Bali Disebut Over Tourism, Sandiaga Uno Bersyukur Pulau Dewata Diminati Wisatawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bali menjadi salah satu destinasi wisata popular dan menjadi favorit wisatawan domestik dan mancanegara. Namun, Pulau Dewata ini kembali menjadi sorotan media luar lantaran dianggap terlalu padat.
Wisatawan mancanegara melihat Bali sebagai tempat berlibur yang tenang, kental dengan budaya dan mampu memanjakan mata dengan keindahan alamnya. Akan tetapi, belakangan ini Bali mendadak sangat padat pengunjung.
Oleh karenanya banyak wisatawan luar yang beranggapan Bali menjadi over tourism dan bukan destinasi yang senyaman seperti dulu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku bersyukur bahwa pesona Bali masih melekat di hati pengunjungnya.
“Pertama Bali ini kembali menjadi destinasi yang paling diminati oleh para wisatawan dan ini harus kita syukuri,” ujar Sandiaga Uno dalam acara Halal Bihalal Kemenparekraf di Balairung Soesilo Soedarman, Jumat (19/4/2024).
Namun, Sandiaga menegaskan bahwa Pulau Bali sebetulnya belum masuk kategori over tourism. Sebab, para wisatawan lebih banyak berkumpul di kawasan Bali Selatan, khususnya Nusa Dua, Badung dan Denpasar saja.
“Karena sebetulnya kalau Bali sebagai pulau ini masih belum over tourism. Tapi kalau Bali Selatan, karena semua terpusat hanya di lokasi Nusa Dua dan Bali Selatan ini memang terlihat peningkatan beban yang signifikan,” ujarnya.
Oleh karenanya, padatnya pengunjung yang hanya berpusat di Bali Selatan menjadi tantangan bagi Kemenparekraf agar wisatawan dapat terdistribusi dengan baik ke kota-kota atau destinasi lain di Bali.
“Ke depannya kami harus pastikan bahwa kunjungan wisatawan ke Bali ini harus lebih terdistribusi ke Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur, sehingga bebannya gak hanya di Bali Selatan” kata Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menjelaskan bahwa daerah Bali Barat, Bali Utara dan Bali Timur memiliki keindahan dan pesonanya masing-masing yang tak kalah indahnya dengan Bali Selatan.
Bahkan, ia pun melihat adanya peluang yang bagus di beberapa daerah tersebut. Oleh karenanya Kemenparekraf akan terus berupaya untuk meratakan penyebaran pengunjung yang datang ke Bali.
“Saya melihat peluang itu ada, dengan pendekatan ecotourism, pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. Hanya di Badung dan Denpasar, ya ini PR besar untuk kami agar wilayah lainnya yang sangat indah bisa dikunjungi wisatawan,” tutur dia.
Wisatawan mancanegara melihat Bali sebagai tempat berlibur yang tenang, kental dengan budaya dan mampu memanjakan mata dengan keindahan alamnya. Akan tetapi, belakangan ini Bali mendadak sangat padat pengunjung.
Oleh karenanya banyak wisatawan luar yang beranggapan Bali menjadi over tourism dan bukan destinasi yang senyaman seperti dulu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku bersyukur bahwa pesona Bali masih melekat di hati pengunjungnya.
“Pertama Bali ini kembali menjadi destinasi yang paling diminati oleh para wisatawan dan ini harus kita syukuri,” ujar Sandiaga Uno dalam acara Halal Bihalal Kemenparekraf di Balairung Soesilo Soedarman, Jumat (19/4/2024).
Namun, Sandiaga menegaskan bahwa Pulau Bali sebetulnya belum masuk kategori over tourism. Sebab, para wisatawan lebih banyak berkumpul di kawasan Bali Selatan, khususnya Nusa Dua, Badung dan Denpasar saja.
“Karena sebetulnya kalau Bali sebagai pulau ini masih belum over tourism. Tapi kalau Bali Selatan, karena semua terpusat hanya di lokasi Nusa Dua dan Bali Selatan ini memang terlihat peningkatan beban yang signifikan,” ujarnya.
Oleh karenanya, padatnya pengunjung yang hanya berpusat di Bali Selatan menjadi tantangan bagi Kemenparekraf agar wisatawan dapat terdistribusi dengan baik ke kota-kota atau destinasi lain di Bali.
“Ke depannya kami harus pastikan bahwa kunjungan wisatawan ke Bali ini harus lebih terdistribusi ke Bali Barat, Bali Utara, dan Bali Timur, sehingga bebannya gak hanya di Bali Selatan” kata Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno menjelaskan bahwa daerah Bali Barat, Bali Utara dan Bali Timur memiliki keindahan dan pesonanya masing-masing yang tak kalah indahnya dengan Bali Selatan.
Bahkan, ia pun melihat adanya peluang yang bagus di beberapa daerah tersebut. Oleh karenanya Kemenparekraf akan terus berupaya untuk meratakan penyebaran pengunjung yang datang ke Bali.
“Saya melihat peluang itu ada, dengan pendekatan ecotourism, pariwisata yang lebih berkualitas dan berkelanjutan. Hanya di Badung dan Denpasar, ya ini PR besar untuk kami agar wilayah lainnya yang sangat indah bisa dikunjungi wisatawan,” tutur dia.
(tdy)