Kajian: Risiko Serangan Jantung Meningkat di Malam dan Hari Natal

Selasa, 25 Desember 2018 - 10:36 WIB
Kajian: Risiko Serangan Jantung Meningkat di Malam dan Hari Natal
Kajian: Risiko Serangan Jantung Meningkat di Malam dan Hari Natal
A A A
JAKARTA - Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh British Medical Journal (BMJ) pada 2018 menyebutkan bahwa pada malam Natal dan hari Natal, risiko serangan jantung meningkat. Namun berbeda halnya saat Paskah dan pertandingan olahraga seperti Piala Dunia, di mana risiko serangan jantung terbilang rendah.

Dilansir dari Forbes, kendati demikian, berdasarkan pengamatan, risiko serangan jantung tertinggi terjadi pada malam Natal. Umumnya, serangan jantung meningkat dua kali lipat pada minggu terakhir bulan Desember.

"Jadi hari Senin (minggu terakhir bulan Desember), serangan jantung terjadi pada pukul 08.00. Ini bukan pertanda baik jelang Natal keesokan harinya. Risiko serangan jantung tertinggi yang diamati sebenarnya terjadi pada malam Natal," ujar Dokter Moman A Mohammad dari Department of Cardiology, Clinical Sciences, Lund University, Skane University Hospital, Lund, Swedia.

Tak tanggung-tanggung, pada malam Natal, risiko serangan jantung meningkat hingga 37% dan pukul 22.00 merupakan waktu risiko terkena serangan jantung paling tinggi. Sementara, serangan jantung yang terjadi pada malam Natal disebabkan karena plak kolesterol pada dinding arteri yang menyediakan darah dan oksigen ke jantung.

Saat plak membesar atau pecah dan membentuk gumpalan, plak akan menghalangi aliran darah sehingga menyebabkan serangan jantung. Kondisi ini dikenal juga sebagai infark miokard (myocardial infarction). Kemarahan, kecemasan, kesedihan dan stres mejadi faktor penyebab meningkatnya infark miokard. Sedangkan, hubungan risiko banyak dialami oleh lansia berusia lebih dari 75 tahun.

Banyak lansia menderita diabetes, riwayat penyakit arteri koroner. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa penyebab serangan jantung juga bisa dipicu karena anggota keluarga yang baru berkunjung setelah lama terpisah. Peneliti pun berharap penurunan jumlah infark miokard di minggu-minggu akhir setelah Natal dibandingkan dengan minggu-minggu menjelang liburan.

Tak hanya pada malam Natal dan Hari Natal, risiko infark miokard juga ditemukan lebih tinggi terjadi pada tahun baru. Peneliti menduga kondisi ini disebabkan karena konsumsi makanan, alkohol, paparan suhu dingin di malam hari atau kurang tidur saat pergantian malam.

"Faktor lainnya mungkin pasien menunda melaporkan gejala dan mencari perawatan jantung karena enggan mengganggu perayaan Natal. Kami berharap tingkat infark miokard bisa lebih rendah sebelum Natal," kata dia
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5818 seconds (0.1#10.140)