Diet Sembarangan Bisa Memicu Penyakit Jantung

Kamis, 25 Oktober 2018 - 11:40 WIB
Diet Sembarangan Bisa Memicu Penyakit Jantung
Diet Sembarangan Bisa Memicu Penyakit Jantung
A A A
TREN diet tanpa olahraga jamak dilakoni. Padahal minimnya pengetahuan diet yang tepat bisa mengancam kesehatan. Salah satunya risiko penyakit jantung. Hal tersebut diungkapkan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Kardiovaskular Rumah Sakit Awal Bros Tangerang dr. Yudistira Panji Sentosa SpPDKKV. Ia menilai, banyak orang yang ingin memiliki berat badan ideal namun dengan cara instan.

Misalnya, seperti melakukan diet tanpa olahraga, diet dengan mengonsumsi lemak saja atau diet dengan tinggi protein, dan sebagainya. Sementara itu, diet yang dilakukan tanpa pengawasan dokter bisa berakibat munculnya berbagai macam penyakit termasuk kegagalan jantung.

“Diet yang rendah karbo dan tinggi lemak dapat berakibat meningkatkan kolesterol sehingga berisiko terkena serangan jantung,” ujar dr. Yudistira. Jika yang dikonsumsi lemak jahat, perlahan-lahan akan terjadi akumulasi lemak.

Lalu akumulasi lemak di dalam darah akan menimbulkan penimbunan lemak dan berisiko menjadi flek atau sumbatan pada pembuluh darah. Jika terjadi pada pembuluh darah di otak, maka akan menimbulkan stroke.

Sedangkan jika terjadinya di mata, akan menimbulkan kebutaan. Adapun jika terjadi di organ ginjal, akan menimbulkan gagal ginjal. Namun, dari semuanya paling sering terjadi di jantung yang menyebabkan penyakit jantung.

Sebenarnya, katanya, diet bukanlah tidak makan atau mengurangi jatah makan, tetapi dengan mengatur asupan nutrisi dan pola makan berdasarkan jenis dan waktunya. Hal yang juga ia tekankan adalah diet harus diselingi dengan olahraga dan istirahat cukup agar tubuh tetap bugar.

Tapi, perlu diingat, olahraga tanpa pemanasan dan cenderung berlebihan dalam arti melebihi batas kemampuan jantung dapat berakibat serangan jantung. “Olahraga juga perlu memperhatikan kondisi tubuh.

Jika memang sudah terbiasa olahraga, seperti atlet, otot jantungnya sudah terbiasa. Tetapi, bagi orang yang tidak pernah atau jarang olahraga, jika langsung dipaksa mendadak olahraga, apalagi tanpa pelatihan dan pemanasan kemudian tidak diakhiri dengan pendinginan bisa menyebabkan kerja jantung menjadi menurun,” kata Yudhistira.

Olahraga yang baik ialah sesuai dengan target detak jantung per menit (bpm) maksimal. Rumus menghitungnya, 220 dikurangi usia kita, lalu hitung 80%-nya. Misalnya, usia 50, maka 220-50=170. Lalu, 80% dari 170 ialah sekitar 150.

Berarti detak jantung maksimal orang berusia 50 saat berolahraga ialah 150 bpm. Karenanya, hindari memaksakan diri lebih dari itu sebab akan membuat jantung bekerja ekstra. Untuk mencobanya bisa dilakukan dengan treadmill test atau olahraga dengan menggunakan jam tangan pintar (smartwatch ) yang bisa mendeteksi denyut jantung.

Berdasarkan Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi tertinggi untuk penyakit kardiovaskuler di Indonesia adalah penyakit jantung koroner, yakni sebesar 1,5%. Sebanyak 39% penderita jantung di Indonesia berusia kurang dari 44 tahun yang merupakan usia produktif.

Karenanya, dalam menyambut hari jantung dunia, Rumah Sakit Awal Bros yang memiliki Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah mengangkat tema diskusi “Diet dan Olahraga yang Salah Sebabkan Serangan Jantung”.

Marketing Manager Corporate Rumah Sakit Awal Bros dr. James Carlos mengatakan, acara itu bertujuan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjalani gaya hidup sehat. “Kita perlu menjaga keseimbangan hidup sehat dan mengatur perilaku yang seimbang,” kata dr. James.

Mengingat serangan jantung bisa muncul tanpa gejala. “Maka itu, kita harus mulai mewaspadai dengan rutin memeriksakan kesehatan jantung kita,” katanya. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia, bahkan di dunia.

Penyakit jantung yang sebelumnya relatif lebih banyak menyerang mereka berusia 50 tahun ke atas, tapi sekarang semakin bergeser ke usia produktif, yaitu usia 30- 40 tahun. Gaya hidup tak sehat menjadi salah satu faktor penyebab pergeseran itu.

“Pasien saya ada yang umur 30 tahun sudah kena serangan jantung. Umumnya, penyebabnya karena gaya hidup, seperti merokok, stres tinggi, termasuk asupan makanan yang masuk ke tubuh seperti diet tadi,” tutur dr. Yudistira.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7375 seconds (0.1#10.140)