Diselamatkan dari Neraka Berkat Memuliakan Nama Nabi Muhammad

Rabu, 13 Desember 2023 - 13:21 WIB
loading...
Diselamatkan dari Neraka Berkat Memuliakan Nama Nabi Muhammad
Ustaz Miftah el-Banjary, Dai yang juga Pengasuh Ponpes Dalail Khairat Garagata Tabalong Kalimantan Selatan. Foto/ist
A A A
Ustaz Dr H Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab,
Pengasuh Ponpes Dalail Khairat Garagata Tabalong Kalimantan Selatan

Tak terhitung banyaknya riwayat-riwayat yang ditulis para Ulama terkait kemuliaan nama Nabi Muhammad ï·º atau keberkahan orang yang memakai sebutan namanya sama dengan nama "Muhammad".

Kalau saya sebutkan nama-nama kitabnya satu persatu di sini terlalu panjang dan terlalu banyak. Cukuplah saya ringkaskan saja pada satu kitab yang memuat khusus kisah-kisah kemuliaan, yaitu "Karamat Afdhalus Shalawat 'ala Sayyidatis Sadaat."

Di antaranya, ada kisah seorang lelaki ahli maksiat di zaman Bani Israel yang sedemikian bejat dan banyaknya kemaksiatan yang dilakukannya sepanjang hidupnya membuat masyarakat di sekitarnya sangat membenci dan menjauhinya.

Sampai suatu ketika, si ahli maksiat tadi menemui ajalnya. Tak ada seorang pun yang mau mengurus jenazahnya. Bahkan, mirisnya mayatnya dibiarkan membusuk dan dibuang bak bangkai di tempat pembuangan sampah.

Tak ada seorang pun yang berbelas kasihan, bahkan hanya sekedar memandikan dan menguburkannya secara layak, apatah lagi mengurusnya sebagai manusia pada umumnya. Tak ada seorang pun yang sudi mendekati bangkai mayat si ahli maksiat tersebut.

Tak dikira, tiba-tiba saja Allah mewahyukan kepada Nabi Musa 'alaihissalam: "Wahai Musa, pergilah ke kampung fulan, dan uruslah jenazah si fulan, mandikan, kafani dan kuburkan dia secara layak. Sesungguhnya dia adalah hamba yang Aku kasihi!"

Singkat cerita, Nabi Musa berangkat pergi ke kampung untuk smencari jenazah si fulan yang dimaksudkan dalam wahyu. Sesampai di kampung itu, betapa terkejutnya Nabi Musa, ternyata seseorang yang dimaksudkan bukanlah seorang ahli ibadah, bukan seorang ulama, bukan pula seorang yang shaleh, bahkan dia seorang preman ahli maksiat yang sangat dibenci masyarakatnya.

Bagaimana mungkin wahyu yang ia terima keliru untuk menemui seorang yang tidak sesuai disebutkan sebagai seorang "kekasih Allah"?! pikir Nabi Musa. "Apakah ia salah orang yang dimaksudkan?" Tapi, nama dan ciri-ciri yang dimaksudkan pun sesuai dengan apa yang diwahyukan.

Walhasil, Nabi Musa mengambil jenazah si ahli maksiat tersebut dan membawanya ke suatu tempat untuk dimandikan, dikafani, dishalatkan dan kemudian didoakan. Semua diurus layaknya jenazah pada umumnya.

Akibat penasaran dan kebingungan, akhirnya nabi Musa berdialog dan bertanya lagi kepada Allah, "Ya Rabb, tidakkah salah Engkau perintahkan aku mengurus seorang hamba-Mu yang Kau kasihi, sedangkan menurut kesaksian para hamba-Mu yang lain mengatakan bahwa si fulan ini adalah seorang ahli maksiat yang tak ada kebaikannya sama sekali?!"

Allah mewahyukan kepada Nabi Musa, "Wahai Musa, memang si fulan seorang ahli maksiat yang zhalim terhadap dirinya dan orang lain. Hampir tak ada satu kebaikan pun yang pernah perbuat semasa hidupnya. Namun wahai Musa, ketahuilah bahwa si fulan ini pernah berbuat baik terhadap "Nama Kekasih-Ku Muhammad."

Pada suatu hari dia menemukan secarik kertas yang bertuliskan nama kekasih-Ku Muhammad di dalam Taurat yang tergeletak di atas tanah. Lalu dia ambil, dia cium dengan takzim, dia muliakan, dia bersihkan, dia beri wewangian, dan kemudian dia letakkan di atas tempat yang mulia dan layak.

Oleh sebab, dia pernah memuliakan nama kekasih-Ku, nama "Barqalitha" [بارقليطا] (nama Nabi Muhammad di dalam Taurat), maka sungguh aku mencintai-Nya, Aku tidak lagi memandang pada kesalahan dan dosanya, Aku Rabb yang Maha Pengampun dan Maha Kasih Sayang, maka saksikanlah dia telah menjadi kekasih-Ku dengan berkah dia memuliakan nama kekasih-Ku Muhammad."

Begitulah betapa hebat dan mulianya, baru sekedar memuliakan namanya saja, Allah SWT memuliakan bagi orang yang memuliakan nama baginda Habibuna Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam, apalagi memuliakan ajarannya serta mencintai sosoknya sebegitu cinta dan rindunya. Masya Allah dahsyat!

Sebaliknya, lihat akhir kehidupan bagi orang yang mencoba menghinakan dan melecehkan namanya. Belum pernah ada sejarah seorang di muka bumi ini yang mendapatkan dari upayanya menghinakan dan membully baginda Habibuna Muhammad, melainkan kehinaan instan yang ia terima kontan di dunia ini saja dalam waktu itu juga.Na'udzubillah!

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1970 seconds (0.1#10.140)