Bisnis yang Berawal dari Hobi

Minggu, 04 Maret 2018 - 11:05 WIB
Bisnis yang Berawal dari Hobi
Bisnis yang Berawal dari Hobi
A A A
JAKARTA - Mainan kini tak lagi identik dengan anak-anak. Remaja hingga orang dewasa pun kini gemar mengoleksi mainan.

Bentuknya bisa beragam, mulai dari diecast hingga action figure seperti superhero yang selama ini memiliki banyak penggemar. Banyak pula kolektor mainan kini merambah dunia bisnis. Membentuk sebuah komunitas, itulah salah satu yang dilakukan para kolektor untuk memperluas jaringan bisnis.

Komunitas Order 66 Indonesia misalnya menjadi komunitas pencinta film teraktif di Indonesia dengan anggota lebih dari lima ribu orang. Komunitas ini secara resmi mendapat dukungan dari 20th Century Fox Indonesia, pemegang lisensi film StarWars di Indonesia.

“Beberapa anggotanya sudah terdaftar sebagai anggota dari StarWars Fans Club International sejak lama serta 501st Legion,” ucap Riza Satyagraha, seorang kolektor mainan. Bisnis yang dirintis pada 2003 itu di da sari kesadaran Riza bahwa mainan berupa action figure sangat menarik minat banyak orang.

Maka saat membuka kafe di kawasan Kemang, Jakarta Pusat, Riza menghias kafenya dengan action figure koleksinya. Tak ayal, ini menjadi daya tarik tersendiri. Banyak pe ngunjung yang senang dan betah untuk makan di kafenya. Puncak kariernya dimulai pada 2005 saat dia memberanikan diri membuat pameran bertajuk Jakarta Toy & Comic Fair untuk pertama kalinya di Indonesia.

Riza punya impian besar untuk dapat menyelenggarakan event pop culture di Indonesia yang mengumpulkan dan melibatkan para pencinta komunitas mainan dan komik. Tidak hanya untuk menjalin silaturahmi, tetapi juga untuk membuka peluang bisnis di antara sesama mereka.

Demikian juga pengunjung yang hadir dapat tersalurkan kepuasan mereka untuk membeli barang koleksi yang mereka inginkan selama ini. “Ibaratnya hajatan ini seperti lebarannya para pencinta komunitas mainan dan komik,” sebut Riza. Ide ini tercetus semasa dia melanjutkan kuliah S-2 di Monash University, Melbourne, Australia tahun 2000.

Saat itu Riza sudah mengoleksi beberapa mainan StarWars dan setiap tahun di sana selalu ada pameran pop culture yang sangat besar. Riza bukan cuma hadir untuk menambah koleksinya, tetapi juga mempelajari acara tersebut. “Saya punya keinginan kelak akan menggelar pameran serupa, tapi segmennya mainan dan komik,” kenangnya.

Akhirnya setelah merampungkan kuliah dan kembali ke Indonesia, Riza mulai mencoba membuat bazar pencinta mainan dan komik dengan skala yang kecil pada 2005. Bertempat di GOR Bulungan Blok M, pe serta yang datang hanya sekitar 50 booth dan diha di ri 1.550 pengunjung.

Tidak pernah puas dengan apa yang diraihnya, Riza pun selalu meningkatkan kua litasnya. Maka pameran pada 2018 ini sudah memasuki tahun ke-14 dengan jumlah pengunjung 25.000 dalam dua hari dan diikuti 300 booth yang terdiri atas kolektor, penjual mainan, dan komunitas.

Riza juga sangat mengapresiasi jika banyak kolektor yang bisa berbisnis seperti dirinya. Sebab dia yakin bisnis yang didasari hobi akan sangat menyenangkan. Itu sudah menjadi pengalamannya belasan tahun terakhir.

“Keep your passion, tekun dan ulet serta jangan cepat menyerah karena kegagalan hanya merupakan keberhasilan yang tertunda. Selama ini kita selalu melakukan evaluasi. Yang utama juga tetap berdoa dan bersyukur atas semua rezeki dan berkah yang kita terima,” Riza berpesan.

Senada dengan Riza, Kelly Patra Ramadana juga mem buka toko mainan sesuai dengan hobinya mengoleksi mainan.

Setahun terakhir bahkan lebih spesifik sesuai dengan barang kesukaannya, robot zaman dulu. Toko Robot Jadul milik Kelly dapat ditemukan di Senayan Trade Centre (STC). Untuk mempromosikan toko dan “meracuni” orang untuk menjadi kolektor mainan seperti dirinya, Kelly memiliki channel Youtube sendiri yang khusus membahas seputar mainan.

Channel ini juga untuk mereviu dan menjelaskan sebuah tema seperti kenapa mainan robot koleksinya bisa berharga mahal. Nostalgia masa kecil tampaknya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan Kelly. Hobi masa kecilnya terhadap robot tidak berubah hingga berusia kepala empat.

“Dulu nontonnya film robot jadi suka sekali dengan robot. Tapi menurut saya industri mainan itu sulit, tidak segampang yang dibayangkan, apalagi robot. Butuh waktu, desain yang detail artistik sekali pokoknya,” ungkap Kelly. Bukan cuma manis bisnis yang dirasakan dari koleksinya, tetapi juga investasi.

Beberapa mainannya yang dibeli tahun 2000 dan dijual kembali tahun lalu harganya bisa mencapai puluhan juta. “Awal tahun 2000 sudah menyangka koleksi bisa dijadikan investasi, tapi tidak menyangka ternyata akan sebesar ini minat kolektor mainan, sudah menjadi gaya hidup.
Jadi semakin semangat untuk bisnis dan mengoleksi nih,” sebut Kelly.

Aktor muda bertalenta Billy Davidson merupakan seorang yang begitu adiktif atau tergila-gila mengoleksi action figure dan mengunggah foto-foto koleksinya tersebut di akun media sosial Instagram. Hobi mengoleksi action figure diawali Billy Davidson secara tidak sengaja.

Dia mulai tergoda membeli action figure berkat usulan temannya. Kecintaan Billy terhadap bermacam koleksi action figure dari Marvell Cinematic Universe (MCU) bermula dari menonton film Iron Man hingga kemudian tumbuh kecintaannya kepada karakter yang ada di film ini. Koleksi pertama Billy adalah saat aktor berusia 25 tahun ini masih duduk di bangku kuliah.

“Pertama kali mulai suka Marvel itu pas 2009 kalau enggak salah, cuma dulu tahunya yang bikin jatuh cinta pertama kali, ya, Spider-Man. Pas SMP-SMA sering menggambar Spider-Man dan akhirnya Marvel merilis Iron Man 2008 dan itu kayak gila banget mirip anak kecil yang suka banget sama superhero. Padahal sudah kuliah,” ujar Billy Davidson seusai acara screening film Meet Me After Sunset di XXI Epicentrum, Kuningan, beberapa waktu itu.

“Saat awal-awal pas masih kuliah, gue diajak temen gue yang kebetulan se be lah Mal Taman Anggrek dan elu tahu kan dompet anak kuliah. Di sana ada patung Iron Man bagus banget dan harganya Rp6 juta. Itu gue pengin banget sampai akhirnya nabung dan kebeli,” sambung Billy. (Ananda Nararya/Thomasmanggalla)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3715 seconds (0.1#10.140)