Bukan Hanya Finalis, GAC 2018 Juga Beri Mentor Banyak Pengalaman

Senin, 28 Januari 2019 - 21:09 WIB
Bukan Hanya Finalis, GAC 2018 Juga Beri Mentor Banyak Pengalaman
Bukan Hanya Finalis, GAC 2018 Juga Beri Mentor Banyak Pengalaman
A A A
JAKARTA - Salah satu mentor ajang adu kreativitas Go Ahead Challenge 2018, Widi Puradiredja memetik banyak pengalaman dari acara tahunan tersebut. Widi bersama tujuh mentor lainnya yang berasal dari bidang musik, visual art, fotografi, dan kuliner, mengasah skill para finalis melalui sesi diskusi dan pelatihan intens.

Dari 18 finalis terpilih, akhirnya GAC 2018 mendapatkan para pemenangnya, yakni Faiz Aditya Rahman lewat karyanya bertajuk "Gate of Thousands" (Visual Art X Musik), Gabriella Elisabeth Edawani Fernandez dengan "Sailing, Home" (Musik X Visual Art), Rinto Saputra Muslim lewat "Other Dimension Astronaut" (Fotografi X Visual Art) dan Muhammad Fahaad Difinubun melalui "Bunga Liar Lestari" (Visual Art X Musik).

"Kami sebagai kurator berharap, setelah lulus dari ajang Go Ahead Challenge ini, seluruh pemenang dan finalis lainnya bisa memberi warna baru kepada industri kreatif Tanah Air di waktu yang akan datang," simpul Widi Purwadireja.

Selama penggodokan, Widi mengaku sangat antusias untuk dapat melihat karya akhirnya. Beberapa ide di bawah arahan Widi terbilang cukup unik. Mulai dari live act painting diiringi lagu kreasi sendiri, membuat video musik dari hanya berbekal jepretan ponsel, instalasi visual art yang diisi dengan lagu kreasi sendiri, hingga penampilan teatrikal dilengkapi ilustrasi dan instrumen musik dari alam.

"Sejauh ini, para finalis berhasil meyakinkan saya bahwa mereka mampu mengikuti setiap arahan dan berani menantang diri mereka lebih jauh lagi. Di setiap sesi konsultasi, saya serta teman-teman kurator lain berusaha untuk mengajak mereka mengeksplorasi potensi yang mereka miliki dan mempertajam skill maupun ketertarikan mereka pada bidang apa pun," jelasnya.

Widi sendiri sangat tertarik untuk mengikuti perkembangan finalis dalam berproses menciptakan sebuah karya tanpa batas. Menurutnya, mereka memiliki talenta yang cukup menjanjikan dan yang terpenting keberanian untuk berekspresi sebebas mungkin.

Selama sesi mentoring, setiap finalis didampingi oleh dua orang kurator dari bidang berbeda untuk mengonsepkan ide mereka agar dapat dipresentasikan melalui karya. Selain Widi, yang merupakan penabuh drum Maliq & D'Essentials, mentor lainnya antara lain Jason Ranti, Bill Satya, Naufal Abshar, Kendra Ahimsa, William Gozali, dan Martin Natadipraja.

Sementara itu, Martin Natadipraja yang bertindak sebagai kurator kuliner cukup takjub dengan apa yang diperlihatkan finalis asal Jambi, Ali Tasmin, yang menggabungkan visual art dengan kuliner. Dari ide kreatif Ali lahirlah makanan yang menyala dalam terang (glow in the dark). Bukan hanya Martin, Naufal Abshar, yang menjadi kurato visual art, pun sangat mengapresiasi karya Ali tersebut.

"Glow food ini di Indonesia belum common (umum). Yang dia lakukan di sini sudah hampir merealisasikan ide dia, karena sebenarnya butuh pemikiran panjang. Ali membuktikan karya apapun sebenarnya possible," imbuh Martin.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5711 seconds (0.1#10.140)