Kasus TB Paru Mulai Berkurang

Jum'at, 12 Januari 2018 - 15:20 WIB
Kasus TB Paru Mulai Berkurang
Kasus TB Paru Mulai Berkurang
A A A
JAKARTA - Pengendalian penyakit tuberkulosis paru (TB paru) yang dilakukan Kementerian Kesehatan cukup signifikan, ditandai melalui capaian indikator angka keberhasilan TB (success rate /SR), di mana berhasil dipertahankan minimal 85% sejak 1999. Pada 2016, ada 307 (60%) kabupaten/kota yang telah mencapai SR minimal 85%.

Data triwulan 1-2/2017, capaian SR sebesar 85%. “Salah satu upaya inovasi yang kami lakukan adalah pengobatan TB sampai sembuh yang dilaksanakan dengan membuat slogan Temukan, Obati sampai Sembuh (TOSS) TB melalui penguatan kolaborasi layanan pemerintah dan swasta,” ungkap Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farid Moeloek dalam acara Capaian Kinerja Kemenkes 2017 dan Rencana 2018 di Kemenkes, Rabu (10/1/2018).

Kemenkes juga berhasil menghentikan penularan malaria di 247 kabupaten/kota dengan 193 jiwa pada 2016. Adapun tahun lalu sampai Oktober 2017, jumlah kabupaten/kota yang telah bebas dari penularan malaria sebanyak 266 kabupaten/kota.

Upaya terobosan yang dilakukan yakni lewat pemberian kelambu di daerah endemik tinggi malaria. Jumlah kelambu yang dibagikan pada 2017 sebanyak 3.983.000 kelambu. Sementara itu, hingga Agustus 2017, 23 kabupaten/kota dari target 15 kabupaten/kota dapat membebaskan 15.482.681 penduduk dari kecacatan akibat filariasis.

Inovasi dan terobosan yang diselenggarakan yakni Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga), di mana setiap penduduk kabupaten/kota endemis kaki gajah secara serentak minum obat pencegahan. Belkaga dilaksanakan setiap Oktober sampai 2019.

Terkait Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Menkes memaparkan, jumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang menerima layanan JKN/ Kartu Indonesia Sehat (KIS) meningkat setiap tahunnya. JKN telah memberikan banyak manfaat kepada masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari tren total pemanfaatan JKN/KIS yang terus meningkat dari waktu ke waktu. “Tahun 2014 sebesar 92,3 juta orang, tahun 2015 sebesar 146,7 juta orang, tahun 2016 192,9 juta orang, dan pada Oktober 2017 sebesar 182,7 juta orang,” urai Nila.

Penyakit katastropik, disebut Nila, menjadi penyebab tingginya anggaran yang diberikan untuk alokasi program JKN. Jenis penyakit ini di antaranya jantung, ginjal, kanker, stroke, talasemia, leukimia, sirosis hepatitis, dan hemofilia.

Lewat Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Menkes mengajak masyarakat untuk hidup sehat, mulai aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah, serta memeriksa kesehatan secara berkala. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5126 seconds (0.1#10.140)