Melepas Penat dengan Wangi Semerbak di Taman Bunga Pandeglang

Selasa, 15 Januari 2019 - 11:37 WIB
Melepas Penat dengan Wangi Semerbak di Taman Bunga Pandeglang
Melepas Penat dengan Wangi Semerbak di Taman Bunga Pandeglang
A A A
PANDEGLANG - SEJAUH ini kawasan wisata yang terkenal di Banten adalah Pantai Anyer. Namun, tidak banyak yang tahu ada destinasi wisata yang menarik di Banten.

Wilayah Provinsi Banten ini memiliki bukit dan pegunungan yang dapat dikembangkan menjadi destinasi baru dan memiliki daya tarik wisatawan. Tepatnya di Kabupaten Pandeglang, terdapat taman bunga yang sangat cocok untuk mengisi liburan bersama keluarga dan orang-orang dekat Anda. Taman bunga ini atau juga biasa disebut dengan Kampung Jambu berada di Desa Sukasari, Kecamatan Kadu Hejo, Kabupaten Pandeglang.

Taman bunga dengan luas 7.000 meter ini memiliki berbagai jenis tanaman bunga buah dan sayur-sayuran sehingga banyak para pengunjung yang merasa senang melihatnya. Suasana di taman bunga tersebut sangat sejuk dengan bunga-bunga yang ada dan pastinya ada sejumlah spot foto untuk ber-selfie ria menjadi cocok untuk anak muda kekinian.

Taman bunga milik Suroso, 44, ini terkenal melalui media sosial sehingga banyak orang penasaran dan mendatangi tempat ini. Suroso mengubah kebun miliknya dengan taman bunga sehingga banyak pengunjung yang datang.

“Animo masyarakat terhadap kebun wisata ternyata sangat tinggi. Tempat itu kami namakan ëKebun Jambuí, karena awalnya itu yang lebih dulu ada. Sekarang malah yang terkenal kebun bunga,” kata Suroso.

Menurut pria kelahiran Malang, Jawa Timur, yang bekerja di perusahaan swasta ini, kebun jambu dan sayuran miliknya sudah berjalan cukup lama. Semula dia menjual hasil perkebunan dengan cara konvensional, yakni menjualnya di pasar.

“Konsepnya saya ubah. Pengunjung bisa membeli jambu dan sayuran langsung di kebun dan bisa memetik sendiri. Sementara kebun bunga dimaksudkan sebagai display untuk pengunjung bisa berfoto selfie. Jadi, selain petik di kebun, kami jual suasana, sesuai karakter masyarakat anak muda sekarang,” ujarnya.

Suroso masih keberatan jika lahan kebunnya dilabeli sebagai agrowisata kebun bunga. Ia lebih memilih sebagai kebun jambu dan mencoba menggugah masyarakat Pandeglang dan masyarakat urban farming lainnya untuk memanfaatkan lahan yang ada dengan berkebun sayuran, buah, ataupun bunga.

“Pengunjung yang datang ke sini memang diwajibkan membeli produk berupa benih ataupun bibit tanaman yang sudah dalam pot bunga. Kami siap dan sudah menjalin komunikasi dengan berbagai kelompok PKK, sekolah, dan instansi lainnya untuk memberikan pelatihan,” ujarnya.

Lokasi ini mulai dibuka sejak pukul 7 pagi hingga pukul 6 sore. Terdapat empat pilihan tiket masuknya dengan cara memilih paket produk dimulai dengan harga Rp7.000 hingga Rp25.000. Setelah itu, pengunjung bisa bebas berfoto ria mengelilingi taman bunga dan kebun sayuran.

Hera, pengunjung taman bunga asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan suasana perkebunan yang berada di kaki Gunung Karang ini memang sangat sejuk jika dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Banten.

Kesejukan lokasinya memang tidak seperti suasana taman bunga di Bogor atau lokasi lain yang ada di Puncak, Bandung, Jawa Barat. “Lokasinya sangat menarik, banyak berbagai jenis bunga,” kata Hera. Beberapa jenis bunga cukup banyak dan tersusun seperti bunga Selosia, Gemproma, Begonia. Jenis-jenis bunga tersebut sangat menarik jika dilihat.

Di lokasi ini juga terdapat beberapa sayuran impor dari Belanda seperti Labu Madu dan jenis sayuran lainnya. Pengunjung lainnya, Yeyen, warga Pandeglang, mengatakan adanya taman bunga tersebut menjadi alternatif dan pilihan berlibur bagi keluarganya. “Kami tidak hanya pergi ke pantai, tapi kita banyak pilihan berwisata yang terjangkau,” ujarnya.

Kehadiran kebun bunga atau kebun jambu di Kaduhejo setidaknya menjadi indikator jika sektor agrowisata Pandeglang harus serius dibangun dan dikembangkan. Sektor ini sesuai dengan visi Pemerintah Daerah Pandeglang.

Warga sekitar juga mulai merasakan dampak ramainya pengunjung. Lahan parkir dan warung sederhana bahkan booth sepeda motor berdiri. “Kalau pemuda di kampung sini, mereka bertugas menjaga parkiran motor dan mengatur arus lalu lintas. Ya, lumayan untuk kas pemuda” kata Encep, ketua pemuda setempat. (Teguh Mahardika)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3495 seconds (0.1#10.140)