Bahaya di Balik Pesona Gua

Sabtu, 04 Agustus 2018 - 19:20 WIB
Bahaya di Balik Pesona Gua
Bahaya di Balik Pesona Gua
A A A
Menyusuri gua atau caving merupakan kegiatan yang sudah dilakukan sejak lama. Bila dulu gua dijadikan sebagai tempat tinggal dan tempat untuk melakukan ritual pemujaan roh, di zaman modern ini gua banyak didatangi untuk objek wisata, olahraga, hingga keperluan kegiatan ilmiah. Indonesia memiliki banyak gua alami yang tersebar di berbagai daerah. Di antaranya yang terkenal seperti Gua Pindul di Gunungkidul, Gua Gong di Pacitan, Gua Jomblang di Yogyakarta, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Namun, pada dasarnya semua kegiatan alam terbuka pasti memiliki risiko terjadi kecelakaan. Di balik serunya kegiatan menjelajah gua, ada berbagai musibah yang bisa saja terjadi. Bahaya kegiatan ini selalu terbagi dalam dua jenis, yaitu bahaya dari pelaku kegiatan dan bahaya yang berasal dari lingkungan atau alam. Nah, berikut ini adalah beberapa hal berbahaya yang perlu diantisipasi saat melakukan susur gua:

1. Terjadi Banjir
Kecelakaan gua di Indonesia sebagian besar diakibatkan banjir. Pada saat ingin mengeksplorasi gua, ada baiknya untuk mempelajari dahulu mengenai data daerah sekitar gua. Seperti data curah hujan dan sistem hidrologi. Apalagi pada saat musim hujan. Bahaya menjadi semakin nyata kalau harus melewati air terjun atau aliran air yang deras, harus melakukan penyelaman bebas tanpa alat, dan penelusur kurang mahir berenang atau menyelam. “Karakteristik kawasan karst di permukaan terlihat kering dan gersang. Namun, sumber air dan sungai bawah tanah berkembang di bawah permukaan,” ujar Ridwan Nasrullah, salah satu anggota Caves Society yang juga aktif sebagai anggota Tasikmalaya Caving Community dan Indonesian Speleological Society.

2. Kondisi Lorong yang Bervariasi
Medan dalam gua sangat bervariasi, mulai lorong yang mudah untuk ditelusuri, sampai lorong yang membutuhkan teknik khusus untuk dapat melewatinya. Begitu kompleksnya kondisi medan gua, untuk melakukan penelusurannya diperlukan peralatan yang juga mendukung. Itu karena kondisi medan yang bervariasi dapat menyebabkan kepanikan, kepala terantuk gua, dan terpeleset. “Ada teknik dasar yang perlu dikuasai ketika menjadi seorang penelusur gua. Cuaca, morfologi gua, hidrologi gua, manajemen penulusuran gua dan lain-lainnya. Karena caving merupakan salah satu aktivitas luar ruangan dengan risiko kecelakaan paling tinggi,” kata lelaki lulusan Geografi yang juga pembuat aplikasi pendataan kawasan karst ini.

3. Tersesat dalam Gua
Lorong yang bercabang-cabang dan daya orientasi pemimpin regu penelusuran gua yang kurang baik dapat membuat tersesat. Oleh karena itu, setiap penelusuran wajib dilakukan dengan penuh perhatian. Bentuk lorong yang telah dilewati akan berbeda saat datang dan pergi. Ada baiknya meninggalkan tanda yang tidak merusak lingkungan, misalnya dengan tumpukan batu agar tidak tersesat, atau mencatat tempat-tempat tertentu yang sebelumnya telah dilewati.

4. Keracunan Gas
Di dalam gua senantiasa terdapat gas CO2 karena tetesan air dari dinding dan atap gua senantiasa mendifusikan gas ini. Terlebih bila ada banyak sampah organik yang membusuk di atas lantai gua seperti daun, ranting, dan sebagiannya yang hanyut dan terbawa masuk ke dalam gua sewaktu banjir. “Yang sering dijumpai adalah tidak ada oksigen sama sekali di dalam gua. Saya sendiri pernah keracunan akibat kebiasaan masyarakat yang membuang sampah ke dalam gua. Sampah itu menguap akibat kemarau panjang, kemudian berubah menjadi gas metana, Makanya selalu disediakan tabung oksigen,” aku Ridwan yang juga pernah mengalami keracunan gas saat berada di dalam gua.

5. Dehidrasi
Semakin mengeluarkan tenaga, penelusur gua harus cukup istirahat dan minum kembali. Apabila sudah timbul rasa haus, meminum cairan sudah terlambat karena tidak akan memenuhi kebutuhan lagi. Oleh karena itu, minumlah yang banyak sebelum merasa haus dan sebelum memasuki gua. Jangan meminum air yang ada di dalam dalam gua karena air tersebut sudah terkontaminasi. Lebih baik membawa air minum dalam botol atau tempat khusus, namun tetap menjaga kebersihan lingkungan.

6. Bahaya dari Binatang Gua
Hewan seperti ular bisa saja ditemui jauh di dalam gua akibat terhanyut oleh air atau terperosok ke dalam dari atap atau ventilasi gua. Menghindari cekungan dan lobang di sekitar mulut gua bisa dilakukan karena di tempat itu mereka bersarang. Bahaya lainnya adalah kotoran kelelawar (guano) yang dapat menyebabkan penyakit jalan pernapasan seperti TBC. Oleh karena itu, wajib menghindari gua kelelawar dan bila tetap ingin menelusurinya, wajib memakai penutup hidung khusus.

Novira Andiani
(GEN SINDO-Universitas Negeri Jakarta)


(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4563 seconds (0.1#10.140)