Center of Excellence Unggulan untuk Tangani Kasus Trauma dengan Cepat dan Tepat

Sabtu, 03 Februari 2024 - 04:29 WIB
loading...
Center of Excellence...
Tim medis di RS Harapan Keluarga. Rumah sakit ini memperkuat komitmennya sebagai center of excellence dengan menyediakan layanan ambulance gratis untuk melayani kasus trauma. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - RS Harapan Keluarga memperkuat komitmennya sebagai center of excellence dengan menyediakan layanan ambulance gratis untuk melayani kasus trauma.

Direktur RS Harapan Keluarga dr. Eko Budi Heryanto menyampaikan, salah satu center of excellence dari rumah sakit di bawah naungan grup Radjak Hospital ini adalah trauma center.

"Trauma center kami menangani berbagai kasus trauma, dengan didukung oleh berbagai layanan yang saling bersinergi untuk memberikan layanan kesehatan secara optimal," kata dr Eko kepada awak media, Jumat (2/2/2024).

Fasilitas yang dimiliki oleh RS Harapan Keluarga bukan hanya berupa teknologi internal, tapi juga akses untuk merujuk atau mengevakuasi pasien ke rumah sakit lain yang menjadi bagian dari Radjak Hospital Group.

"Tak hanya memberikan layanan, kami juga melakukan edukasi, yang ujungnya akan semakin mempertinggi potensi kesembuhan dan pemulihan dari pasien yang mengalami trauma karena dapat dengan cepat ditangani," kata dr Eko.

Layanan lain yang menjadi unggulan RS Harapan Keluarga adalah hot line dan ambulance.

"Penanganan kami cepat dan bagus hasilnya. Hal ini bisa dilihat dari rekam jejak response time kami. Dan, sebagai catatan, layanan ambulance ini tidak kami tarik biaya sama sekali," terang dr. Eko.

Ia menambahkan, layanan ambulance RS Harapan Keluarga sudah terbukti mampu meningkatkan potensi pemulihan pasien, karena dapat ditangani lebih cepat.

"Di area ini, hanya kami yang menyediakan layanan ambulance yang dapat dipanggil ke lokasi terjadinya trauma," ujar dr Eko.

Sementara itu, Dokter Spesialis Orthopedi RS Harapan Keluarga dr. Juliando, Sp.OT mengatakan, penanganan pertama memiliki pengaruh pada tingkat pulih korban yang mengalami trauma.

"Kita itu berpacu dengan waktu sehingga pertolongan pertama dalam waktu cepat sangat mempengaruhi," tandas dr Juliando.

Kecepatan dalam memberikan bantuan akan mencegah terjadinya kematian jaringan, yang dapat menghilangkan fungsi organ tubuh.

"Setiap kasus memiliki waktu 'golden time' yang berbeda. Tidak bisa dipukul rata. Intinya, semakin cepat bisa mendapatkan perawatan medis, akan lebih baik," katanya.

Menurut dr Juliando, pengobatan alternatif patah tulang berpotensi menimbulkan infeksi, kegagalan pada jaringan tubuh, ataupun kegagalan fungsi salah satu bagian tubuh. Ia tidak menyalahkan pilihan masyarakat tersebut, karena mayoritas memang belum memahami risikonya.

"Ada beberapa alasan mengapa tindakan medis lebih baik. Misalnya, potensi adanya pembuluh darah terjepit, yang ujungnya menyebabkan kegagalan fungsi anggota tubuh," terang dr Juliando.

Ia mencontohkan cedera fraktur tertutup pada lengan bagian atas. Dengan pengobatan alternatif, yang dibenarkan hanya tulang tanpa memahami adanya jalur pembuluh darah.

"Akhirnya yang terjadi pasien yang awalnya mengalami kebas, lalu jari-jarinya mulai terasa kebas, dan berujung pada munculnya warna hitam, yang mengindikasikan matinya jaringan pada area tersebut," bebernya.

Oleh karena itu, ia berharap masyarakat memahami risiko yang akan dihadapi saat memilih cara pengobatan pada trauma yang mereka alami.

"Dengan adanya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, diharapkan risiko-risiko seperti ini dapat dihindari," pungkas dr Juliando.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1540 seconds (0.1#10.140)