Silariang: Cinta yang (Tak) Direstui, Pembuktian Kekuatan Cinta

Jum'at, 12 Januari 2018 - 03:55 WIB
Silariang: Cinta yang (Tak) Direstui, Pembuktian Kekuatan Cinta
Silariang: Cinta yang (Tak) Direstui, Pembuktian Kekuatan Cinta
A A A
JAKARTA - Pasa cinta yang hinggap pada 2 anak manusia, kerap membuat orang yang merasakannya memiliki kekuatan yang belipat. Kondisi demikain juga dialami oleh 2 pasang muda-mudi, Yusuf (Bisma Karisma) dan Zulaikha (Andania Suri).

Namun, buih-buih cinta yang semakin tumbuh di hati 2 sejoli itu, tidak lantas membuat jalan mereka mulus. Bahkan, saat keduanya berencana untuk menempuh jenjang yang lebih serius, menikah, rintangan besar dihadapi oleh mereka.

Latar belakang Yusuf dan Zulaikha yang berbeda, menjadi penghalang kuat bagi merea untuk menggapai cita-cita mulia, bersatu dalam biduk rumah tangga. Latar belakang keluarga Yusuf yang sejatinya adalah keluarga kaya raya, tidak bisa meluluhkan prinsip dari keluarga Zulaikha.

Bagi keluaga Zulaikha, kaya bukanlah syarat untuk bisa meminang sang anak dengan mudah. Ada garis sakral yang membuat harta tidak lagi bisa berbuat banyak untuk memuluskan keinginan 2 sejoli yang dimadu kepayang itu.

Yusuf dalah putra tungal pengusaha kaya. Adapun Zulaikha, putri bangsawan Bugis yang masih kuat memegang adat. Garis darah yang tidak sederajat membuat cinta keduanya menghadapi penghalang. Keluarga bangsawan Bugis tidak merestui pernikahan Zulaikha dengan Yusuf dari kalangan rakyat jelata yang kaya.

Namun, kuatnya adat yang masih dipegang keluarga Zulaikha, tidak membuat mereka menyerah begitu saja. Dengan kuatnya rasa cinta keduanya, mereka memutuskan untuk melakukan Silariang. Kawin lari dan pergi ke tempat yang tidak diketahui oleh kedua keluarga, adalah jalan keluar untuk menyelamatkan rasa cinta keduanya.

Rammang Rammang menjadi tujuan Yusuf bersama Zulaikha, istri yang baru saja dinikahinya secara siri di tengah pelarian mereka. Di tempat persembunyian mereka, keduanya benar-benar memulai kehidupan baru. Menggembala sapi dan bebek, adalah aktivitas baru keduanya untuk bisa bertahan hidup. Sebuah aktivitas yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan.

Seiring berjalannya waktu, pasangan kawin lari ini mulai kerap didera perselisihan. Bahkan, pada suatu kesempatan, ketika pertengkaran untuk kesekian kalinya terjadi, Yusuf sempat terbesit untuk menceraikan istrinya itu. Beruntung, mereka memiliki tetangga yang sangat baik. Berkat bantuan tetangganya itulah, kehidupan Yusuf-Zulaikha sedikit terbantu.

Kepanikan hinggap ketika usia perkawinan mereka memasuki 2 tahun. Anak mereka, Humairah, dirawat dan membutuhkan donor darah untuk gologan darah AB. Sialnya, hanya ada 1 orang yang memiliki golongan darah yang sama, Puang Rabiah (Dewi Irawan), ibunda Zulaikha.

Didorong rasa cinta yang besar kepada sang anak, Yusuf pun akhirnya memutuskan untuk pulang menemui mertuanya. Namun, bukan bantuan yang mereka terima. Kehadiran Yusuf justru disambut dengan kebencian dari Puang. Bahkan, dia nyaris mendapat perlakuan kasar dari Puang Ridwan, paman istrinya.

Di tengah kepelikan perjuangan cinta antara Yusuf dan Zulaikha, film besutan sutradara Wisnu Adi itu juga mengajak Anda melihat pemandangan alam alam Rammang Rammang yang menakjubkan. Panorama alam khas pedesaan, hamparan sawah, deretan tebing yang kokoh, sungai panjang yang bersih, menciptakan keindahan tersediri pada film produksi Inipasti Communica yang bekerjasama dengan Indonesia Sinema Persada itu.

Lewat sinematrogafi yang apik, Anda tidak hanya diajak untuk melihat dan memahami kearifan lokal Bugis saja. Pemandangan alam yang menjadi latar film, juga akan membuat Anda terkagum-kagum oleh keindahannya.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4214 seconds (0.1#10.140)