Bedah Bariatrik Makin Populer untuk Turunkan Berat Badan, tapi Kenali Juga Risikonya

Rabu, 08 Mei 2024 - 16:38 WIB
loading...
Bedah Bariatrik Makin Populer untuk Turunkan Berat Badan, tapi Kenali Juga Risikonya
Ahli bedah digestif dari National Hospital dr. Iwan Kristian. Foto/MPI/Masdrul Khoiri
A A A
SURABAYA - Bedah bariatrik semakin populer di kalangan masyarakat. Bedah bariatrik adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mengobati obesitas alias kelebihan berat badan. Saat ini, metode yang potong lambung dianggap paling ampuh untuk menurunkan berat badan.

"Operasi bariatrik merupakan serangkaian prosedur bedah yang bertujuan untuk mengurangi berat badan dengan mengubah struktur sistem pencernaan atau kapasitas lambung," ujar ahli bedah digestif dari National Hospital dr. Iwan Kristian, Selasa (7/5/2024).

Menurutnya, metode dilakukan dalam operasi bariatrik meliputi gastrik sleeve, yakni menghapus sebagian lambung untuk mengurangi kapasitas makanan. Kemudian bypass lambung, yakni membuat perubahan pada saluran pencernaan untuk mengurangi penyerapan nutrisi dan kalori.



Ada juga pemasangan banding lambung dengan menempatkan benda berbentuk cincin di sekitar bagian atas lambung sebagai pembatas porsi makan. "Pada tindakan ini (bariatrik) lambung pasien akan dipotong 80 persen dan hanya disisakan 20 saja," terangnya.

Iwan mengungkapkan, cara ini paling efektif untuk menurunkan berat badan hingga 40 persen. Apakah berisiko? Menurutnya, operasi adalah operasi. Baik operasi besar maupun kecil membawa efek samping atau risiko.

"Konsekuensi dari operasi ini bisa berupa pendarahan, bocor hingga pasien mengalami kurang gizi (risiko jangka panjang)," paparnya.

Karena itu, bariatrikhanya akan ditujukan kepada pasien morbid obesity. Dengan kategori BMI lebih dari 40 atau obesitas kelas 3, kemudian bisa juga bagi orang dengan obesitas kelas 1 dan 2 namun memiliki penyakit.



Dokter yang mengoperasi juga harus berpengalaman untuk menghindari risiko, apalagi operasi pada pasien obesitas memiliki risiko tinggi.

Iwan menyampaikan, kendati metode ini paling efektif, namun pasien berpotensi untuk gemuk lagi jika tidak mematuhi petunjuk dokter.

"Pasien yang potong lambung tidak langsung kita iyakan. Ada diskusi dan pemeriksaan ke dokter jantung dan lain-lain untuk mempelajari riwayat kesehatan penyebab kegemukan," ujarnya.

Operasi hanya dilakukan pada pasien yang mempunyai komitmen tinggi untuk jaga makan dan disiplin.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2107 seconds (0.1#10.140)