Testosteron Rendah Bisa Bikin Pria Alami Penyakit Kronis

Selasa, 23 Oktober 2018 - 17:31 WIB
Testosteron Rendah Bisa...
Testosteron Rendah Bisa Bikin Pria Alami Penyakit Kronis
A A A
NEW YORK - Tingkat testosteron rendah pria telah dikaitkan dengan penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi. Kondisi ini pun bisa terjadi sebelum usia 40 tahun.

Seperti diketahui, testosteron adalah hormon seks yang dihasilkan di testis pria. Fungsi testosteron adalah membantu pembentukan organ seksual saat bayi laki-laki mengalami masa pertumbuhan. Jika testosteron rendah, hal itu bisa memberikan dampak yang besar dan penting pada kesehatan pria, terutama pada kehidupan seksualnya. Testosteron rendah bisa menyebabkan kesulitan ereksi, atau kesulitan mempertahankan ereksi.

Sementara, seperti dilansir Zeenews, studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan penurunan kadar testosteron dapat berkontribusi terhadap penurunan kesehatan secara keseluruhan dan peningkatan risiko untuk penyakit kronis. Hal ini diungkap oleh penulis utama studi Mark Peterson, Asisten Profesor di Universitas Michigan di Amerika Serikat.

Peneliti menggunakan data dari US National Health and Nutrition Examination Survey dan memeriksa sejauh mana hipogonadisme lazim diantara pria dan segala usia. Hipogonadisme merupakan proses ketika kelenjar kelamin tubuh memproduksi sedikit atau tanpa hormon.

Peneliti memeriksa prevalensi sembilan kondisi kronis diantaranya diabetes tipe-2, arthritis, penyakit kardiovaskular, stroke, penyakit paru, trigliserida tinggi, hiperkolesterolemia, hipertensi dan depresi klinis pada lebih dari 2.000 pria dalam survei berusia 20 tahun.

Para peneliti mempelajari prevalensi multimorbiditas atau kondisi, dimana dua atau lebih kondisi kronis diantara tiga kelompok usia (pria muda, setengah baya dan lebih tua) dengan dan tanpa kekurangan testosteron.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa testosteron total yang rendah berkaitan dengan multimorbiditas pada semua kelompok usia. Namun kondisi ini lebih banyak terjadi di kalangan pria muda dan tua dengan defisiensi testosteron.

"Pria harus peduli tentang penurunan total testosteron, bahkan jika belum mencapai tingkat untuk menjamin diagnosis klinis (kurang dari 300 nanogram per desiliter)," kata Peterson.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1032 seconds (0.1#10.140)