WHO Golongkan Kecanduan Game sebagai Gangguan Mental

Senin, 25 Juni 2018 - 17:31 WIB
WHO Golongkan Kecanduan Game sebagai Gangguan Mental
WHO Golongkan Kecanduan Game sebagai Gangguan Mental
A A A
JAKARTA - World Health Organization (WHO) menggolongkan kecanduan game sebagai gangguan mental dalam International Classification of Diseases (ICD) yang disebut sebagai gaming disorder. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kekhawatiran kecanduan internet dan video game pada anak-anak dan remaja.

Dilansir People, kecanduan ini dinilai berada pada level yang sama dengan kecanduan alkohol atau mariyuana. Lebih dari itu, kecanduan game juga berada dalam level sama seperti beberapa penyakit dalam, diantaranya penyakit pernapasan atau gangguan imun.

Sementara, gaming disorder merupakan kondisi di mana lemahnya kontrol terhadap bermain game, meningkatnya prioritas pada bermain game dibandingkan aktivitas lainnya hingga pada titik melebihi minat dan aktivitas harian serta terjadi peningkatan bermain game meski terjadi efek negatif.

WHO menjelaskan gaming disorder hanya mempengaruhi sekelompok kecil orang yang terlibat dalam aktivitas game video atau digital. Kondisi ini juga harus didiagnosis.

Psikolog klinis Dr Kevin Gilliland mengatakan terlalu dini bagi WHO untuk menggolongkan sebagai gangguan tanpa riset yang mendalam. Dia mengimbau para orangtua untuk tidak mengkhawatirkan kecanduan bermain game, kecuali sudah mencapai tingkatan yang cukup berat. Misalnya seperti melalui penggunaan obat-obatan dan alkohol serta adanya gangguan klinis yang signifikan.

"Yang berarti bermain game hingga pada titik di mana hal tersebut mengganggu tidur mereka, atau pola makan mereka, atau level aktivitas fisik mereka atau bahkan sampai mengganggu pekerjaan. Hal tersebut mesti jadi pola yang signifikan dalam jumlah waktu yang cukup," ujar Dr Gilliland.

Dr Gilliland menjelaskan hobi bermain game sama seperti minat terhadap yang lainnya. Contohnya hobi menonton drama televisi yang bukan sebagai gangguan khususnya gangguan mental, jika tidak disertai gejala-gejala signifikan yang cukup parah dan sering timbul.

"Kita belum bisa menyebut bahwa bermain game setara dengan beberapa gangguan lain tersebut kita tak punya datanya. Mungkin suatu hari, tetapi tidak sekarang," tutup Dr Gilliland.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6731 seconds (0.1#10.140)