mudah untuk anak-anak. Namun, bukan berarti disepelekan begitu saja. Agar lebih mudah mengajarkan budaya antikorupsi, Siti Atikoh menyarankan untuk memberi contoh terlebih dulu.

"Dengan diri kita memberi contoh pada anak, perlahan memberikan edukasi pada anak," ujar Atikoh.
(tsa)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2111 seconds (0.1#10.140)