Pencernaan Sehat Berpengaruh terhadap Pertumbuhan Otak Anak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pencernaan sehat berpengaruh terhadap pertumbuhan otak anak. Sebab, saluran cerna merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang mendukung kesehatan secara keseluruhan, suasana hati, dan sosial emosional si kecil.
Karena itu, kesehatan saluran cerna sebagai fondasi kesehatan secara holistik merupakan awal dari tumbuh kembang optimal anak di setiap tahapan usianya.
Dalam rangka memperingati Social Emotional Learning Day, PT Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia) melalui platform digital Bebeclub mengajak para orang tua untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi anak hebat.
Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Ahli Gastrohepatologi, Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) mengatakan, menjaga kesehatan saluran cerna si kecil dapat menjadi landasan kesehatan anak secara keseluruhan di masa mendatang.
"Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk menjaga kesehatan saluran cerna si kecil dimulai dari masa pembentukan dan perkembangannya,” ujar dr. Muzal di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Saluran cerna, menurut dr. Muzal, merupakan otak kedua manusia atau enteric nervous system (ENS). Saluran cerna memiliki pengaruh yang penting dalam tumbuh kembang seorang anak.
"Karena otak dan saluran pencernaan saling terhubung sebagai gut-brain axis. Fungsi gut-brain axis ini bisa memengaruhi kinerja otak hingga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, di mana nutrisi yang terserap optimal di usus bisa menjadi asupan untuk mendukung kinerja optimal otak dan mendukung sistem daya tahan tubuh," bebernya.
Selain itu, usus yang sehat juga dapat mempengaruhi sosial-emosional anak, karena sekitar 90% serotonin diproduksi oleh sel-sel dalam usus.
"Dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah yang berperan penting dalam mengatur suasana hati atau mood, bahkan nafsu makan,” terang dr. Muzal.
Mengingat pentingnya kesehatan usus untuk mendukung perkembangan dan kinerja otak serta kesehatan anak, maka asupan nutrisi harian si kecil harus terpenuhi dengan baik.
“Selain itu, untuk menjaga jumlah bakteri baik dalam usus anak tetap seimbang, perlu diberikan asupan prebiotik yang biasanya banyak terkandung dalam sumber makanan seperti buah-buahan, sayur-mayur, susu, kacang-kacangan, dan beberapa jenis sayuran. Atau bisa juga bersumber dari nutrisi lain yang mengandung prebiotik seperti FOS (fructo-oligosaccharides) dan GOS (galacto-oligosaccharides) yang akan menjadi makanan bagi bakteri baik tersebut," papar dr. Muzal.
"Selain itu, untuk mendukung perkembangan optimal otak anak, penting juga untuk melengkapi nutrisi asam lemak rantai panjang seperti DHA, AA dan ALA/LA,” lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan, perkembangan sosial dan emosional anak sering kali diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh lainnya.
"Orang tua dan guru harus paham bahwa anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif, " ujarnya.
Perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini adalah bagaimana mereka mampu mengelola serta mengekspresikan berbagai emosi, baik itu positif maupun negatif.
“Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan dialami melalui interaksi dengan orang lain," terang dr. Rini.
"Ini adalah proses di mana anak-anak belajar beradaptasi dengan situasi dan emosi dalam interaksi mereka dengan orang lain, dengan cara mendengarkan, mengamati, dan meniru perilaku yang mereka lihat," tambahnya.
Maka itu, dalam rangka peringatan Social Emotional Learning Day, Nutricia Indonesia mengajak semua pihak terutama orang tua dan tenaga pengajar untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi hebat.
Karena itu, kesehatan saluran cerna sebagai fondasi kesehatan secara holistik merupakan awal dari tumbuh kembang optimal anak di setiap tahapan usianya.
Dalam rangka memperingati Social Emotional Learning Day, PT Nutricia Indonesia Sejahtera (Nutricia) melalui platform digital Bebeclub mengajak para orang tua untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi anak hebat.
Dokter Spesialis Anak Konsultan dan Ahli Gastrohepatologi, Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A(K) mengatakan, menjaga kesehatan saluran cerna si kecil dapat menjadi landasan kesehatan anak secara keseluruhan di masa mendatang.
"Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk menjaga kesehatan saluran cerna si kecil dimulai dari masa pembentukan dan perkembangannya,” ujar dr. Muzal di Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Saluran cerna, menurut dr. Muzal, merupakan otak kedua manusia atau enteric nervous system (ENS). Saluran cerna memiliki pengaruh yang penting dalam tumbuh kembang seorang anak.
"Karena otak dan saluran pencernaan saling terhubung sebagai gut-brain axis. Fungsi gut-brain axis ini bisa memengaruhi kinerja otak hingga menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan, di mana nutrisi yang terserap optimal di usus bisa menjadi asupan untuk mendukung kinerja optimal otak dan mendukung sistem daya tahan tubuh," bebernya.
Selain itu, usus yang sehat juga dapat mempengaruhi sosial-emosional anak, karena sekitar 90% serotonin diproduksi oleh sel-sel dalam usus.
"Dan akan mengalir ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah yang berperan penting dalam mengatur suasana hati atau mood, bahkan nafsu makan,” terang dr. Muzal.
Mengingat pentingnya kesehatan usus untuk mendukung perkembangan dan kinerja otak serta kesehatan anak, maka asupan nutrisi harian si kecil harus terpenuhi dengan baik.
“Selain itu, untuk menjaga jumlah bakteri baik dalam usus anak tetap seimbang, perlu diberikan asupan prebiotik yang biasanya banyak terkandung dalam sumber makanan seperti buah-buahan, sayur-mayur, susu, kacang-kacangan, dan beberapa jenis sayuran. Atau bisa juga bersumber dari nutrisi lain yang mengandung prebiotik seperti FOS (fructo-oligosaccharides) dan GOS (galacto-oligosaccharides) yang akan menjadi makanan bagi bakteri baik tersebut," papar dr. Muzal.
"Selain itu, untuk mendukung perkembangan optimal otak anak, penting juga untuk melengkapi nutrisi asam lemak rantai panjang seperti DHA, AA dan ALA/LA,” lanjutnya.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K) mengatakan, perkembangan sosial dan emosional anak sering kali diabaikan oleh orang tua, guru, dan pengasuh lainnya.
"Orang tua dan guru harus paham bahwa anak-anak dengan perkembangan emosi yang sehat adalah mereka yang dapat mengekspresikan diri dengan cara yang positif, " ujarnya.
Perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini adalah bagaimana mereka mampu mengelola serta mengekspresikan berbagai emosi, baik itu positif maupun negatif.
“Perkembangan sosial-emosional mengacu pada perubahan perilaku yang disebabkan oleh emosi tertentu yang mengelilingi kehidupan awal dan dialami melalui interaksi dengan orang lain," terang dr. Rini.
"Ini adalah proses di mana anak-anak belajar beradaptasi dengan situasi dan emosi dalam interaksi mereka dengan orang lain, dengan cara mendengarkan, mengamati, dan meniru perilaku yang mereka lihat," tambahnya.
Maka itu, dalam rangka peringatan Social Emotional Learning Day, Nutricia Indonesia mengajak semua pihak terutama orang tua dan tenaga pengajar untuk bersama-sama mendukung perkembangan sosial emosional anak agar bisa tumbuh menjadi hebat.
(tsa)