Quraish Shihab: Al-Qur'an Tidak Menggunakan Metode Penyusunan Buku Ilmiah

Selasa, 19 Maret 2024 - 04:00 WIB
loading...
Quraish Shihab: Al-Quran Tidak Menggunakan Metode Penyusunan Buku Ilmiah
Prof. Quraish Shihab. Foto: Ist
A A A
Agama Islam merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang sebaik-baiknya. Allah berfirman:

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا

Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.( QS Al Isra ’:9)

Qurash Shihab dalam bukunya berjudul "Membumikan Al-Qur'an" mengatakan Al-Qur'an memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul SAW, untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.

بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَٱلزُّبُرِ ۗ وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ

Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Qur'an) untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar mereka berpikir ( QS 16 :44).



Di samping keterangan yang diberikan oleh Rasulullah SAW , Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar memperhatikan dan mempelajari Al-Qur'an.

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Tidaklah mereka memperhatikan isi Al-Qur'an, bahkan ataukah hati mereka tertutup. ( QS Muhammad : 24)

Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT dengan cara tawqifi, menurut Quraish, tidak menggunakan metode sebagaimana metode-metode penyusunan buku-buku ilmiah.

"Buku-buku ilmiah yang membahas satu masalah, selalu menggunakan satu metode tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal-pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Qur'an Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan induk silih-berganti diterangkan," jelas Quraish.

Persoalan akidah terkadang bergandengan dengan persoalan hukum dan kritik. Sejarah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam semesta.

Terkadang pula, ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dengan yang lainnya.



Misalnya, Quraish mencontohkan apa yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik.

Menurut Quraish, yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Qur'an dan hukum-hukum yang tercakup di dalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya.

Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan metafisika, Al-Qur'an tidak menggunakan istilah filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. "Yang demikian ini membuktikan bahwa Al-Qur'an tidak dapat dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia," paparnya.

Tujuan Al-Qur'an juga berbeda dengan tujuan kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Qur'an. Dengan mengetahui periode-periode tersebut, tujuan-tujuan Al-Qur'an akan lebih jelas.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3707 seconds (0.1#10.140)