Viral! Pria Berpesta 4 Hari usai Tak Sadar Tertembak di Kepala, Dikira Kena Lempar Batu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Viral di media sosial seorang pria menggelar pesta selama empat hari berturut-turut setelah tak sadar tertembak di kepala. Insiden ini dialami oleh seorang siswa bernama Mateus Facio berusia 21 tahun.
Penembakan ini berawal saat pria itu sedang bersama teman-temannya di pantai dekat Rio de Janeiro, Brasil menggelar pesta tahun baru. Namun, ia tiba-tiba mendengar suara keras seperti tembakan di kepalanya dan diikuti rasa sakit yang menusuk.
Mateus langsung meletakkan tangannya ke atas kepalanya dan merasakan darah. Temannya yang merupakan dokter memperhatikan darah menetes dari kepala pria itu dan membantu menghentikan pendarahannya.
Namun, pria tersebut mengira dirinya baru saja terkena lemparan batu secara acak oleh seseorang sehingga ia langsung melanjutkan kegiatannya. Alih-alih ke rumah sakit, Mateus hanya mengoleskan es pada lukanya, dan kembali berpesta bersama teman-temannya.
Foto/Oddity Central
“Saya pikir itu adalah batu, kira-kira seperti itu. Itu seperti suara ledakan, saat bom meledak, tapi di dalam kepalaku. Pendarahannya berhenti, kami pergi, saya mandi dan pergi berpesta,” jelas Mateus dilansir dari Oddity Central, Selasa (30/4/2024).
Ia juga berkendara sejauh 300 km ke rumahnya di Juiz de Fora. Pada 3 Januari 2024, Mateus berangkat kerja seperti biasa, lalu pergi ke Rio de Janeiro untuk bertemu beberapa temannya, dan baru pada tanggal 4 sore menyadari ada yang tidak beres dengannya.
Setelah tidur siang pada 4 Januari 2024, Mateus merasakan lengan kirinya lebih lemah dari biasanya. Ia bisa menggerakkannya, tapi seperti tidak punya kekuatan atau koordinasi untuk mengambil sesuatu dengan benda itu hingga membuatnya merasa khawatir.
Mateus pun langsung bergegas mengunjungi rumah sakit terdekat, dan memberi tahu dokter tentang kepalanya yang dilempar batu pada empat hari sebelumnya. Kemudian hasil CT scan mengungkap bahwa terdapat peluru bersarang di kepalanya.
“Para dokter dan perawat yang melihat Mateus di sana hampir tidak dapat mempercayainya,” kata Mateus, Luciana.
“Bagi seseorang yang menghabiskan empat hari dengan peluru di kepala dan tidak merasakan apapun adalah hal yang tidak dapat dijelaskan.Dia dilahirkan kembali.Kita bisa merayakan kelahiran Matthew dua kali,” sambungnya.
Dokter menjelaskan kepada Mateus dan keluarganya bahwa peluru 9 mm di otaknya harus diangkat melalui pembedahan. Pasalnya, meskipun terletak di bagian yang kurang kritis di otaknya, hal tersebut dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari.
Selain itu, ada risiko yang terkait dengan prosedur ini, seperti pendarahan otak, kebocoran cairan otak, dan bahkan kematian. Namun operasi tersebut berhasil, dan Mateus menjalani pemulihan dengan baik.
Penembakan ini berawal saat pria itu sedang bersama teman-temannya di pantai dekat Rio de Janeiro, Brasil menggelar pesta tahun baru. Namun, ia tiba-tiba mendengar suara keras seperti tembakan di kepalanya dan diikuti rasa sakit yang menusuk.
Mateus langsung meletakkan tangannya ke atas kepalanya dan merasakan darah. Temannya yang merupakan dokter memperhatikan darah menetes dari kepala pria itu dan membantu menghentikan pendarahannya.
Namun, pria tersebut mengira dirinya baru saja terkena lemparan batu secara acak oleh seseorang sehingga ia langsung melanjutkan kegiatannya. Alih-alih ke rumah sakit, Mateus hanya mengoleskan es pada lukanya, dan kembali berpesta bersama teman-temannya.
Foto/Oddity Central
“Saya pikir itu adalah batu, kira-kira seperti itu. Itu seperti suara ledakan, saat bom meledak, tapi di dalam kepalaku. Pendarahannya berhenti, kami pergi, saya mandi dan pergi berpesta,” jelas Mateus dilansir dari Oddity Central, Selasa (30/4/2024).
Ia juga berkendara sejauh 300 km ke rumahnya di Juiz de Fora. Pada 3 Januari 2024, Mateus berangkat kerja seperti biasa, lalu pergi ke Rio de Janeiro untuk bertemu beberapa temannya, dan baru pada tanggal 4 sore menyadari ada yang tidak beres dengannya.
Setelah tidur siang pada 4 Januari 2024, Mateus merasakan lengan kirinya lebih lemah dari biasanya. Ia bisa menggerakkannya, tapi seperti tidak punya kekuatan atau koordinasi untuk mengambil sesuatu dengan benda itu hingga membuatnya merasa khawatir.
Mateus pun langsung bergegas mengunjungi rumah sakit terdekat, dan memberi tahu dokter tentang kepalanya yang dilempar batu pada empat hari sebelumnya. Kemudian hasil CT scan mengungkap bahwa terdapat peluru bersarang di kepalanya.
“Para dokter dan perawat yang melihat Mateus di sana hampir tidak dapat mempercayainya,” kata Mateus, Luciana.
“Bagi seseorang yang menghabiskan empat hari dengan peluru di kepala dan tidak merasakan apapun adalah hal yang tidak dapat dijelaskan.Dia dilahirkan kembali.Kita bisa merayakan kelahiran Matthew dua kali,” sambungnya.
Dokter menjelaskan kepada Mateus dan keluarganya bahwa peluru 9 mm di otaknya harus diangkat melalui pembedahan. Pasalnya, meskipun terletak di bagian yang kurang kritis di otaknya, hal tersebut dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari.
Selain itu, ada risiko yang terkait dengan prosedur ini, seperti pendarahan otak, kebocoran cairan otak, dan bahkan kematian. Namun operasi tersebut berhasil, dan Mateus menjalani pemulihan dengan baik.
(dra)