Puasa Itu Adalah untuk Allah, Begini Penjelasannya

Senin, 25 Maret 2024 - 02:01 WIB
loading...
Puasa Itu Adalah untuk Allah, Begini Penjelasannya
Puasa benar-benar merupakan latihan dan ujian kesadaran akan adanya Tuhan yang Maha Hadir. Ilustrasi: SINDOnews
A A A
Sebuah Hadis menuturkan tentang adanya firman Tuhan (dalam bentuk Hadis Qudsi): "Semua amal seorang anak Adam (manusia) adalah untuk dirinya kecuali puasa , sebab puasa itu adalah untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan memberinya pahala."

Berkaitan dengan ini Ibn al-Qayyim al-Jawzi dalam kitab "Zad al-Ma'ad fi Huda Khayr al-Ibad" memberi penjelasan sebagai berikut:

Puasa itu adalah untuk Tuhan seru sekalian Alam, berbeda dari amal-amal yang lain. Sebab seseorang yang berpuasa tidak melakukan sesuatu apa pun melainkan meninggalkan syahwatnya, makanannya dan minumannya demi Sesembahannya.

Orang itu meninggalkan segala kesenangan dan kenikmatan dirinya karena lebih mengutamakan cinta Allah dan ridla-Nya. Puasa itu rahasia antara seorang hamba dan Tuhannya, yang orang lain tidak mampu melongoknya.



Sesama hamba mungkin dapat melihat seseorang yang berpuasa meninggalkan segala sesuatu yang membatalkan makan, minum, dan syahwatnya demi Sesembahannya, maka hal itu merupakan perkara yang tidak dapat diketahui sesama manusia. Itulah hakikat puasa.

Nurcholish Madjid dalam bukunya berjudul "Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah" (Yayasan Paramadina, 1994 mengatakan salah satu hakikat ibadah puasa ialah sifatnya yang pribadi atau personal, bahkan merupakan rahasia antara seorang manusia dengan Tuhannya.

"Dan segi kerahasiaan itu merupakan letak seorang manusia dengan Tuhannya," tuturnya.

Sedangkan dari segi kerahasiaan itu merupakan letak dan sumber hikmahnya, yang kerahasiaan itu sendiri terkait erat dengan makna keikhlasan dan ketulusan.

Menurutnya, antara puasa yang sejati dan puasa yang palsu hanyalah dibedakan oleh, misalnya, seteguk air yang dicuri minum oleh seseorang ketika ia berada sendirian.



Puasa benar-benar merupakan latihan dan ujian kesadaran akan adanya Tuhan yang Maha Hadir (Ompnipresent), dan yang mutlak tidak pernah lengah sedikitpun dalam pengawasan-Nya terhadap segala tingkah laku hamba-hamba-Nya.

Puasa adalah penghayatan nyata akan makna firman bahwa "Dia (Allah) itu bersama kamu di mana pun kamu berada, dan Allah itu Maha Periksa akan segala sesuatu yang kamu perbuat."

"Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; maka ke mana pun kamu menghadap, di sanalah Wajah Allah." [ QS. al-Baqarah/2 :183]

"Sungguh Kami (Allah) telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya sendiri." [ QS. Qaf/50 :16]

"Ketahuilah olehmu sekalian bahwa Allah menyekat antara seseorang dan hatinya sendiri..." [ QS. al-Anfal/8 :24]

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2404 seconds (0.1#10.140)