Immunotherapy & Targeted Therapy, Terobosan Baru Perawatan Kanker

Rabu, 24 Januari 2018 - 21:57 WIB
Immunotherapy & Targeted Therapy, Terobosan Baru Perawatan Kanker
Immunotherapy & Targeted Therapy, Terobosan Baru Perawatan Kanker
A A A
JAKARTA - Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia dan nomor tujuh di Indonesia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi tahun 2030 jumlah penderita kanker di Indonesia akan meningkat tujuh kali lipat.

Namun kini dalam pengobatan kanker ditemukan terobosan baru yang mampu membedakan antara sel kanker dan sel normal yang sehat dalam tubuh. Hal ini menandai evolusi terbaru dalam terapi kanker yaitu immunotherapy dan targeted therapy.

"Immunotherapy pengobatan terbaru yang dapat mengungkap sel kanker yang sering terselubung di antara sel normal yang sehat. Kemudian membidik dan menghacurkannya," papar ahli Onkologi dan Konsultasi Spesialis dari The Cancer Center Singapore Medical Group (SMG), Dr Wong Seng Weng saat temu media di Hong Kong Cafe, Jakarta, Rabu (24/1/2018).

Dibandingkan kemoterapi, immunotherapy dapat mengurangi risiko perkembangan penyakit atau kematian sebesar 50%. Pada dasarnya, immunotherapy tidak digunakan untuk memperkuat sistem imun, melainkan mengidentifikasi sel kanker sehingga bisa mematikannya.

"Immunotherapy bekerja untuk mengungkap penyamaran sel kanker yang mengacaukan sistem imun. Ada sistem pember sinyal yang digunakan oleh sel normal untuk memberi tahu sistem imun agar tidak menyerang sebaliknya, sistempemberi sinyal yang sama juga digunakan untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker," kata dia.

Dr Wong mengatakan, teknologi immunotherapy memberikan harapan baru untuk pengobatan kanker terutama kanker yang mudah kambuh seperti kanker paru. Efek samping dari pengobatan ini pun diklaim memiliki risiko yang lebih kecil.

"Yaitu ruam kulit ringan yang bisa hilang. Immunotherapy juga bisa dilakukan bersamaan dengan kemoterapi sehingga melengkapi efek yang dihasilkan," kata dia.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8403 seconds (0.1#10.140)