Perang Iran-Israel Mendidih, Harga BBM di Indonesia Dipastikan Tak Berubah

Senin, 15 April 2024 - 14:12 WIB
loading...
Perang Iran-Israel Mendidih, Harga BBM di Indonesia Dipastikan Tak Berubah
Kementerian ESDM menjamin harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan berubah hingga Juni 2024 walaupun terjadi eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah saat Iran melayangkan serangan ke Israel. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan berubah hingga Juni 2024 walaupun terjadi eskalasi konflik di wilayah Timur Tengah. Seperti diketahui konflik Iran-Israel memanas di tengah serangan yang melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone.



Efek perang Iran-Israel sempat mendongkrak harga minyak mentah dunia terdongkrak naik, meski hanya sebentar. Namun efek berkepanjangan dari konflik di Timur Tengah dikhawatirkan bakal berimbas kepada harga BBM di Tanah Air.



Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji buka suara ketika ditanya terkait kemungkinan adanya kenaikan harga BBM akibat prediksi meningkatnya harga minyak dunia imbas serangan Iran terhadap Israel.

"Ya, harga BBM masih seperti itu (tidak berubah sampai Juni),” jelasnya dalam sebuah webinar bertemakan "Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI" yang disaksikan secara virtual, Senin (15/4/2024).

Tutuka juga mengungkapkan, bahwa sejatinya masih banyak pihak yang menginginkan apabila harga minyak tidak terlalu tinggi.

"Kalau kita amati selama 100 tahun, harga minyak itu sebetulnya lebih cenderung rendah, kalau spike karena ada seperti ini gangguan geopolitik, spike ini kemudian turun. Kakinya spike itu empat sampai lima tahun nanti datar lagi, dunia kecenderungan selama 100 tahun itu lebih stabil," terang Tutuka.

Ia juga menambahkan, pemerintah saat ini juga masih menunggu respons Israel terhadap serangan Iran. Menurutnya, kecendrungan dunia yang tidak ingin harga minyak terlalu tinggi juga menjadi faktor yang sangat kuat untuk pertimbangan lebih jauh tentang eskalasi.

"Jadi kita perlu hati-hati bahwa ini hal short term dulu, kecuali ada yang luar biasa nanti kita lihat dulu, kita selalu amati perubahannya," imbuh Tutuka.

Kendati demikian, Tutuka menuturkan, bahwa pihaknya sudah melakukan simulasi-simulasi dampak eskalasi konflik di Timur Tengah terhadap harga minyak, termasuk mengenai berbagai parameter seperti kurs, ICP (Indonesian Crude Oil Price) atau harga patokan minyak mentah Indonesia, serta faktor-faktor lainnya.

"Itu (simulasi) yang akan kami sampaikan untuk pihak terkait, kemudian diharapkan bisa jadi pengambilan keputusan," pungkas Tutuka.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9023 seconds (0.1#10.140)