Masuk Hagia Sophia Turki Tidak Lagi Gratis, Wajib Bayar Tiket Masuk Rp425 Ribu
loading...
A
A
A
TURKI - Hagia Sophia di Turki kini tidak lagi gratis untuk wisatawan. Sebab sejak Senin, 15 Januari 2024, wisatawan asing akan dikenakan tiket masuk untuk mengunjungi destinasi wisata yang berada di Istanbul tersebut.
Dilansir dari VN Express, Rabu (17/1/2024), adapun tiket masuk Hagia Sophia yang harus dibayar wisatawan sebesar 25 Euro atau setara dengan Rp425 ribu per orang.
Selain itu, wisatawan asing yang akan mengunjungi masjid bekas katedral itu akan diarahkan di pintu samping. Sedangkan pintu masuk utama kini diperuntukkan bagi warga Turki.
Tiket tersebut sudah termasuk akses ke terowongan terbuka. Di mana wisatawan dapat mengunjungi Hagia Sophia tanpa mengganggu salat. Biaya tiket masuk ini pun membuat sejumlah wisatawan terkejut.
Foto/Live and Let's Fly
Bahkan, hanya beberapa wisatawan yang membayar tiket masuk pada hari pertama peraturan tersebut resmi diberlakukan. "Kemarin gratis (wisatawan) kaget," kata seorang petugas yang mengarahkan pengunjung lewat.
Menurut petugas tersebut, wisatawan Muslim non-Turki juga wajib membayar tiket masuk, bahkan jika mereka ingin salat. Namun, warga Turki yang ingin mengunjungi Hagia Sophia untuk tujuan ibadah tidak akan dikenakan biaya alias gratis.
Di sisi lain, tiket masuk tersebut memberikan akses ke galeri lantai atas dan museum di situs Warisan Dunia Unesco yang menjadi magnet bagi wisatawan. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy mengumumkan langkah baru ini pada Oktober lalu.
Mengingat banyak tempat ibadah ikonik di seluruh dunia yang mengenakan biaya untuk kunjungan wisatawan, Ersoy mencatat bahwa sejalan dengan rekomendasi UNESCO, rencana pengelolaan wisatawan akan diterapkan pada bangunan bersejarah tersebut.
"Dengan diterapkannya kebijakan pengelolaan pengunjung, maka kualitas dan keamanan kunjungan akan meningkat. Arus pengunjung akan merata melalui berbagai jalur," jelas Ersoy.
"Tidak ada perubahan bagi mereka yang berkunjung ke masjid untuk keperluan ibadah rutin. Apa yang kita lakukan perubahan merupakan pintu masuk bagi warga negara asing yang berkunjung karena alasan pariwisata dan budaya," sambungnya.
Hagia Sophia dibangun sebagai katedral Bizantium yang pernah menjadi katedral terbesar di dunia pada abad keenam sebelum diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453.
Tempat ini diubah menjadi museum sebagai bagian dari upaya Turki untuk bergerak menuju sekularisme. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubahnya kembali menjadi masjid pada 2020. Perubahan ini pun disambut gembira oleh warga Turki Muslim meski pemerintah Barat, Rusia dan pemimpin Kristen mengecamnya.
Dilansir dari VN Express, Rabu (17/1/2024), adapun tiket masuk Hagia Sophia yang harus dibayar wisatawan sebesar 25 Euro atau setara dengan Rp425 ribu per orang.
Selain itu, wisatawan asing yang akan mengunjungi masjid bekas katedral itu akan diarahkan di pintu samping. Sedangkan pintu masuk utama kini diperuntukkan bagi warga Turki.
Tiket tersebut sudah termasuk akses ke terowongan terbuka. Di mana wisatawan dapat mengunjungi Hagia Sophia tanpa mengganggu salat. Biaya tiket masuk ini pun membuat sejumlah wisatawan terkejut.
Foto/Live and Let's Fly
Bahkan, hanya beberapa wisatawan yang membayar tiket masuk pada hari pertama peraturan tersebut resmi diberlakukan. "Kemarin gratis (wisatawan) kaget," kata seorang petugas yang mengarahkan pengunjung lewat.
Menurut petugas tersebut, wisatawan Muslim non-Turki juga wajib membayar tiket masuk, bahkan jika mereka ingin salat. Namun, warga Turki yang ingin mengunjungi Hagia Sophia untuk tujuan ibadah tidak akan dikenakan biaya alias gratis.
Di sisi lain, tiket masuk tersebut memberikan akses ke galeri lantai atas dan museum di situs Warisan Dunia Unesco yang menjadi magnet bagi wisatawan. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy mengumumkan langkah baru ini pada Oktober lalu.
Mengingat banyak tempat ibadah ikonik di seluruh dunia yang mengenakan biaya untuk kunjungan wisatawan, Ersoy mencatat bahwa sejalan dengan rekomendasi UNESCO, rencana pengelolaan wisatawan akan diterapkan pada bangunan bersejarah tersebut.
"Dengan diterapkannya kebijakan pengelolaan pengunjung, maka kualitas dan keamanan kunjungan akan meningkat. Arus pengunjung akan merata melalui berbagai jalur," jelas Ersoy.
"Tidak ada perubahan bagi mereka yang berkunjung ke masjid untuk keperluan ibadah rutin. Apa yang kita lakukan perubahan merupakan pintu masuk bagi warga negara asing yang berkunjung karena alasan pariwisata dan budaya," sambungnya.
Hagia Sophia dibangun sebagai katedral Bizantium yang pernah menjadi katedral terbesar di dunia pada abad keenam sebelum diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453.
Tempat ini diubah menjadi museum sebagai bagian dari upaya Turki untuk bergerak menuju sekularisme. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengubahnya kembali menjadi masjid pada 2020. Perubahan ini pun disambut gembira oleh warga Turki Muslim meski pemerintah Barat, Rusia dan pemimpin Kristen mengecamnya.
(dra)