Rasa Khas Ikan Bakar Kota Daeng

Minggu, 20 Mei 2018 - 09:49 WIB
Rasa Khas Ikan Bakar Kota Daeng
Rasa Khas Ikan Bakar Kota Daeng
A A A
MAKASSAR - Makassar memiliki beragam hidangan berbasis ikan. Tidak mengherankan, makan ikan di Kota Angin Mamiri memang kebiasaan sehari-hari masyarakat.

Apalagi, buat mereka yang tinggal di sekitar pelabuhan. Satu ikan berukuran besar untuk disantap satu orang, itu kelazimannya. Pada pekan pertama Mei lalu usai menghadiri Festival Jajanan Bango 2018 di Makassar, KORAN SINDO berkesempatan mengikuti program Jelajah Kuliner bersama pakar kuliner Arie Parikesit.

Pada awal perjalanan, kami singgah di Rumah Makan Paotere yang menjajakan menu ikan bakar. Begitu tiba di lokasi, pengunjung harus memilih jenis ikan yang hendak dibakar. Ada banyak jenis nya, antara lain sunu atau kerapu, bollu alias bandeng, kakap, dan cepa. Ukurannya cukup besar.

Cocok buat berbagi, tetapi kalau mau coba di makan sendiri juga tidak masalah, sesuai kebiasaan masyarakat setempat. “Berbeda dengan di Jawa, di Makassar satu orang makan satu ikan berukuran besar,” tandas Arie. Tahap memilih ikan tadi dilakukan di area depan rumah makan. Tampak di sana boks-boks berisi ikan yang diberi es demi menjaga kesegaran ikan.

Ikan-ikan ini merupakan hasil tangkapan nelayan yang dijajakan langsung kepada konsumen. Memang ikan sudah mati, tetapi ikan tidak mengalami beberapa kali proses pengawetan. Masih cukup segar karena merupakan hasil tangkapan pada hari itu.

“Di sini ikan baru mati sekali. Itu istilah buat ikan yang masih sangat segar. Biasanya ikan di dapat dari pelelangan yang ada di sekitar Pelabuhan Paotere,” kata Arie.

Memilih ikan sudah, tinggal menunggu menunya terhidang di meja. Yang kami pilih saat itu ada lah ikan cepa dan sunu. Tidak butuh waktu lama untuk mendapati ikan bakar tersebut tersaji di depan mata.

Rasanya tidak sabar untuk segera menyantapnya. Aroma dan tampilannya saja sudah sangat menggugah selera. Ada tiga varian menu yang dicoba. Ikan yang di bakar polos, bakar rica, dan parape. Ikan yang di bakar polos, sesuai namanya, dibakar tanpa tambahan bumbu sama sekali.

Sementara yang dibakar rica dilapisi bumbu rica yang lumayan pedas, sedangkan ikan bakar parape yang sangat khas Makassar di baluri bumbu parape yang terbuat antara lain dari campuran bawang, gula merah, juga kecap manis.

Satu hal yang menarik dari ikan-ikan bakar di sini, yaitu cara pembakarannya, sehingga membuat daging ikan tidak tampak gosong. “Di Makassar, membakar ikan harus dilapisi daun pisang. Dengan begitu, bara api tidak langsung mengenai badan ikan supaya ikan tidak gosong,” tutur Arie.

Selain nasi putih hangat, berbagai macam kondimen juga disediakan sebagai teman makan ikan bakar. Ada mentimun dan sambal kacang, sambal kecap, sambal dabu-dabu, serta acar mangga muda yang disebut racca mangga.

Sungguh segar rasanya. Nah,kalau sudah selesai makan, bagi yang mau melihat dan membeli ikan segar bisa mampir kepusat pelelangan ikan di Pelabuhan Paotere. Lokasinya tidak jauh dari rumah makan seafood milik Daeng Haji Tawakal ini. (Titi S Apridawaty)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9046 seconds (0.1#10.140)