Dian Sastro Senang Tak Jadi Pacar Nicholas Saputra di Film Baru

Jum'at, 21 September 2018 - 17:30 WIB
Dian Sastro Senang Tak Jadi Pacar Nicholas Saputra di Film Baru
Dian Sastro Senang Tak Jadi Pacar Nicholas Saputra di Film Baru
A A A
JAKARTA - Dian Sastrowardoyo mengaku senang sekaligus bangga bisa terlibat dalam film Aruna dan Lidahnya. Lewat film ini, Dian kembali dipertemukan dengan Nicholas Saputra meski bukan sebagai pasangan kekasih namun sahabat yang saling mendukung satu sama lain.

Meski begitu, keduanya justru bersyukur. Baik Dian ataupun Nicholas, sejatinya sudah jenuh diceritakan berpacaran di film. Padahal, keduanya seolah sudah menjadi ikon pasangan idaman di layar film setelah tampil di dua film Ada Apa dengan Cinta?

“Di sini kesempatan yang beda banget. Bisa enggak sih kami menawarkan dinamika yang berbeda ke penonton Indonesia? Antara gue dan Nico mungkin selama ini orang mikirnya pasti pasangan, tapi di sini kami cuma sahabat karena biasanya kalau ketemu Nico di kerjaan, 'Yah bro gue jadi pacar lo lagi,' pacaran dari berbagai bentuk. AAdC? jadi pacaran pas SMA, ketemu lagi pas sudah tua. Di Tiga Doa Tiga Cinta aku jadi penyanyi dangdut, dia jadi santri, terus sampai membayangkan dia segala macam,” ujar Dian di XXI Plaza Indonesia, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (20/9/2018).

Selain bersyukur mendapatkan kesempatan lain untuk beradu akting dengan Nico, Dian juga senang bisa tampil di Aruna dan Lidahnya karena kemasannya yang berbeda. Film ini menghadirkan empat karakter yang punya kekuatan dan kepribadian satu sama lain yang saling mendukung. Menariknya, kekuatan itu disajikan dengan nuansa yang santai dan tidak berlebihan atau bahasa gaulnya, lebay.

"Film ini memberikan kemasan cerita baru yang belum pernah ada disini karena punya empat orang karakter dengan rileks, biasanya kan kalo cerita kayak gini dibuat overdramatis. Jarang saya sebagai penonton film Indonesia melihatnya, saya menunggu film seperti ini dan akhirnya saya ada didalamnya," kata Dian.

Selain karakter, aktris peraih gelar pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Perancis (2002) lewat film Pasir Berbisik ini menyebut bahwa film produksi Palari Films itu sukses menghadirkan kisah yang berhubungan dengan keseharian. Mulai dari pertemanan, masalah sehari-hari, hingga obrolan di meja makan.

"Beda banget, ceritanya relate, banyak kali pandangan dalam sehari-hari, seperti pertemanan yang dihiasi perbedaan. Tapi semuanya dijalani rileks sambil makan," ucap Dian.

Selain menyuguhkan cerita berdasarkan kehidupan sehari-hari, film Aruna dan Lidahnya juga memasukkan unsur komedi ke dalamnya. Namun, kemasan komedi di film ini berbeda sekali dengan film komedi.

“Film ini juga komedi, tapi komedinya menawarkan rasa humor yang berbeda. Kalau biasanya humor di Indonesia lebih ke yang terbahak-bahak, terpingkal-pingkal, kalau ini mungkin enggak sampai terpingkal-pingkal, sih. Aku senang banget tadi teman-teman media sampai ketawa di beberapa beat, berarti sampai bumbu komedinya,” tuturnya.

Lebih lanjut, istri pengusaha Maulana Indraguna Sutowo ini mengaku senang dan puas dengan akting natural yang disuguhkannya bersama Nicholas Saputra, Hannah Al Rashid, dan Oka Antara. “Aku senang banget baru pertama kali ini nonton film ini sama teman-teman media. Terus terang aku suka, sih. Hasilnya ternyata jauh lebih menyenangkan dari yang aku harapkan,” sebutnya.

Di film ini, Oka Antara juga menjadi lawan main Dian. Ini adalah kali pertama bagi Oka terlibat dalam produksi yang sama dengan Dian. Di Aruna dan Lidahnya, karakter Oka, yaitu Farish, diplot punya kisah percintaan dengan Aruna yang diperankan Dian.

"Peran saya sama besarnya dengan Dian. Kami banyak muncul dalam satu adegan. Kami saling belajar dan mendalami seni peran. Paling terasa berat justru saat praproduksi. Persiapannya sangat detail. Yang saya syukuri, Edwin memberi kebebasan kepada para pemain untuk menerjemahkan karakter. Pengadeganan bisa berkembang dinamis," tutur Oka.

Aktor berdarah Bali ini pun menyebut gaya penulisan Laksmi dalam novel terasa genit, cerdas, dan agak jail di beberapa bagian. Gaya semacam ini, menurut Oka, efektif menggambarkan seperti apa kepribadian Aruna sebenarnya.

"Farish dalam film merupakan gabungan antara karakter Leon dan Farish yang dicampur menjadi satu. Kalau di novel, orang yang berasal dari masa lalu Aruna hanya Leon. Dia paling kaku di dunia Aruna. Farish di layar lebar berbeda dan Anda harus saksikan sendiri seperti apa jadinya," ujar Oka.

Film layar lebar yang diadaptasi lepas dari novel karangan Laksmi Pamuntjak ini bercerita tentang Aruna yang melakukan perjalanan kerja ke empat kota di Indonesia. Kunjungan kerja ini dinikmati bersama kedua temannya, Bono dan Nad, yang juga gemar berburu kuliner.

Ketika sedang di tengah perjalanan, Aruna bertemu dengan mantan rekan kerja yang pernah dia taksir bernama Farish. Sambil menikmati masakan nusantara, keempatnya terlibat dalam percakapan yang mengungkapkan jati diri dan rahasia terpendam.

Film ini disutradarai oleh Edwin dan ditulis oleh Titien Wattimena dengan produser Meiske Taurisia serta Muhammad Zaidy. Aruna dan Lidahnya tayang di bioskop mulai 27 September 2018 mendatang.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6128 seconds (0.1#10.140)