Larangan Berdusta serta Dalilnya dalam Al Qur'an dan Hadis

Kamis, 04 Januari 2024 - 11:29 WIB
loading...
Larangan Berdusta serta Dalilnya dalam Al Quran dan Hadis
Islam sangat melarang bahkan mengharamkan dusta atau perbuatan dusta, hal ini ditegaskan dalam Al Quran dan hadis Nabi SAW. Foto ilustrasi/ist
A A A
Berdusta adalah perbuatan yang sangat tercela, ini salah satu sifat yang buruk. Perbuatan dusta juga merupakan sifat dari orang-orang munafik , maka Islam sangat melarang keras perbuatan dusta ini.

Para ulama menyebutkan definisi dari dusta, yaitu memberitahukan sesuatu tetapi tidak sesuai dengan realita. Seseorang memberitakan sesuatu, namun yang diberitakan itu tidak benar, tidak sesuai dengan realita yang ada. Dia dengan sengaja menyampaikan berita tersebut, padahal tahu bahwa berita itu tidak sesuai dengan realita.

Dalam Al-Qur’anul Karim, ada sejumlah ayat yang menjelaskan tentang tercelanya perbuatan dusta atau yang semakna dengan hal-hal tersebut, salah di antaranya ayat yang dibawakan oleh Al Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala dalam bab tentang diharamkannya berdusta adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا


“Dan janganlah kamu berbicara tentang sesuatu yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati masing-masing akan ditanya di hari kiamat kelak.” (QS. Al-Isra' : 36)

"Ini adalah di antara ayat-ayat yang menjelaskan tentang diharamkannya berdusta. Seorang berbicara tanpa ilmu, atau seorang mengingkari sebuah realita, ini juga termasuk orang yang dusta dan khianat,"papar Ustaz Mubarrak Bamualim Lc dalam salah satu kajiannya.

Kemudian Imam An-Nawawi Rahimahullahu Ta’ala membawakan firman Allah ‘Azza wa Jalla:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ


“Tidaklah seorang manusia mengucapkan satu perkataan, melainkan padanya ada malaikat-malaikat yang mengawasinya.” (QS. Qaf : 18)

Menurut dai yang berkhidmat di Kajian Sunnah ini, ayatsebagai satu peringatan agar seseorang berhati-hati dalam berbicara dan agar seseorang tidak berdusta. Karena dusta ini sesuatu yang sangat memalukan, suatu kepribadian yang cacat dan aib, apalagi apabila yang berdusta itu adalah orang yang berilmu. Na’udzubillah.

Adapun hadis-hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang dibawakan oleh Imam An-Nawawi Rahimahullah Ta’ala dalam bab ini, hadis yang pertama adalah hadis:

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وإنَّ البِرَّ يَهْدِي إِلَى الجَنَّةِ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا. وإنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وإنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا


“Sesungguhnya perbuatan jujur itu akan membawa seseorang kepada kebaikan, dan bahwasanya perbuatan yang baik itu akan menunjuki seseorang kepada surga. Sesungguhnya seseorang benar-benar jujur sehingga kemudian dia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang betul-betul jujur. Dan bahwasanya berdusta itu akan membawa seseorang kepada kejahatan, dan perbuatan kejahatan itu menggiring seseorang kepada api neraka. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar berdusta, sehingga dicatat dia di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (Muttafaqun ‘alaih)



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.6902 seconds (0.1#10.140)