Belajar Matematika Ternyata Memberi Manfaat Kesehatan

Rabu, 03 April 2019 - 10:30 WIB
Belajar Matematika Ternyata Memberi Manfaat Kesehatan
Belajar Matematika Ternyata Memberi Manfaat Kesehatan
A A A
JAKARTA - Mengerjakan matematika bisa jadi adalah salah satu hal yang Anda hindari. Melihat angka berderet bisa membuat kepala menjadi pusing. Padahal, belajar matematika tak hanya mengasah kecerdasan tetapi juga berdampak bagi kesehatan, khususnya fungsi otak.

Otak manusia terdiri atas empat bagian yang disebut dengan lobus. Keempatnya disebut sebagai lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal. Setiap bagiannya memiliki fungsi dan lokasi yang berbeda. Saat mempelajari matematika, bagian otak yang bekerja adalah lobus frontal dan parietal. Lobus frontal terletak di daerah dahi dan berfungsi untuk memproses informasi baru, berpikir logis, mengatur gerakan tubuh, dan berbahasa. Sementara itu, lobus parietal berfungsi mengatur indra peraba (sentuhan), mendeteksi lokasi dan arah, serta berhitung.

Profesor Ryuta Kawashima melakukan penelitian dengan tujuan berusaha membandingkan otak responden yang bermain game dengan mereka yang mengerjakan soal matematika sederhana. Dia mengira otak responden yang bermain game akan lebih aktif. Namun, nyatanya, otak manusia justru lebih aktif saat mengerjakan soal matematika. Saat mengerjakan soal matematika sederhana, seperti perkalian, area otak prefrontal akan menjadi aktif.

Bagian ini berfungsi untuk belajar dan berpikir logis. Namun, saat mengerjakan matematika, bagian otak yang berfungsi untuk membaca juga menjadi aktif. Ini karena secara tidak sadar otak Anda akan mengingat kembali bacaan tabel perkalian. Mengerjakan soal matematika juga dapat mengaktifkan kedua sisi pada otak Anda (sisi kiri dan kanan), bahkan hanya untuk soal matematika sederhana.

Mengerjakan soal yang terlalu sulit justru akan membuat salah satu bagian otak saja yang aktif, yaitu otak kiri (kemampuan berbahasa). Hal ini terjadi karena Anda akan terus-menerus mengulang membaca soal sebelum sampai pada pemecahan. Sedangkan, jika hanya soal sederhana, kedua otak Anda akan bekerja secara seimbang.

Meski seringnya hanya disentuh saat masih usia sekolah atau produktif, matematika justru berguna bagi para lansia. Mengerjakan soal hitung-hitungan mampu membantu kondisi pikun agar tidak semakin parah. Menginjak usia lanjut, penurunan kemampuan kognitif rata-rata akan mengalami penurunan. Dengan mengerjakan soal matematika, lobus otak prefrontal akan diaktifkan.

Ketika bagian ini aktif, maka akan terjadi dua proses di dalam otak, yaitu kemampuan membaca soal dan angka-angka, mengoperasikan angka-angka, dan menggerakan tangan untuk menuliskan rumus, hitungan, dan hasil jawabannya. Inilah yang akan membantu para lansia meningkatkan kemampuan berpikirnya dan menurunkan risiko pikun bertambah parah.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5750 seconds (0.1#10.140)