Gunakan Bahan Dasar Ramah Lingkungan, ISAGO Ingin Ubah Stigma 'High Class' pada Perhiasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bisnis perhiasan di Tanah Air sering kali menjadi bidang usaha yang eksklusif dan penggunaannya kerap diidentikkan dengan kalangan atas. ISAGO hadir untuk mengubah stigma tersebut dengan menghadirkan koleksi perhiasan yang ramah di kantong melalui penggunaan bahan dasar 14K recycled gold dan Lab-Grown Diamond.
Meski demikian, kualitasnya tetap tidak kalah dengan natural diamond pada umumnya, sehingga ISAGO dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan tidak tersegmentasi.
Penggunaan full emas daur ulang 14K ini sudah teruji bebas karat atau tidak mudah teroksidasi. Sementara untuk penggunaan Lab-Grown Diamonds bukan hanya menjadikan lebih ramah di kantong, melainkan juga ramah lingkungan bila ditinjau melalui produksinya yang tidak melewati proses penambangan, dibandingkan dengan natural diamond.
Bisnis ini didirikan oleh Valencia Tanoesoedibjo bersama Jenifer Patricia, Hendra Zhou, Jeanice Lie, dan Natalia Ie, serta beberapa investor ternama, termasuk Nagita Slavina, Shandy Purnamasari, Hanifa Ambadar, dan Novita Imelda.
"Kita mau fokus untuk membuat perhiasan yang lebih affordable karena perhiasan selalu identik dengan high class. Dengan penggunaan dasar 14K recycled gold dan Lab-Grown Diamond jadi lebih menjangkau mass market," kata Natalia Ie, Co-CEO dan Co-Founder ISAGO dalam acara Soft Launching ISAGO di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2024).
Natalie Ie juga berharap kehadiran ISAGO dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui seluk-beluk barang yang dipakai. Bukan sekadar memakainya, tapi juga mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan, terutama bagi lingkungan.
Komitmen ISAGO untuk menyediakan perhiasan berbahan dasar ramah lingkungan ini ternyata berdampak besar. ISAGO menghadirkan koleksi yang memiliki emisi karbon 63% lebih rendah dan penggunaan air tujuh kali lebih sedikit (per produksi carat).
ISAGO juga bermitra dengan Bumiterra, organisasi penedia jasa restorasi hutan yang fokus pada solusi penghapusan karbon serta regenerasi ekosistem berbasis masyarakat dan alam dengan menghijaukan kembali lahan yang telah terdegradasi di Borneo, Kalimantan Barat.
ISAGO telah memberdayakan salah satu lahan di sana, yaitu Desa Rumbih. Setelah dilakukan perhitungan yang rinci, Bumiterra juga menemukan bahwa ISAGO mengurangi konversi lahan-deforestasi-aktivitas kehilangan keanekaragaman hayati sebanyak 1.281 kali, serta hanya membutuhkan setengah dari penggunaan energi (per produksi karat) pada perhiasan yang diproduksi.
"Dengan produk ini kita ingin mengedukasi agar masyarakat lebih peduli soal asal produk yang dipakainya dari mana, cara membuatnya bagaimana, dan produk ini juga ada makna penting di baliknya," pungkas Natalie.
Lihat Juga: Wujudkan Kota Hijau Ramah Lingkungan, Kang Emil Bakal Beri Insentif Warga yang Tanam Pohon di Ruang Privat
Meski demikian, kualitasnya tetap tidak kalah dengan natural diamond pada umumnya, sehingga ISAGO dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan tidak tersegmentasi.
Penggunaan full emas daur ulang 14K ini sudah teruji bebas karat atau tidak mudah teroksidasi. Sementara untuk penggunaan Lab-Grown Diamonds bukan hanya menjadikan lebih ramah di kantong, melainkan juga ramah lingkungan bila ditinjau melalui produksinya yang tidak melewati proses penambangan, dibandingkan dengan natural diamond.
Baca Juga
Bisnis ini didirikan oleh Valencia Tanoesoedibjo bersama Jenifer Patricia, Hendra Zhou, Jeanice Lie, dan Natalia Ie, serta beberapa investor ternama, termasuk Nagita Slavina, Shandy Purnamasari, Hanifa Ambadar, dan Novita Imelda.
"Kita mau fokus untuk membuat perhiasan yang lebih affordable karena perhiasan selalu identik dengan high class. Dengan penggunaan dasar 14K recycled gold dan Lab-Grown Diamond jadi lebih menjangkau mass market," kata Natalia Ie, Co-CEO dan Co-Founder ISAGO dalam acara Soft Launching ISAGO di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2024).
Natalie Ie juga berharap kehadiran ISAGO dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui seluk-beluk barang yang dipakai. Bukan sekadar memakainya, tapi juga mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan, terutama bagi lingkungan.
Komitmen ISAGO untuk menyediakan perhiasan berbahan dasar ramah lingkungan ini ternyata berdampak besar. ISAGO menghadirkan koleksi yang memiliki emisi karbon 63% lebih rendah dan penggunaan air tujuh kali lebih sedikit (per produksi carat).
ISAGO juga bermitra dengan Bumiterra, organisasi penedia jasa restorasi hutan yang fokus pada solusi penghapusan karbon serta regenerasi ekosistem berbasis masyarakat dan alam dengan menghijaukan kembali lahan yang telah terdegradasi di Borneo, Kalimantan Barat.
ISAGO telah memberdayakan salah satu lahan di sana, yaitu Desa Rumbih. Setelah dilakukan perhitungan yang rinci, Bumiterra juga menemukan bahwa ISAGO mengurangi konversi lahan-deforestasi-aktivitas kehilangan keanekaragaman hayati sebanyak 1.281 kali, serta hanya membutuhkan setengah dari penggunaan energi (per produksi karat) pada perhiasan yang diproduksi.
"Dengan produk ini kita ingin mengedukasi agar masyarakat lebih peduli soal asal produk yang dipakainya dari mana, cara membuatnya bagaimana, dan produk ini juga ada makna penting di baliknya," pungkas Natalie.
Lihat Juga: Wujudkan Kota Hijau Ramah Lingkungan, Kang Emil Bakal Beri Insentif Warga yang Tanam Pohon di Ruang Privat
(tsa)