Sejumlah Musisi Kritisi Kondisi Perpolitikan Tanah Air, Siapkan Single Hikmat dan Bijaksana

Selasa, 12 Desember 2023 - 21:44 WIB
loading...
Sejumlah Musisi Kritisi Kondisi Perpolitikan Tanah Air, Siapkan Single Hikmat dan Bijaksana
Musisi senior Digo Dz dan rekan-rekan tergelitik dengan kondisi perpolitikan di Tanah Air hingga berencana merilis single berjudul Hikmat dan Bijaksana. Foto/ ist.
A A A
JAKARTA - Musisi senior Digo Dz dan rekan-rekan tergelitik dengan kondisi perpolitikan di Tanah Air hingga berencana merilis single berjudul “Hikmat dan Bijaksana” untuk menggambarkan sosok pemimpin negeri yang diharapkan.

Dijumpai wartawan saat rekaman di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023), Digo mengungkap keprihatinan terhadap kondisi politik di Tanah Air pada akhir-akhir ini.

“Kondisi hukum di tanah air yang carut-marut, terutama pasca putusan Makamah Konstitusi (MK) yang menjadi kontroversi, serta berdampak Ketua MK dicopot dan melanggar kode etik. Kami merasa ada yang salah dari kondisi saat ini. Ada aturan yang dilanggar, maka kami berharap ke depan ada pemimpin yang punya hikmat kebijaksaan seperti yang tertuang dalam Pancasila seperti lagu kami ini,” tutur Digo didampingi Moel Vallo.

Dia mengatakan seorang pemimpin harus mau bermusyawarah dan tidak memaksakan kehendak seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

“Kami merasa kondisi yang terjadi menggambarkan bahwa hikmat kebijaksaan para pemimpin negeri ini sudah tergerus dan mungkin tidak ada lagi. Kami melihat banyak pemimpin kita yang sudah tidak mendengar suara hati nurani rakyat lagi. Maka kami sebagai seniman ingin menyuarakan suara hati rakyat itu,” paparnya.

“Kami sangat peduli dengan kondisi negara saat ini. Karena itu kami sengaja membuat lagu berdasarkan sila-sila dari Pancasila dan kami mulai berpikir bahwa sila keempat cocok untuk digarap menjadi lirik tentang pemimpin yang didambakan rakyat,” kata penulis mars OI ini lagi.

Digo menjelaskan, sila keempat inilah yang sulit diucapkan dan dilaksanakan oleh para pemimpin di negeri ini.

“Sila keempat Pancasila berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, namun yang terjadi saat ini ada pemimpin yang gemar menyuap, melanggar aturan,” ujar dia.

Maka lewat lagu “Hikmat dan Bijaksana”, Digo Cs berharap, kesadaran masyarakat bisa tergugah untuk tidak memilih pemimpin yang seperti itu.

“Kami berharap masyarakat paham, bahwa Indonesia adalah rumah mereka, jadi mereka harus peduli. Jangan sampai kita sebagai pemilik tidak tahu, Jadi ini murni adalah sebagai sebuah pesan moral,” tuturnya.

Sementara Moel Vallo menambahkan saat ini kita seperti tak berada dalam rumah kita sendiri. Karena kalau Indonesia rumah kita, kita tahu dimana kunci rumahnya, tapi saat ini tidak demikian. Masyarakat seperti sedang dibodohi dan kita tidak tahu apa yang dikerjakan para pemimpin itu. Sebab semua seperti kamuflase.

"Dari sanalah tercipta lagu ini. Karena kita butuh pemimpin bijak, berhikmat, mau musyawarah dan mampu mensejahterakan rakyatnya,” tuturnya.

Dia menambahkan lagu itu untuk mewakili hati rakyat, karena mewakili hati rakyat susah.

“Kita punya Pancasila, namun adakah pemimpin yang mencitrakan pancasila itu. Kini semua sudah banyak yang tidak sesuai, Lewat lagu ini, kami berharap dari tiga calon presiden tersebut, yang memiliki kebijaksaan dan punya sifat ksatria yang sejati. Lagu ini, juga bisa jadi refleksi bagi para Capres/Cawapres, juga para Caleg apakah sudah berhikmat dan bijaksana, sehingga layak dipilih menjadi pemimpin di Indonesia,” ungkapnya.

Moel menyatakan sebenarnya, lagu ini terinspirasi juga dari6 tokoh Wisanggeni dalam pewayangan yang terkenal bijaksana. “Ia dikenal sebagai pemberani, tegas dalam bersikap, serta memiliki kesaktian luar biasa namun juga bijaksana” tuturnya.

Sebagai catatan, Wisanggeni adalah nama seorang tokoh pewayangan dari serial Mahabharata versi Jawa. "Wisanggeni" dikenal6 sebagai anak Arjuna, seorang ksatria dari Pandawa yang mempersunting Dewi Batari Dresanala, putri Batara Brama dan Dewi Saraswati.

Wisanggeni merupakan tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa karena sikap ksatria dan kebijaksanaannnya, ia adalah satu-satunya tokoh yang sebelum terjadi Bharatayudha sudah menyerahkan diri menghadap Sang Hyang Wenang, karena tahu siapa dirinya, ya karena hikmat dan kebijaksanaannya telah mencapai penyadaran akan hidupnya.
(tdy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1983 seconds (0.1#10.140)