Viral! Jepang Gelar Festival Kematian, Pengunjung Tidur di Peti Mati dan Menjelajah Akhirat
loading...
A
A
A
Adapun tujuan dari festival ini adalah untuk mengubah sikap masyarakat, mendorong masyarakat untuk menghadapi kematian dan berinteraksi dengan yang hidup. “Pada intinya, tema kematian menerangi aspek kehidupan seperti cinta, rasa syukur, dan hubungan,” tulis sebuah buklet untuk acara tersebut.
Di sisi lain, Jepang adalah negara dengan angka kematian yang tinggi, angka kelahiran yang sangat rendah, dan populasi yang menua. Para pendiri festival mengatakan niat mereka adalah untuk membantu orang-orang memikirkan kembali bagaimana hidup di masa kini dengan mengalami kematian.
“Jika Anda mulai merenungkan kehidupan dari saat-saat terakhirnya, Anda akan merasakan dunia yang benar-benar baru,” kata salah satu pendiri Festival Kematian Nozomi Ichikawa.
Di Shanghai, China dan kota Shenyang di timur laut menawarkan pengalaman kematian seperti simulasi proses pemakaman dan kremasi. Seorang peserta dari provinsi Guangdong di selatan negara tersebut berbagi pengalamannya di Weibo.
“Saya gagal dalam ujian masuk pascasarjana dan sangat terpukul. Tapi setelah terbaring di peti mati, saya menyadari itu bukan masalah besar,” ujar peserta tersebut.
Di sisi lain, Jepang adalah negara dengan angka kematian yang tinggi, angka kelahiran yang sangat rendah, dan populasi yang menua. Para pendiri festival mengatakan niat mereka adalah untuk membantu orang-orang memikirkan kembali bagaimana hidup di masa kini dengan mengalami kematian.
“Jika Anda mulai merenungkan kehidupan dari saat-saat terakhirnya, Anda akan merasakan dunia yang benar-benar baru,” kata salah satu pendiri Festival Kematian Nozomi Ichikawa.
Di Shanghai, China dan kota Shenyang di timur laut menawarkan pengalaman kematian seperti simulasi proses pemakaman dan kremasi. Seorang peserta dari provinsi Guangdong di selatan negara tersebut berbagi pengalamannya di Weibo.
“Saya gagal dalam ujian masuk pascasarjana dan sangat terpukul. Tapi setelah terbaring di peti mati, saya menyadari itu bukan masalah besar,” ujar peserta tersebut.
(dra)