Peremajaan Vagina, Perlukah?

Kamis, 29 November 2018 - 15:00 WIB
Peremajaan Vagina, Perlukah?
Peremajaan Vagina, Perlukah?
A A A
JAKARTA - Peremajaan vagina (vaginal rejuvinatio) pada hakikatnya bukanlah tren semata, melainkan suatu kebutuhan esensial perempuan. Apa manfaatnya?

Sebagai salah satu kemajuan di bidang ginekologi, peremajaan vagina merupakan kabar baik bagi perempuan yang membutuhkan perawatan vagina sebagai dampak perubahan anatomi organ intim tersebut dalam fase kehidupan.

Tindakan peremajaan vagina, baik secara non-invasif, semiinvasif, maupun invasif, terbukti dapat memperbaiki jaringan dan kelenturan dinding vagina, meningkatkan sensasi saat bersetubuh, memperbaiki kulit labia yang mengendur dan tidak kenyal, yang secara keseluruhan dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan.

Dr Yassin Yanuar Mohammad SpOG (K) MSc, CEO Bamed Healthcare Group, memaparkan, layanan secara invasif (operasi), semi-invasif, maupun non-invasif diberikan berdasarkan hasil diagnosis ahli serta kebutuhan pasien dan menjadi solusi bagi permasalahan kebidanan, kandungan, dan vagina.

“Peremajaan vagina merupakan sebuah kebutuhan yang penting dilakukan, terutama bagi perempuan yang sudah menikah dan melahirkan,” kata dr Yassin.

Perubahan fisik vagina, seperti penampilan kulit labia yang terlihat mengendur dan berkurangnya kelenturan dinding vagina, dapat menurunkan kepercayaan diri perempuan.

Permasalahan ini bisa diatasi dengan melakukan tindakan peremajaan vagina, baik secara invasif, semi-invasif, maupun noninvasif. Pada kesempatan yang sama, dr Ni Komang Yeni Dhanasari SpOG yang berpengalaman dalam bidang ginekologi estetika mengatakan, sejak masa pubertas sampai masa menopause, vagina mengalami beberapa fase yang dapat menurunkan elastisitasnya akibat perubahan hormon, kehamilan, dan persalinan.

Masalah yang umum terjadi adalah pascamelahirkan jaringan vagina menjadi kendur, menciptakan rasa longgar dan berkurangnya kepekaan di daerah vagina, sulit mengontrol urine akibat hilangnya kekuatan di uretra karena struktur pendukung pelvis yang lemah, serta renggang dan kering di daerah vagina.

Di samping itu, pergeseran hormon yang terjadi karena menopause menyebabkan lapisan vagina kering, kurang elastis, dan meradang. Dia menegaskan, peremajaan vagina bukan hanya soal mencari kenikmatan seksual, melainkan juga bertujuan membantu meraih kematangan fisik sehingga pasien bisa semakin meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas hidupnya.

“Peremajaan vagina bukanlah suatu hal yang tabu untuk dibicarakan sehingga perempuan tidak usah malu untuk mengemukakan kebutuhannya dan mencari solusi akan hal ini,” ujar dr Yeni.

Metode Noninvasif
Tentang prosedur noninvasif, sifatnya tidak melukai permukaan kulit dan mukosa vagina. Keunggulannya ialah tingkat kesulitannya lebih rendah serta dapat dilakukan secara sadar dan nyaman. Selama tindakan berlangsung, pasien akan merasakan kenaikan temperatur yang menimbulkan rasa hangat di daerah vagina maupun labia.

Kenaikan temperatur tersebut dibutuhkan untuk memicu pengencangan yang dimaksud, durasinya hanya akan memakan waktu selama 20 menit.

Setelah tindakan noninvasif, pasien diizinkan langsung pulang dan bisa beraktivitas seperti biasanya, seperti berolahraga, bahkan langsung berhubungan intim dengan pasangan.

Meski demikian, prosedur non-invasif sebaiknya tidak dilakukan saat masa premenstrual syndrome (PMS) karena biasanya tubuh akan lebih sensitif sehingga treatment ini terasa kurang nyaman dilakukan pada area sensitif.

Prosedur ini bersifat tidak permanen tetapi dapat dilakukan proses touch up secara berkala, yaitu antara 6-24 bulan, tergantung kebutuhan.

Layaknya penggunaan teknologi radio frequency sebagai upaya anti-penuaan terhadap wajah, peremajaan vagina secara non-invasif juga menggunakan prinsip yang sama untuk perawatan labia remodeling, labia majora tightening, labia majora brightening, serta vaginal tightening atau pengencangan vagina.

Bamed Womenís Clinic memiliki beberapa treatment peremajaan vagina, salah satunya CO2 fractional laser, suatu tindakan non-invasif menggunakan teknologi laser untuk remodeling jaringan vagina dan mengembalikan jaringan vagina menjadi muda kembali. (Sri Noviarni)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4030 seconds (0.1#10.140)