Viral Telur Dadar Disebut Picu Kanker, Cek Faktanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA — Beberapa waktu belakangan ini viral tentang telur dadar yang bisa memicu kanker. Pernyataan ini pertama kali dijelaskan oleh Iwan Benny, founder Konsep Karnus dan dr. Ary Yanuar dalam sebuah podcast di YouTube.
Dalam video tersebut, Iwan Benny menjelaskan jika di dalam telur ada dua zat yang berbeda. Pertama, zat avidin di dalam putih telur dan kedua zat biotin yang ada di dalam kuning telur. Kedua, kandungan zat tersebut akan terkunci ketika diolah menjadi telur dadar.
“Pada saat asam lemak banyak rantai ganjil ada di kuning telur, avidin (pada putih telur) akan mengunci biotin (pada kuning telur) untuk memecahnya. Apalagi digoreng, ikatan ini akan terkunci dan rusak,” tutur Iwan menjelaskan.
“Akhirnya rantai lemak yang ganjil ini tidak bisa masuk ke dalam darah dan akan membentuk senyawa baru yaitu dari jenis keton radikal. Ini yang akan masuk pada dan merampas elektron pada DNA dan RNA sehingga terjadilah kanker," ucap dia lagi.
Terkait masalah ini, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Dr dr Brahmana Askandar, SpOG SubspOnk menjelaskan bahwa kanker tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, seperti telur dadar.
“Kanker itu multifaktor. Pada intinya ketika pola hidup kita baik dan daya tahan tubuh kita baik, kemudian kita bisa mencegah penyakit-penyakit lain yang bisa dipreferensi misalnya diabetes, obesitas, dan lain-lain ya pasti risiko kanker akan menurun,” kata Brahmana dalam Media Briefing Kementerian Kesehatan, Jumat (23/2/2024).
Lebih lanjut, Brahmana menjelaskan jika cara memasak sebenarnya ada ilmunya sendiri oleh ahli gizi. Namun, dia menegaskan jika kanker adalah penyakit multifaktor.
“Contoh nih telur dadar, sudah bagus nih masaknya sesuai panduan dan lain-lain. Tetapi faktor lain juga ada, tetap saja bisa kanker karena kanker tidak single factor,” ucap Brahmana.
“Jadi seseorang terkena kanker tidak mungkin single factor, pasti multifactor,” ujar dia lagi.
Dalam video tersebut, Iwan Benny menjelaskan jika di dalam telur ada dua zat yang berbeda. Pertama, zat avidin di dalam putih telur dan kedua zat biotin yang ada di dalam kuning telur. Kedua, kandungan zat tersebut akan terkunci ketika diolah menjadi telur dadar.
Baca Juga
“Pada saat asam lemak banyak rantai ganjil ada di kuning telur, avidin (pada putih telur) akan mengunci biotin (pada kuning telur) untuk memecahnya. Apalagi digoreng, ikatan ini akan terkunci dan rusak,” tutur Iwan menjelaskan.
“Akhirnya rantai lemak yang ganjil ini tidak bisa masuk ke dalam darah dan akan membentuk senyawa baru yaitu dari jenis keton radikal. Ini yang akan masuk pada dan merampas elektron pada DNA dan RNA sehingga terjadilah kanker," ucap dia lagi.
Terkait masalah ini, Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Dr dr Brahmana Askandar, SpOG SubspOnk menjelaskan bahwa kanker tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, seperti telur dadar.
“Kanker itu multifaktor. Pada intinya ketika pola hidup kita baik dan daya tahan tubuh kita baik, kemudian kita bisa mencegah penyakit-penyakit lain yang bisa dipreferensi misalnya diabetes, obesitas, dan lain-lain ya pasti risiko kanker akan menurun,” kata Brahmana dalam Media Briefing Kementerian Kesehatan, Jumat (23/2/2024).
Lebih lanjut, Brahmana menjelaskan jika cara memasak sebenarnya ada ilmunya sendiri oleh ahli gizi. Namun, dia menegaskan jika kanker adalah penyakit multifaktor.
Baca Juga
“Contoh nih telur dadar, sudah bagus nih masaknya sesuai panduan dan lain-lain. Tetapi faktor lain juga ada, tetap saja bisa kanker karena kanker tidak single factor,” ucap Brahmana.
“Jadi seseorang terkena kanker tidak mungkin single factor, pasti multifactor,” ujar dia lagi.
(tdy)